PANDUAN BAGI PETERNAK SERTA
HIMBAUAN KEPADA PEMERINTAH DALAM PENANGANAN
WABAH PENYAKIT MULUT DAN KUKU DI INDONESIA
Terkait dengan terkonfirmasinya beberapa wilayah di Indonesia terserang wabah Penyakit
Mulut dan Kuku/PMK atau Foot and Mouth Disease/FMD yang merupakan penyakit hewan
yang sangat menular dan menyerang hewan berkuku belah/Artiodactyla seperti : Sapi,
Kerbau, Kambing, Domba dan Babi. Bersama ini PPSKI menghimbau agar seluruh Peternak
Sapi/Kerbau untuk tidak panik dan melakukan langkah-langkah pencegahan serta
pengendalian dengan meningkatkan Biosecurity di peternakan sebagai berikut :
1. Tidak memasukkan ternak baru terutama dari daerah wabah
2. Tidak mengunjungi peternakan lain terutama peternakan-peternakan di daerah wabah
3. Membatasi lalu lintas orang yang keluar masuk lokasi kandang
4. Tempat pakan dan minum tidak bercampur
5. Penyemprotan kandang, kendaraan, peralatan dan perlengkapan kerja dengan
desinfektan yang efektif
6. Tidak melakukan panic selling karena Tingkat kematian pada hewan dewasa relatif
rendah (1–5%), tetapi pada sapi, domba, dan babi berusia muda cukup tinggi (hingga
20%).
7. Tingkatkan imunitas ternak dengan memperbaiki pakan dan terapi supportif seperti
vitamin dan mineral agar ternak mampu melawan virus PMK.
8. PMK bukan merupakan penyakit zoonosis/menular dari hewan dan manusia namun
sangat mudah menular ke sesama hewan. Partikel virus ditemukan pada udara yang
dihembuskan hewan terinfeksi, air liur, air susu, urine, tinja, semen, cairan dari
vesikel, hingga cairan amnion dari janin domba teraborsi. Virus PMK dapat masuk
ke tubuh hewan peka melalui kontak langsung dengan hewan terinfeksi (terutama
melalui aerosol) dan dengan benda-benda terkontaminasi (seperti pakaian, sepatu,
dan kendaraan).
9. Segera melaporkan jika ada ternak yang menunjukkan gejala klinis mengarah pada
PMK pada petugas peternakan setempat. Ciri khas penyakit ini adalah
munculnya lepuh (vesikel) dan/atau erosi kulit di bagian hidung, lidah, bibir, di dalam
rongga mulut (baik di gusi maupun pipi bagian dalam), di sela kuku, dan di puting.
Tanda klinis lain yang sering ditemukan yakni demam (sekitar 40 °C), depresi,
hipersalivasi (keluarnya air liur secara berlebihan), penurunan nafsu makan, berat
badan, dan produksi susu, serta hambatan pertumbuhan.