Waspada Populasi Sapi Yang Terus Berkurang, Proteksi Usaha Peternakan Wajib Dilakukan Pemerintah

Penurunan Populasi Sapi Lokal Dari Tahun Ke Tahun Sangat Nyata (Signifikan)

Jawa Timur sudah lama ditetapkan sebagai salah satu lumbung sapi potong lokal dengan populasi sapi yang terbilang paling besar diantara daerah-daerah lain di Indonesia. Tetapi demikian, populasi sapi di Jatim juga mengalami penurunan yang sangat signifikan. Jika pada tahun 2011 populasi ternak sapi potong di Jatim mencapi 4,72 juta ekor tetapi pada tahun 2015 turun menjadi 4,26 juta ekor sapi potong.


Ternyata data yang lebih luas lagi menyebutkan bahwa penurunan populasi sapi tidak hanya terjadi di Jawa Timur tetapi juga di propinsi lainnya, sehingga secara nasional populasi sapi potong turun drastis. Ketua Perhimpunan Peternakan Sapi dan Kambing Indonesia (PPSKI) Teguh Boediyana menyebut, jumlah populasi sapi di Indonesia terus tergerus. Dari data Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah populasi di 2011 mencapai 14,5 juta ekor atau menurun hingga 2013 sebanyak Rp12,5 juta ekor sapi. "Ini ada pengurasan, kalau kami beranggapan waktu itu pemerintah kurang cermat menghitung berapa produksi," ujar Teguh di Jakarta.
Pemotongan betina produktif ditengarai merupakan salah satu penyebab turunnya populasi sapi lokal di negara kita. Kurangnya proteksi dan insentif dari pemerintah agar peternak lokal lebih bergairah menggemukkan dan memelihara sapi sepertinya juga menjadi salah satu penyebab menurunnya populasi sapi potong tersebut.
Menurut Tegus, perhitungan pemerintah yang menyatakan bahwa dengan 12,5 juta ekor mampu memenuhi 60 persen kebutuhan nasional itu salah. Sebab, jenis sapi lokal yang ada berbeda-beda. "Ini dianggap sapi besar semua. Inilah akurasi angka, sehingga salah perhitungan membuat salah membuat kebijakan, Implikasinya terjadi pengurasan," ujarnya.

Menurut Teguh, jika pemerintah tidak segera memproteksi peternakan supaya menghasilkan sapi lokal, maka target swasembada tidak akan tercapai. Bahkan, 12,5 juta ekor sapi akan terus berkurang. "Sebaiknya pemerintah proteksi peternakan ini supaya semakin maju. Bukan malah lakukan impor daging murah," ujarnya.

Pemerintah saat ini semakin gencar mendatangkan daging murah dari India yang berupa daging kerbau dan ternyata efeknya mulai terasa. Salah satu pengaruh yang terasa dengan adanya daging kerbau India adalah turunnya jumlah pemotongan sapi lokal di RPH-RPH. Sebagai contoh di RPH Pegirian Surabaya jika sebelumnya pemotongan perhari bisa mencapai 150 ekor, saat ini hanya berkisar 100 ekor per hari. Demikian juga dengan RPH Gadang Malang yang sebelumnya bisa potong sapo lokal sampai 70 ekor perhari saat ini hanya berkisar 30 an ekor saja perhari. Jika potongan terus turun maka bisa dipastikan biaya operasional RPH tidak akan tercukupi dari retribusi potong yang semakin sedikit jumlahnya.

Solusinya memang bukan daging murah yang harus dimasukkan pemerintah tetapi proteksi dan pembenahan agar peternak bergairah memelihara sapi terutama usaha breeding agar produksi sapi lokal bisa terus meningkat.

Data Populasi Ternak  Propinsi Jawa Timur



Jenis Ternak Tahun 2011Tahun 2012Tahun 2013Tahun 2014Tahun 2015
1 Sapi Potong 4.727.298 4.957.477 3.949.097 4.125.333 4.267.325
2 Sapi Perah 296.350 308.811 237.673 245.246 255.947
3 Kerbau 32.675 33.498 28.118 28.507 27.792
4 Kambing 2.830.915 2.879.369 2.937.980 3.090.159 3.178.197
5 Domba 942.915 1.088.602 1.185.472 1.221.755 1.282.910
6 Babi 34.465 37.312 46.090 41.875 44.602
7 Kuda 11.439 11.632 10.581 10.536 10.368
8 Ayam Buras 29.310.251 32.143.678 33.806.963 34.539.123 35.728.314
9 Ayam Petelur 37.035.251 40.268.631 43.066.361 41.156.842 43.221.466
10 Ayam Pedaging 50.268.093 51.981.778 52.288.601 179.830.682 194.064.874
11 Itik 3.884.269 3.853.128 4.213.379 4.912.393 4.983.776
12 Entok 829.815 875.135 946.323 1.261.425 1.354.956
13 Kelinci 0 0 326.776 331.476 265.865
14 Burung Dara 0 0 734.378 978.134 986.371
15 Burung Puyuh 0 0 2.377.749 2.770.908 2.931.450


Blog, Updated at: 21:40:00