Macam dan Jenis Bahan Pakan Ayam Petelur Untuk Menyusun Ransum

Beberapa Jenis Dan Macam Bahan Baku Pakan Untuk Meracik Ransum Ayam Petelur
Banyak sekali jenis bahan baku pakan disekitar kita yang bisa dimanfaatkan untuk menyusun ransum ayam petelur. Yang terpenting diperhatikan adalah ketersedian bahan baku pakan tersebut bisa kontinu dan tentu saja harganya harus ekonomis. Jika bisa membuat pakan murah berkualitas mengapa harus bikin ransum yang mahal?
Jagung

Pakan ayam adalah salah satu komponen utama yang menentukan ekonomis dan tidaknya sebuah usaha peternakan ayam, baik ayam petelur maupun ayam potong. Mengapa? Karena biaya untuk pakan ini dalam industri peternakan layer adalah komponen biaya termahal dimana total pengeluaran biaya budidaya ayam petelur hampir 70% merupakan biaya pakan.. Artinya perlu dilakukan penghematan pengeluaran biaya pakan. Salah satunya dapat dilakukan dengan menggunakan bahan baku pakan lokal yang banyak tersedia di Indonesia. Beragam jenis hasil limbah pertanian dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku campuran ransum ayam petelurBeberapa bahan baku campuran ransum ayam petelur :
Jagung, Dedak padi, Kacang Kedele, Bungkil Kelapa, Bungkil Kacang dan Sayuran adalah beberapa jenis bahan baku pakan ayam petelur yang bernutrisi bagus dan mudah didapatkan
Jagung. Kandungan karotinnya sangat dibutuhkan ayam untuk produksi telur

Jagung utamanya jagung kuning banyak mengandung carotene yang dibutuhkan ayam petelur menghasilkan produksi telur. Pemberian jagung pada ayam ras petelur harus disesuaikan dengan tingkat pertumbuhan ayam petelur untuk anak ayam ( DOC ) dibutuhkan jagung 35 – 40 % dari jumlah ransum, ayam petelur masa pertumbuha n membutuhkan jagung 36 - 45 % dari jumlah ransum. Untuk ayam masa produksi membutuhkan 45 % dari jumlah total ransum yang diberikan pada ayam petelur.Pada periode DOC jagung sangat dibutuhkan yang berguna untuk pertumbuhan anak ayam.

Dedak padi, wajib diberikan pada ayam petelur dalam kondisi segar

Dedak Padi

Produk bahan baku pakan ternak ayam petelur yang satu ini mudah sekali didapatkan karena makanan pokok rakyat adalah beras. Hasil sampingan dari penggilingan gabah untuk diambil berasnya inilah yang bisa dimanfaatkan dalam ransum ayam petelur. Dedak padi banyak dihasilkan dedak ditempat penggilingan beras. Dedak padi mengandung vitamin B1 dengan protein 10 % Penggunaan dedak padi untuk campuran ransum harus diperhatikan benar kesegarannya. Dedak yang busuk jika diberikan pada ayambiasanya ayam tidak mau makan. Selain ayam tidak mau makan dedak yang busuk berbahaya dapat menimbulkan diare pada ayam,.

Bungkil kelapa, bisa diberikan pada ayam petelur dengan jumlah terbatas

Bungkil kelapa dihasilkan oleh pabrik minyak kelapa. Bungkil kelapa mempunyai cita rasa dan aroma yang gurih dan disukai oleh ayam. Kadar kandungan protein bungkil kelapa 16 %. Pemberian bungkil kelapa tidak boleh terlalu banyak. Pemberian bungkil kelapa tidak boleh lebih dari 10 % jumlah total ransum yang diberikan. Jika pemberian bungkil kelapa lebih dari 10 % me akan merugikan petani ternak karena ayam akan mencret dan produksi telur menurun

Bungkil kacang, aromanya bisa membuat nafsu makan ayam petelur meningkat drastis

Didaerah pabrik minyak kacang dapat dipastikan banyak tersedia bungkil kacang yang juga mempunyai nama sebutan lain dengan ampas kacang. Kadar kandungan minyak pada bungkil kacang sangat tergantung dari proses pengepresan yang dilakukan pabrik. Bau aroma bungkil kacang yang segar gurih dan sedap, menambah nafsu makan ayam menikmati ransum yang disediakan. Yang pastinya penggunaan bungkil kacang tidak boleh terlalu banyak karena akan berakibat turunnya produksi telur atau ayam akan menjadi diare. Dianjurkan bungkil kacang yang tengik tidak diberikan pada ayam petelur akan berakibat perut ayam kembung.dan juga ayam tidak berselera makan jika dirasakan ada bungkil kacang yang tengik

Kacang kedele, bahan baku pakan ayam petelur sebagai sumber protein tinggi.


Kacang kedele selain dinikmati manusia juga bisa digunakan untuk pakan ayam ras petelur. Kacang kedele merupakan jenis kacang kacangan yang terbaik untuk digunakan sebagai campuran pakan ayam ras petelur. Kandungan protein kacang kedele 37,5 %, yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan badan ayam petelur dan proses produksi telur. Kandungan gizi pakan yang juga dimiliki kacang kedele adalah mineral yang terdiri dari calcium, phosphor dan mineral lainnya. Penggunaan kacang kedele dalam campuran pakan ayam ras petelur dianjurkan untuk digoreng sangan terlebih dahulu yang akan memberikan aroma gurih dan menambah nafsu makan bagi ayam petelur. Perlu diketahui kacang kedele mempunyai nilai rupiah yang mahal oleh karena itu penggunaan campuran pakan ayam ras petelur dengan kacang kedele harus diperhatikan secara ekonomis untung ruginya agar tidak mengurangi hasil pendapatan yang akan dinikmati pengelola budidaya ayam ras petelur

Hijauan sayuran sebagai pelengkap ransum ayam ras petelur


Hijauan sayuran yang diberikan pada ayam ras petelur adalah hijauan dan sayuran yang tidak berbahaya bagi kesehatan ayam ras petelur.merupakan pakan ekstra Jenis sayuran yang biasa diberikan pada ayam ras petelur bayem, kangkung dan tauge. Jatah pemberian hijauan sayuran untuk ayam ras petelur untuk 100 ekor ayam pada umur 8 – 60 hari diberikan hijauan sayuran 1- 1,5 kg per harinya, ayam umur 60 – 90 hari hijauan sayuran yang diberikan 1,5- 2 kg per harinya, ayam umur 90 – 150 hari disiapkan hijauan sayuran 2 – 3 kg setiap harinya dan untuk ayam umur 150 hari sampai ayam diafkir diberikan hijauan sayuran 3-4 kg setiap harinya. Pemberian hijauan sayran dapat dilakukan jam 10.00 atau jam 11,00 yaitu 4 – 5 jam setelah pemberian ransum pakan pagi.

Hijauan sayuran yang akan diberikan pada ayam ras petelur harus dicincang halus dan dilakukan perendaman dengan kalium permanganat (KMNO4) yang juga punya nama lain PK. Kalium Permanganat atau PK ini bisa dibeli di apotik. Kalium permanganat berguna untuk membunuh bakteri bakteri yang ada dalam hijauan sayuran. Penggunaan kalium permanganat Dicampur dengan air dengan takaran 1 gram kalium permanganate dilarutkan dalam 1000 cc air biasa,

Sumber: pertanian.go.id


Blog, Updated at: 00:11:00