Saat wisatawan berkunjung ke Wonosobo, ada satu oleh-oleh makanan atau jajanan khas yang saat ini sudah menjadi salah satu ikon Wonosobo khususnya daerah dataran tinggi Dieng. Carica! Olahan buah carica yang disimpan dalam larutan sirup dan dikemas dalam botol khusus selalu diburu wisatawan yang berkunjung ke Wonosobo.
Secara sepintas lalu carica adalah sejenis buah papaya tapi namanya carica buahnya seperti papaya tapi kecil-kecil, dan rasanya manis biasanya di buat dalam bentuk manisan dan dodol.
Ada omongan atau pameo yang kadang menggelitik untuk diteliti kebenarannya mengenai pohon buah carica ini adalah katanya jika pohon carica ini di tanam di luar Dieng maka akan tumbuh menjadi pohon pepaya biasa. Benarkah demikian?
Buah Carica sering disebut dengan sebutan ‘Pepaya Gunung’. Pohonnya saja memang hampir sama dengan Pepaya. Bentuk buahnya memiliki warna kuning yang terang begitupun dengan dagingnya dan inilah yang menjadi perbedaan selain letak tumbuhnya. Selain itu biji buah Carica lebih kecil dari pada biji buah Pepaya dan mendekati seperti biji Markisa juga berlendir. Buah Carica memiliki getah yang cukup tebal dan harus dicuci sebanyak tiga kali terlebih dahulu sebelum dikonsumsi maupun diolah. Masyarakt Wonosobo yang mengolahnya memakai sarung tangan agar tidak terkena getah. Sebab getah buah Carica dapat menyebabkan gatal – gatal dan iritasi bila disentuh.
Menurut wikipedia, Carica atau pepaya gunung atau karika (sering ditulis carica, Vasconcellea cundinamarcensis, syn. Carica pubescens, Carica quercifolia, Carica goudotiana, dan Cariaca candamarcensis adalah kerabat pepaya yang menyukai keadaan dataran tinggi basah, 1.500–3.000 m di atas permukaan laut. Di wilayah Wonosobo tanaman ini biasa disebut Carica, dan di Bali tanaman ini disebut Gedang Memedi. Daerah asalnya adalah dataran tinggi Andes, Amerika Selatan.
Jadi carica bukanlah asli tanaman Dieng karena asalnya juga dari luar negeri yaitu Amerika Serikat dan juga dari daerah dataran tinggi Andes.
Jadi tidaklah beralasan jika ada yang bilang pohon carica ditanam diluar Dieng akan tumbuh menjadi pohon pepaya biasa karena jenis pohon carica ini memang jenis pepaya gunung yang tentunya akan sangat baik tumbuh didataran tinggi antara 1.500 - 3.000 m dpl. Sebagai tanaman gunung atau dataran tinggi tentu saja jika carica ditanam didataran rendah akan kurang bagus pertumbuhannya. Dan ternyata di daerah Garung lereng gunung Sindoro, tanaman buah carica ini juga bisa tumbuh dengan baik.
Sebaiknya jika anda ingin menanam pohon carica, pastikan bahwa daerah tempat tinggal anda atau daerah yang akan digunakan untuk menanam pohon carica tersebut adalah dataran tinggi yang beriklim basah karena kondisi inilah habitat yang paling disukai pohon carica agar bisa tumbuh dengan baik.
Anda Berminat Menanam dan Membudidayakan Carica? Simak cara mendapatkan Bibit Carica berikut ini!
Untuk membuat bibit tentunya anda harus bisa mendapatkan buah carica tua dari tempat asalnya yaitu di dataran tinggi dieng yang akan diambil bijinya untuk dijadikan bibit carica. Biji yang digunakan sebagai bibit diambil dari buah-buah yang telah masak benar dan berasal dari pohon pilihan. Buah pilihan tersebut di belah dua untuk diambil biji-bijinya. Biji yang dikeluarkan kemudian dicuci bersih hingga kulit yang menyelubungi biji terbuang lalu dikeringkan ditempat yang teduh.
Jika anda akan menanam carica dalam tanah yang luas sampai ukuran hektar maka kebutuhan benih perhektar 60 gram (± 2000 tanaman).
Untuk mempercepat pertumbuhan biji carica maka sebaiknya biji direndam dalam larutan regent merah hal ini berguna sebagai pemecah masa dormansi benih, rendam biji selama 1-2 jam lalu ditiriskan kemudian disemai dalam polybag ukuran 20 x 15 cm. Gunakan media tanam dalam polybag dengan perbandingan tanah yang diayak dan pupuk kandang 2 : 1.
Benih dimasukan di polybag dengan kedalaman 0,- 1 cm kemudian tutup dengan tanah atau pupuk kandang yang sudah di ayak. Disiram setiap hari. Benih berkecambah muncul setelah 12-15 hari. Pada saat ketinggiannya 15-20 cm atau 45-60 hari bibit siap ditanam. Bibit tanaman carica yang sudah dewasa, sekitar umur 2 - 3 bulan dapat dipindahkan pada permulaan musim hujan.
Secara sepintas lalu carica adalah sejenis buah papaya tapi namanya carica buahnya seperti papaya tapi kecil-kecil, dan rasanya manis biasanya di buat dalam bentuk manisan dan dodol.
Ada omongan atau pameo yang kadang menggelitik untuk diteliti kebenarannya mengenai pohon buah carica ini adalah katanya jika pohon carica ini di tanam di luar Dieng maka akan tumbuh menjadi pohon pepaya biasa. Benarkah demikian?
Pohon Carica - Dieng |
Buah Carica sering disebut dengan sebutan ‘Pepaya Gunung’. Pohonnya saja memang hampir sama dengan Pepaya. Bentuk buahnya memiliki warna kuning yang terang begitupun dengan dagingnya dan inilah yang menjadi perbedaan selain letak tumbuhnya. Selain itu biji buah Carica lebih kecil dari pada biji buah Pepaya dan mendekati seperti biji Markisa juga berlendir. Buah Carica memiliki getah yang cukup tebal dan harus dicuci sebanyak tiga kali terlebih dahulu sebelum dikonsumsi maupun diolah. Masyarakt Wonosobo yang mengolahnya memakai sarung tangan agar tidak terkena getah. Sebab getah buah Carica dapat menyebabkan gatal – gatal dan iritasi bila disentuh.
Menurut wikipedia, Carica atau pepaya gunung atau karika (sering ditulis carica, Vasconcellea cundinamarcensis, syn. Carica pubescens, Carica quercifolia, Carica goudotiana, dan Cariaca candamarcensis adalah kerabat pepaya yang menyukai keadaan dataran tinggi basah, 1.500–3.000 m di atas permukaan laut. Di wilayah Wonosobo tanaman ini biasa disebut Carica, dan di Bali tanaman ini disebut Gedang Memedi. Daerah asalnya adalah dataran tinggi Andes, Amerika Selatan.
Jadi carica bukanlah asli tanaman Dieng karena asalnya juga dari luar negeri yaitu Amerika Serikat dan juga dari daerah dataran tinggi Andes.
Jadi tidaklah beralasan jika ada yang bilang pohon carica ditanam diluar Dieng akan tumbuh menjadi pohon pepaya biasa karena jenis pohon carica ini memang jenis pepaya gunung yang tentunya akan sangat baik tumbuh didataran tinggi antara 1.500 - 3.000 m dpl. Sebagai tanaman gunung atau dataran tinggi tentu saja jika carica ditanam didataran rendah akan kurang bagus pertumbuhannya. Dan ternyata di daerah Garung lereng gunung Sindoro, tanaman buah carica ini juga bisa tumbuh dengan baik.
Sebaiknya jika anda ingin menanam pohon carica, pastikan bahwa daerah tempat tinggal anda atau daerah yang akan digunakan untuk menanam pohon carica tersebut adalah dataran tinggi yang beriklim basah karena kondisi inilah habitat yang paling disukai pohon carica agar bisa tumbuh dengan baik.
Anda Berminat Menanam dan Membudidayakan Carica? Simak cara mendapatkan Bibit Carica berikut ini!
Untuk membuat bibit tentunya anda harus bisa mendapatkan buah carica tua dari tempat asalnya yaitu di dataran tinggi dieng yang akan diambil bijinya untuk dijadikan bibit carica. Biji yang digunakan sebagai bibit diambil dari buah-buah yang telah masak benar dan berasal dari pohon pilihan. Buah pilihan tersebut di belah dua untuk diambil biji-bijinya. Biji yang dikeluarkan kemudian dicuci bersih hingga kulit yang menyelubungi biji terbuang lalu dikeringkan ditempat yang teduh.
Jika anda akan menanam carica dalam tanah yang luas sampai ukuran hektar maka kebutuhan benih perhektar 60 gram (± 2000 tanaman).
Untuk mempercepat pertumbuhan biji carica maka sebaiknya biji direndam dalam larutan regent merah hal ini berguna sebagai pemecah masa dormansi benih, rendam biji selama 1-2 jam lalu ditiriskan kemudian disemai dalam polybag ukuran 20 x 15 cm. Gunakan media tanam dalam polybag dengan perbandingan tanah yang diayak dan pupuk kandang 2 : 1.
Benih dimasukan di polybag dengan kedalaman 0,- 1 cm kemudian tutup dengan tanah atau pupuk kandang yang sudah di ayak. Disiram setiap hari. Benih berkecambah muncul setelah 12-15 hari. Pada saat ketinggiannya 15-20 cm atau 45-60 hari bibit siap ditanam. Bibit tanaman carica yang sudah dewasa, sekitar umur 2 - 3 bulan dapat dipindahkan pada permulaan musim hujan.