TANDA DAN GEJALA PENYAKIT MULUT DAN KUKU YANG SERANG SAPI DI JATIM, 4 KABUPATEN POSITIF WABAH FMD INI

GEJALA KLINIS

Pada Sapi
1. Pyrexia (demam) mencapai 41°C, anorexia (tidak nafsu makan), menggigil, penurunan produksi susu yang drastis pada sapi perah untuk 2-3 hari, kemudian:
a. Menggosokkan bibir, menggeretakkan gigi, leleran mulut, suka menendangkan kaki: disebabkan oleh vesikula (lepuh) pada membrane mukosa hidung dan bukal serta antara kuku.
b. Setelah 24 jam: vesikula tersebut rupture/pecah setelah terjadi erosi.
c. Vesikula bisa juga terjadi pada kelenjar susu.
2. Proses penyembuhan umumnya terjadi antara 8 – 15 hari.
3. Komplikasi: erosi di lidah, superinfeksi dari lesi, mastitis dan penurunan produksi susu permanen, myocarditis, abotus kematian pada hewan muda, kehilangan berat badan permanen, kehilangan kontrol panas.


Pada Domba dan Kambing
Lesi kurang terlihat, atau lesi pada kaki bisa juga tidak terlihat. Lesi pada sekitar gigi domba, kematian pada hewan muda.

Pengendalian PMK:

  • Isolasi, ternak yang terjangkit penyakit PMK dari sapi ke sapi lainnya pada kandang tertentu. Isolasi bertujuan untuk menghambat penyebaran penyakit, memudahkan perawatan dan pengobatan penyakit PMK.
  • Sanitasi, dengan menjaga kebersihan kandang, lokasi kandang, peralatan kandang dan tempat pakan dan minum.
  • Penyemprotan desinfektan dan insektisida, bertujuan untuk menghindari dan menghambat penyebaran lebih luas penyakit PMK di lokasi peternakan.
  • Pemberian antibiotik dan vitamin, bertujuan untuk meningkatkan kekebalan dan menjaga kesehatan ternak agar ternak lain tidak mudah terserang penyakit PMK.
  • Vaksinasi, harus dilakukan sebelum terjangkit penyakit PMK. Biasanya vaksin yang digunakan adalah vaksin virus aktif yang mengandung adjuvant.


KASUS PMK SAPI DI JATIM TAHUN 2022

Kasus pertama dilaporkan terjadi di Kabupaten Gresik pada 28 April 2022 dengan jumlah kasus sebanyak 402 ekor sapi potong yang terjangkit PMK dan tersebar di lima kecamatan dan 22 desa. Kasus kedua dilaporkan pada 1 Mei 2022 di Kabupaten Lamongan, yaitu sebanyak 102 ekor sapi potong terindikasi mengalami PMK yang tersebar di tiga kecamatan dan enam desa.

Pada hari sama, di Sidoarjo juga ditemukan kasus yang menjangkit sebanyak 595 ekor sapi potong, sapi perah dan kerbau di 11 kecamatan dan 14 desa.

Sedangkan, kasus keempat terlaporkan pada 3 Mei 2022 di Kabupaten Mojokerto yang dilaporkan tercatat ada 148 ekor sapi potong yang tersebar di sembilan kecamatan dan 19 desa.

“Wabah telah menyerang 1.247 ekor sapi di empat kabupaten tersebut yang terkonfirmasi memiliki tanda klinis sesuai dengan indikasi penyakit PMK,” kata gubernur perempuan pertama di Jatim tersebut. (Sumber katadata.com)

Mengapa kita harus waspada terhadap penyakit PMK?

1. Penyakit ini dapat menyebar dengan sangat cepat mengikuti arus transportasi daging dan ternak terinfeksi.
2. Menimbulkan kerugian ekonomi yg sangat besar (penurunan berat badan permanen)
3. Pengendaliannya sulit dan kompleks karena membutuhkan biaya vaksinasi yang sangat besar serta pengawasan lalu lintas hewan yang ketat.
4. Negara Indonesia terdiri dari puluhan ribu pulau dan ratusan pelabuhan besar dan kecil, sehingga rawan penyelundupan ternak dan bahan asal hewan (daging, kulit, dll.) dari negara Endemis PMK seperti India, Brasil, Malaysia, Thailand, Filipina dan sekitarnya.

Penyebab
1. Virus tipe A dari family Picornaviridae, genus Apthovirus.
2. Masa inkubasi 2-14 hari (masa sejak hewan tertular penyakit sampai timbul gejala penyakit)


Hewan yang rentan tertular
Sapi, kerbau, unta, gajah, rusa, kambing, domba dan babi.

Cara Penularan
1. Kontak langsung maupun tidak langsung dengan hewan penderita (droplet, leleran hidung, serpihan kulit).
2. Vektor hidup (terbawa manusia, dll)
3. Bukan vektor hidup (terbawa mobil angkutan, peralatan, alas kandang dll.)
4. Tersebar melalui angin, daerah beriklim khusus (mencapai 60 km di darat dan 300 km di laut).

Pengobatan PMK:

  • Pemotongan dan pembuangan jaringan tubuh ternak sapi yang sudah terinfeksi.
  • Kaki yang terinfeksi biasanya diterapi dengan Chloramphenicol atau Cuprisulfat.
  • Bisa juga dilakukan Injeksi Intravena Preparat Sulfadimidine, Immunoglobulin IV (IGIV) bila terkena juga Imonokompromis atau Neonatus.
  • Bisa juga diberikan antiseptik pada daerah bagian yang terjangkit, seperti mulut. Dengan menggunakan obat analgesil, misalnya parasetamol.
  • Selain itu, bisa juga diolesi dengan larutan Cuprisulfat 5% setiap hari selama 1 minggu.


Blog, Updated at: 19:11:00