Cara Agar Pedet Tetap Sehat, Tidak Mudah Sakit

Pedet Sering Sakit? Bagaimana Cara Mengatasinya?

Periode perkembangan ternak sapi yang paling rawan adalah periode pedet. Rawan terhadap penyakit karena daya tahan tubuhnya yang masih lemah.

Pedet Super akan Menghasilkan Sapi Super Jumbo
Kesehatan Pedet harus benar-benar diupayakan semaksimal mungkin karena dari mulai periode pedetlah  kunci perkembangan berikutnya seekor sapi bisa bagus atau jelek. Jika pada tahap pedet sering sakit-sakitan maka saat sapi dewasa juga akan menghasilkan pertumbuhan yang kurang bagus.

Bagaimana cara agar pedet tetap sehat dan tidak gampang sakit?
Berikut beberapa usaha yang bisa dilakukan untuk menjaga kesehatan pedet sehingga bisa menjadi pedet unggul yang tahan penyakit.
  • Usahakan saat lahir pedet bisa mendapatkan kolostrum induknya (wajib), karena dari kolostrum inilah salah satu yang bisa membantu melawan kuman penyakit yang akan menyerang pedet. Kolostrum sangat bermanfaat untuk meningkatkan sistem imun atau daya tahan pedet.
  • Kandang pedet harus dijaga kebersihannya, tidak becek dan tidak pengap, sirkulasi udara harus bagus. Bebas lalat dan bebas bau amonia. Bau amonia yang terlalu menyengat di kandang pedet dapat mengganggu kesehatan pernafasan pedet. Sedangkan kandang yang kotor dan becek merupakan tempat yang bagus untuk berkembangbiak lalat dan kuman serta cacing.
  • Gunakan jerami kering sebagai alas kandang untuk pedet-pedet yang baru lahir, bisa juga digunakan limbah potong tembakau karena limbah potong tanaman tembakau juga sangat bermanfaat sebagai desinfektan alami untuk lantai kandang pedet.
  • Berikan sekat pemisah antara kandang induk dengan kandang pedet sehingga pedet bebas keluar masuk kekandang induk tetapi induk tidak bisa masuk ke kandang pedet. Pedet yang leluasa bergerak akan cenderung lebih sehat daripada pedet yang terus terkurung dalam kandan bersama induknya.
  • Segera pisahkan jika ada pedet yang sakit jangan terus dicampur dengan pedet sehat karena untuk penyakit tertentu akan mudah menular pada pedet yang sehat.
  • Jika dana dan lahan mencukupi, usahakan bisa membuat kandang pedet individu yaitu satu kandang ukuran tertentu hanya berisi satu ekor pedet. Ini sangat baikk untuk bisa mengontrol kesehatan pedet juga bisa untuk mengamati pola makan dan nafsu makan pedet secara individu.
  • Cahaya matahari harus bisa bebas masuk kandang pedet karena sangat bagus untuk pertumbuhan tulang pedet juga untuk membunuh kuman-kuman penyakit tertentu. Disamping itu dengan adanya cahaya matahari akan menjaga kondisi kandang pedet tetap kering.
Tahapan Perkembangan Alat Pencernaan Pedet dan Cara Pemberian Pakan

Sebagaimana umumnya ternak ruminansia besar, sejak lahir anak sapi telah mempunyai 4 bagian perut, yaitu : Rumen (perut handuk), Retikulum (perut jala), Omasum (perut buku) dan Abomasum (perut sejati). Pada awalnya saat sapi itu lahir hanya abomasum yang telah berfungsi, kapasitas abomasum sekitar 60 % dan menjadi 8 % bila nantinya telah dewasa. Sebaliknya untuk rumen semula 25 % berubah menjadi 80 % saat dewasa.

Waktu kecil pedet hanya akan mengkonsumsi air susu sedikit demi sedikit dan secara bertahap anak sapi akan mengkonsumsi calf starter (konsentrat untuk awal pertumbuhan yang padat akan gizi, rendah serat kasar dan bertekstur lembut) dan selanjutnya belajar menkonsumsi rumput. Pada saat kecil, alat pencernaan berfungsi mirip seperti hewan monogastrik. Pada saat pedet air susu yang diminum akan langsung disalurkan ke abomasum, berkat adanya saluran yang disebut “Oeshopageal groove”. Saluran ini akan menutupi bila pedet meminum air susu, sehingga susu tidak jatuh ke dalam rumen. Bila ada pakan pada baik konsentrat atau rumput, saluran tersebut akan tetap membuka, sehingga pakan padat jatuh ke rumen. Proses membuka dan menutupnya saluran ini mengikuti pergerakan refleks. Semakin besar pedet, maka gerakan reflek ini semakin menghilang. Selama 4 minggu pertama sebenarnya pedet hanya mampu mengkonsumsi pakan dalam bentuk cair.

Nutrisi Pakan Yang Bisa Dicerna Pedet 
Zat makanan atau makanan yang dapat dicerna pada saat pedet adalah : protein air susu casein), lemak susu atau lemak hewan lainnya, gula-gula susu (laktosa, glukosa), vitamin dan mineral. Ia mampu memanfaatkan lemak terutama lemak jenuh seperti lemak susu, lemak hewan, namun kurang dapat memanfaatkan lemak tak jenuh misalnya minyak jagung atau kedelai. Sejak umur 2 minggu sapi pedet dapat mencerna pati-patian, setelah itu secra cepat akan diikuti kemampuan untuk mencerna karbohidrat lainnya (namun tetap tergantung pada perkembangan rumen). Vitamin yang dibutuhkan pada saat pedet adalah vitamin A, D dan E. Pada saat lahir vitamin-vitamin tersebut masih sangat sedikit yang terkandung di dalam kolostrum sehingga perlu diinjeksi ketiga vitamin itu pada saat baru lahir.

Tahapan Perkembangan Organ Pencernaan Pedet Umur 2 Minggu
Dalam kondisi normal, perkembangan lat pencernaan dimulai sejak umur 2 minggu. Populasi mikroba rumennya mulai berkembang setelah pedet mengkonsumsi pakan kering. Semakin besar pedet maka ia akan mencoba mengkonsumsi berbagai jenis pakan dan akan menggertak komponen perutnya berkembang dan mengalami modifikasi fungsi. Anak sapi / pedet dibuat sedikit lapar, agar cepat terangsang belajar makan padatan (calf starter). Pedet yang baru lahir mempunyai sedikit cadangan makanan dalam tubuhnya. Bila pemberian makanan sedikit dibatasi (dikurangi), akan memberikan kesempatan pedet menyesuaikan diri terhadap perubahan kondisi pakan, tanpa terlalu banyak mengalami stress/cekaman.

Tahapan Perkembangan Organ Pencernaan Pedet Pada Umur 8 Minggu
Tahap mencapai alat pencernaan sapi dewasa umunya pada umur 8 minggu, namu pada umur 8 minggu kapasitas rumen masih kecil, sehingga pedet belum dapat mencerna/memanfaatkan rumput atau makanan kasar lainnya secar maksimal.

Demikian beberapa hal  yang perlu dikaukan agar kondisi pedet tetap sehat serta sekilas info perkembangan alat-alat pencernaan pedet sehingga bisa menentukan kapan sebaiknya pedet mulai diajar makan dengan pakan konsentrat maupun hijauan. Semoga bermanfaat.

Diolah dari berbagai sumber


Blog, Updated at: 19:40:00