Harga Barang Naik Jelang Lebaran? Sudah Biasa! Mengapa Harga Daging Dipermasalahkan?
Menjelang bulan puasa dan lebaran tahun ini sudah mulai terasa kenaikkan harga harga kebutuhan pokok. Setelah ramai dengan naiknya harga gula yang drastis kemudian naiknya harga bawang merah dan bahan bahan lainnya termasuk daging.
Kenaikkan harga daging menjadi pusat perhatian dan polemik saat Jokowi minta para menterinya untuk menurunkan harga daging jelang puasa dan lebaran menjadi Rp 80.000/kg. Seperti diketahui harga daging saat ini berkisar antara Rp 100.000 - Rp 130.000/kg dan ada kecenderungan naik jelang puasa dan Idul Fitri seperti tahun tahun sebelumnya.
Sebenarnya jika Jokowi tidak menyebut harga daging harus Rp 80.000/kg, polemik tidak akan berkepanjangan yang ujung ujungnya aroma akan diperbanyak dan ditambahnya ijin impor untuk masuknya daging impor makin keras tercium. Bahkan Wakil Presiden JK sendiri sudah mengisyaratkan jika memang perlu daging impor akan ditambah jumlahnya untuk menurunkan harga daging sapi jelang lebaran ini.
Beberapa propinsi sudah menyatakan "tidak sanggup" jika disuruh menurunkan harga daging sampai Rp 80.000 apalagi moment nya menjelang lebaran dimana semua barang harganya naik. Yang lebih masuk akal adalah mempertahankan harga daging seperti harga saat ini dan jangan sampai naik menjelang lebaran.
Tanggapan Pakde Karwo (Gubernur Jatim) Terhadap Permintaan Jokowi Agar Harga Daging Sapi Rp 80.000/kg.
Orang no 1 di Jawa Timur, Pakde Karwo sudah mengestimasikan bahwa harga daging sapi menjelang lebaran untuk diarea Surabaya sekitar Rp 100.000/kg, sedangkan diluar Surabaya kemungkinan bisa dibawah Rp 100.000,- dengan kisaran harga Rp 95.000,-.
Menanggapi permintaan Jokowi agar harga daging Rp 80.000/kg, Pakde Karwo saat wawancara dengan radio SS (Suara Surabaya) pada tgl 27/05/2016 menyatakan bahwa tanpa daging impor, untuk Jawa Timur harga tersebut sulit diwujudkan mengingat harga daging saat ini yang sudah Rp 100.000/kg. Menurut Pakde Karwo harga daging bisa turun sampai Rp 80.000 jika digelontor daging impor harga Rp 60.000 - Rp 70.000/kg. Tetapi menurut Gubernur, impor daging adalah pilihan yang sangat beresiko untuk Jatim karena program-program pengendalian daging dan sapi impor yang sudah dicanangkan sebelumnya bisa jadi tidak berarti lagi.
Pakde Karwo juga menggarisbawahi jika Jawa Timur digelontor daging impor untuk menurunkan harga daging maka resikonya peternak lokal akan kehilangan gairah untuk menggemukkan sapi lagi karena sudah tidak cocok antara biaya pakan dan harga jual sapinya jika mengacu harga daging Rp 80.000,- dan ini artinya ketahanan pangan yang berupa daging di Jawa Timur bisa terancam. Gubernur juga mengingatkan agar harga sapi bisa turun maka harga pakan sapi juga harus diturunkan terlebih dahulu oleh pemerintah.
Dengan pernyataan Gubernur tersebut maka peternak sapi lokal Jawa Timur tidak perlu resah karena pemerintah Jawa Timur kemungkinan besar akan lebih memilih opsi melindungi kepentingan peternak sapi lokal (peternak kecil) daripada harus impor daging yang akan merusak ketahanan pangan yang berupa daging tersebut.
Menjelang bulan puasa dan lebaran tahun ini sudah mulai terasa kenaikkan harga harga kebutuhan pokok. Setelah ramai dengan naiknya harga gula yang drastis kemudian naiknya harga bawang merah dan bahan bahan lainnya termasuk daging.
Kenaikkan harga daging menjadi pusat perhatian dan polemik saat Jokowi minta para menterinya untuk menurunkan harga daging jelang puasa dan lebaran menjadi Rp 80.000/kg. Seperti diketahui harga daging saat ini berkisar antara Rp 100.000 - Rp 130.000/kg dan ada kecenderungan naik jelang puasa dan Idul Fitri seperti tahun tahun sebelumnya.
Sebenarnya jika Jokowi tidak menyebut harga daging harus Rp 80.000/kg, polemik tidak akan berkepanjangan yang ujung ujungnya aroma akan diperbanyak dan ditambahnya ijin impor untuk masuknya daging impor makin keras tercium. Bahkan Wakil Presiden JK sendiri sudah mengisyaratkan jika memang perlu daging impor akan ditambah jumlahnya untuk menurunkan harga daging sapi jelang lebaran ini.
Beberapa propinsi sudah menyatakan "tidak sanggup" jika disuruh menurunkan harga daging sampai Rp 80.000 apalagi moment nya menjelang lebaran dimana semua barang harganya naik. Yang lebih masuk akal adalah mempertahankan harga daging seperti harga saat ini dan jangan sampai naik menjelang lebaran.
Tanggapan Pakde Karwo (Gubernur Jatim) Terhadap Permintaan Jokowi Agar Harga Daging Sapi Rp 80.000/kg.
Orang no 1 di Jawa Timur, Pakde Karwo sudah mengestimasikan bahwa harga daging sapi menjelang lebaran untuk diarea Surabaya sekitar Rp 100.000/kg, sedangkan diluar Surabaya kemungkinan bisa dibawah Rp 100.000,- dengan kisaran harga Rp 95.000,-.
Menanggapi permintaan Jokowi agar harga daging Rp 80.000/kg, Pakde Karwo saat wawancara dengan radio SS (Suara Surabaya) pada tgl 27/05/2016 menyatakan bahwa tanpa daging impor, untuk Jawa Timur harga tersebut sulit diwujudkan mengingat harga daging saat ini yang sudah Rp 100.000/kg. Menurut Pakde Karwo harga daging bisa turun sampai Rp 80.000 jika digelontor daging impor harga Rp 60.000 - Rp 70.000/kg. Tetapi menurut Gubernur, impor daging adalah pilihan yang sangat beresiko untuk Jatim karena program-program pengendalian daging dan sapi impor yang sudah dicanangkan sebelumnya bisa jadi tidak berarti lagi.
Pakde Karwo juga menggarisbawahi jika Jawa Timur digelontor daging impor untuk menurunkan harga daging maka resikonya peternak lokal akan kehilangan gairah untuk menggemukkan sapi lagi karena sudah tidak cocok antara biaya pakan dan harga jual sapinya jika mengacu harga daging Rp 80.000,- dan ini artinya ketahanan pangan yang berupa daging di Jawa Timur bisa terancam. Gubernur juga mengingatkan agar harga sapi bisa turun maka harga pakan sapi juga harus diturunkan terlebih dahulu oleh pemerintah.
Dengan pernyataan Gubernur tersebut maka peternak sapi lokal Jawa Timur tidak perlu resah karena pemerintah Jawa Timur kemungkinan besar akan lebih memilih opsi melindungi kepentingan peternak sapi lokal (peternak kecil) daripada harus impor daging yang akan merusak ketahanan pangan yang berupa daging tersebut.