Cara Memelihara Cacing Tanah dan Manfaatnya Bagi Kesehatan


Tips dan Teknik Singkat Cara Budidaya Cacing Tanah

Cacing tanah adalah cacing berbentuk tabung dan tersegmentasi dalam filum Annelida. Mereka umumnya ditemukan hidup di tanah, memakan bahan organik hidup dan mati. Sistem pencernaan berjalan melalui panjang tubuhnya. Cacing tanah melakukan respirasi melalui kulitnya. Tubuh cacing tanah sebagian besar terdiri dari air dan tersusun atas segmen-segmen (sekitar 95 segmen) yang dapat menyusut dan meregang untuk membantu cacing bergerak di dalam tanah. Cacing tanah tidak memiliki tulang, gigi, mata, telinga atau kaki. Cacing tanah memiliki lima jantung. Cacing tanah memiliki organ perasa yang sensitif terhadap cahaya dan sentuhan (reseptor sel) untuk membedakan perbedaan intensitas cahaya dan merasakan getaran di dalam tanah. Selain itu, mereka juga memiliki kemoreseptor khusus yang bereaksi terhadap rangsangan kimia. Organ-organ perasa pada cacing tanah terletak di bagian anterior (depan/muka).
Cacing tanah bernapas dengan kulit mereka yang tipis. Kulit cacing harus tetap lembab sepanjang waktu untuk memungkinkan untuk menghirup oksigen yang sangat dibutuhkan. Oksigen yang masuk lewat kulit akan diikat oleh hemoglobin dalam darah dan akan diedarkan ke seluruh tubuh. Jika kulit mereka mengering, cacing tanah akan mati lemas. Kulit cacing tanah sangat sensitif terhadap cahaya matahari langsung ataupun suhu panas yang dapat membuat kulit mereka kering. Cacing tanah adalah hewan berdarah dingin (poikiloterm), mereka tidak mampu menghasilkan panas tubuh. Suhu tubuh mereka dipengaruhi oleh suhu lingkungan.

Media Pemeliharaan Cacing Tanah dan Pemilihan Lokasi Yang Tepat

  • Tanah sebagai media hidup cacing harus mengandung bahan organik dalam jumlah yang besar.
  • Bahan-bahan organik tanah dapat berasal dari serasah (daun yang gugur), kotoran ternak atau tanaman dan hewan yang mati. Cacing tanah menyukai bahan-bahan yang mudah membusuk karena lebih mudah dicerna oleh tubuhnya.
  • Untuk pertumbuhan yang baik, cacing tanah memerlukan tanah yang sedikit asam sampai netral atau ph sekitar 6,5 -7,2. Dengan kondisi ini, bakteri dalam tubuh cacing tanah dapat bekerja optimal untuk mengadakan pembusukan atau fermentasi.
  • Kelembaban yang optimal untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan cacing tanah adalah antara 50-70 %.
  • Suhu yang diperlukan untuk pertumbuhan cacing tanah dan penetasan kokon adalah sekitar 21–30 derajat C atau suam-suam kuku. Suhu yang lebih tinggi dari 25 derajat C masih baik asal ada naungan yang cukup dan kelembaban optimal.
  • Lokasi pemeliharaan cacing tanah diusahakan agar mudah penanganan dan pengawasannya serta tidak terkena sinar matahari secara langsung, misalnya di bawah pohon rindang, di tepi rumah atau di ruangan khusus (permanen) yang atapnya terbuat dari bahan-bahan yang tidak meneruskan sinar dan tidak menyimpan panas.

Jenis-jenis Cacing Tanah

Species pada cacing tanah banyak sekali macamnya, berikut adalah jenis cacing tanah yang banyak dimanfaatkan oleh manusia:
  • Eisenia Feitida
  • Lumbricus Rubellus
  • Lumbricus Hortensis
  • Lumbricus Terristris
  • Esenia Andrei
  • Perionyx
  • Eudrilus Engeniae
Diantara jenis cacing tersebut masih banyak lagi jenis yang lain yang belum diketahui nama jenisnya, tetapi yang paling sering dimanfaatkan manusia dalam dunia pengobatan adalah cacing tanah dari Eropa yang berjenis Lumbricus Rubellus.
Ada sekitar 4500 spesies cacing di dunia, sekitar 2700 di antaranya adalah spesies cacing tanah. Ada dua tipe spesies cacing tanah berdasarkan perilaku hidupnya, yaitu earthmovers dan composters (pembuat kompos).
  • Earthmovers adalah spesies soliter (penyendiri) yang hidup di dalam tanah dengan membuat terowongan berongga di dalam tanah (rongga-rongga ini akan terisi udara dan oksigen yang baik untuk akar tanaman). Mereka hidup dari memakan bakteri, fungi, dan algae pada tanah dan memberikan nutrisi melalui kotoran mereka ke tanah pada level akar yang sangat dibutuhkan oleh tanaman.
  • Sedangkan Composters adalah spesies yang hidup secara massal dalam tumpukan organik di permukaan tanah. Mereka mengkonsumsi bakteri, fungi, dan algae yang ada pada dedaunan mati dan bahan organik lainnya dan mengubahnya menjadi humus.
Spesies cacing tanah yang biasa dikomersilkan antara lain Eisenia foetida, Lumbricus rubellus, Lumbricus hortensis, Lumbricus terristris, Eudrilus engeniae, Eisenia andrei, dan Perionyx excavatus. Cacing harimau (Eisenia foetida) dan cacing merah (Rubellus lumbricus) merupakan cacing tanah jenis Composters.

Pakan Cacing Tanah dan Masa Pemeliharaan

  • Cacing tanah diberi pakan sekali dalam sehari semalam sebanyak berat cacing tanah yang ditanam. Apabila yang ditanam 1 Kg, maka pakan yang harus diberikan juga harus 1 Kg. Secara umum pakan cacing tanah adalah berupa semua kotoran hewan, kecuali kotoran yang hanya dipakai sebagai media.
  • Media yang sudah menjadi tanah/kascing atau yang telah banyak telur (kokon) harus diganti. Supaya cacing cepat berkembang, maka telur, anak dan induk dipisahkan dan ditumbuhkan pada media baru. Rata rata penggantian media dilakukan dalam jangka waktu 2 Minggu.
  • Beberapa hama dan musuh cacing tanah antara lain: semut, kumbang, burung, kelabang, lipan, lalat, tikus, katak, tupai, ayam, itik, ular, angsa, lintah, kutu dan lain-lain. Musuh yang juga ditakuti adalah semut merah yang memakan pakan cacing tanah yang mengandung karbohidrat dan lemak. Padahal kedua zat ini diperlukan untuk penggemukan cacing tanah. Pencegahan serangan semut merah dilakukan dengan cara disekitar wadah pemeliharaan (dirambang) diberi air cukup
  • Dalam beternak cacing tanah ada dua hasil terpenting (utama) yang dapat diharapkan, yaitu biomas (cacing tanah itu sendiri) dan kascing (bekas cacing). Panen cacing dapat dilakukan dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan mengunakan alat penerangan seperti lampu petromaks, lampu neon atau bohlam. Cacing tanah sangat sensitif terhadap cahaya sehingga mereka akan berkumpul di bagian atas media. Kemudian kita tinggal memisahkan cacing tanah itu dengan medianya. Ada cara panen yang lebih ekonomis dengan membalikan sarang. Dibalik sarang yang gelap ini cacing biasanya berkumpul dan cacing mudah terkumpul, kemudian sarang dibalik kembali dan pisahkan cacing yang tertinggal. Jika pada saat panen sudah terlihat adanya kokon (kumpulan telur), maka sarang dikembalikan pada wadah semula dan diberi pakan hingga sekitar 30 hari. Dalam jangka waktu itu, telur akan menetas. Dan cacing tanah dapat diambil untuk dipindahkan ke wadah pemeliharaan yang baru dan kascingnya siap di panen.
  • Jumlah cacing yang diperlukan belum ada patokan. Ada yang menggunakan pedoman bahwa setiap meter persegi dengan ketebalan media 5-10 cm dibutuhkan sekitar 2000 ekor cacing atau luas 0,1 m2 dibutuhkan 100 gram cacing tanah. Perlu diketahui bahwa dalam satu hari cacing tanah akan memakan makanan seberat tubuhnya, misalnya bobot cacing 1 gram maka dalam satu hari cacing akan memakan 1 gram makanan.
  • Dalam pembuatan casting, penyediaan bibit cacing merupakan hal yang utama. Bibit ini dapat diperoleh di peternak cacing. Dengan membeli di peternak, cacing yang diperoleh telah jelas jenis, umur dan beratnya. Di peternak, bibit cacing dijual per kilogram.
  • Dalam membeli cacing tersebut, perlu disediakan wadah untuk membawanya. Wadah ini dapat berupa wadah plastik yang biasanya juga untuk budidaya cacing. Wadah ini kemudian diisi media (biasanya dari peternak) lalu diisi cacing yang telah ditimbang. Untuk mengurangi sinar matahari, wadah ditutup dengan potongan batang pisang. 
Berikut adalah makanan kesukaan cacing tanah:
  • Kardus atau koran yang sudah disobek-sobek dan dilembabkan
  • Dedaunan mati
  • Kulit telur hancur
  • Sabut kelapa
  • Potongan sayur
  • Sisa kupasan kulit kentang, apel, pisang dan kulit sayuran/buah lain
Sebelum diberikan ke cacing tanah, makanan dapat dipotong, diparut, atau diblender. Semakin kecil potongan makanan, akan semakin mudah dicerna oleh cacing. Pemberian makan sebaiknya paling sedikit tiga hari sekali.

Benda yang dilarang berada dalam media pemeliharaan cacing:
  • Benda yang tidak dapat diuraikan seperti plastik, kaca, karet, tulang dan juga bahan kimia seperti sabun dan obat-obatan.
  • Cacing tidak menyukai makanan asam seperti jeruk, lemon dan tomat.
  • Makanan berbau tajam seperti bawang merah, bawang putih, dan kulit jeruk membuat cacing tidak nyaman dan secara naluriah akan menjauhi sumber bau.
  • Makanan seperti sisa daging, makanan berminyak dan produk susu juga tidak sebaiknya diberikan ke cacing karena akan cepat bau dan dapat mengundang hewan lain seperti semut, tikus dan lalat yang dapat mengganggu perkembangan cacing.
  • Makanan lain yang membahayakan cacing antara lain cabai, garam, gula, dan kotoran hewan segar yang belum terfermentasi (mengandung bakteri berbahaya seperti staphylococcus dan streptococcus yang dapat membunuh cacing). 

Manfaat Cacing Tanah Bagi Kesehatan

Banyak orang yang beranggapan bahwa cacing adalah hewan yang menjijikkan dan tidak banyak memberi manfaat kepada manusia kecuali kepada para petani yang membantu dalam menggemburkan dan menjaga kwalitas tanahnya, para ilmuan justru banyak yang melakukan penelitian terhadap cacing selama kurang lebih 50 tahun lamanya, kemudian dari hasil penelitian tersebut ditemukan bahwa di dalam cacing terdapat cairan selom yang mengandung kurang lebih 40 macam protein. Protein yang dimiliki cacing tanah memiliki perbedaan dalam hal fungsi perlindungan tubuh terhadap mikrobakteria, sistem kekebalan tubuh manusia sering disebut dengan antibiotic, akan tetapi pada cacing tanah disebut dengan antimikroba, yang membedakan sistem kekebalan diantara keduanya bahwa sistem antimikroba pada cacing mampu membunuh mikroba tanpa merusak jaringan pada tubuhnya.

Sistem kekebalan tubuh pada cacing tanah menyebabkan sitoplasma sel bakteri mati dengan kondisi luar dan menyebabkan gangguan sistem internal sel bakteri tersebut, serta membunuh bakteri dari dalam. sedangkan sistem kekebalan pada tubuh manusia merusak jaringan tubuh untuk mematikan mikroorganisme bakteri tertentu, maka dari itu, sebenarnya sistem kekebalan tubuh pada cacing tanah lebih kuat dan canggih dibandingkan dengan antibiotik yang sudah ditemukan sampai saat ini.

Kandungan Cacing Tanah

Cacing tanah banyak mengandung protein, disamping itu cacing tanah juga mengandung asam amino dengan kadar yang cukup tnggi. protein yang dikandung cacing tanah jenis Rubellus mencapai sekitar 76%. kadar tersebut lebih banyak dibandingkan dengan kadar protein pada daging sapi dan ikan yang kadar proteinnya sekitar 50% sampai 65% banyaknya.Cacing tanah termasuk hewan yang tidak bertulang belakang atau sering disebut dengan hewan invertebrata. Populasi cacing berada didalam tanah yang gembur dan bersuhu lembab, kandungan protein cacing tanah mencapai 76%, selain itu juga mengandung nutrisi lain yang sangat dibutuhkan oleh tubuh seperti asam amino sebanyak 17%, karbohidrat 45% serta mengandung lemak dan abu sekitar 1,5%.

Manfaat Cacing Tanah Untuk Pengobatan

Manfaat cacing tanah memang belum banyak diketahui oleh banyak kalangan orang, apalagi untuk dikonsumsi. Jika dikaji ulang tentang kandungan yang terdapat pada cacing, bahwa cacing memiliki sistem kekebalan yang canggih dalam membunuh bakteri tanpa merusak jaringan pada tubuhya serta mengandung protein yang mempunyai peran penting dalam melakukan aktifitas biologis di dalam tubuh, maka berikut manfaat cacing tanah yang baik terhadap tubuh manusia:

Cacing Tanah untuk Mengobati Penyakit Tifus
Penyakit tifus disebabkan oleh tumbuhnya bakteri jenis salmonella di dalam alat pencernaan manusia, cacing tanah berguna untuk membunuh ataupun menghalau tumbuhnya bakteri tersebut. cara mengkonsumsinya bisa dengan direbus, dikeringkan dan ditumbuk kemudian dilarutkan kedalam air minum atau bisa di seduh dengan madu.

Mengatasi Diare
Penyakit diare adalah penyakit yang sering dialami oleh setiap orang, salah satu obat tradisional yang dapat menyembuhkannya yaitu dengan mengkonsumsi cacing tanah, diare disebabkan oleh bakteri E Coli dan Shigella yang dapat di halau oleh antibakteri yang terkandung pada cacing.

Membantu Melancarkan Peredaran/Sirkulasi Darah
Cacing mengandung enzim yang dapat memusnahkan lemak jahat pada sistem sirkulasi darah manusia, sehingga sistem peredaran darah manusia semakin lancar, itulah sebabnya mengapa cacing di manfaatkan untuk mengobati stroke dan darah tinggi.

Membantu Memperbaiki Proses Pencernaan
Cacing tanah banyak mengandung enzim, seluosa dan katalisator yang dapat membantu proses aktifasi biologis yang sangat dibutuhkan oleh tubuh, oleh sebab itu cacing tanah mampu membantu dalam melancarkan sistem pencernaan.

Menurunkan Panas / Mencegah Demam
Mengkonsumsi cacing tanah lebih efektif menurunkan demam daripada menggunakan parasetamol, hal ini disebabkan karena ekstrak pada cacing tanah mengandung nitrogen yang bersifat basah.

Cacing Tanah Dipercaya bisa Menenangkan syaraf
Cacing mengandung Pheretima yang sangat berpengaruh pada sistem syaraf manusia, sehingga dengan mengkonsumsi cacing akan merasa tenang disamping itu juga tepat untuk mengobati sakit gigi, pusing dan rematik.

Membantu Meningkatkan Stamina
Cacing tanah mengandung taurin yang dapat meningkatkan proses metabolisme lemak dan kemudian di ubah menjadi energi, disamping itu juga dapat melangsingkan tubuh bagi wanita yang diet.

Untuk Kesehatan Kulit
Cacing tanah sangat bermanfat untuk kesehatan kulit, karena cacing mengandung alfa-tokoferol yang berfungsi untuk mempertahankan elastisitas pada kulit sehingga tampak muda, industri yang saat ini memakai bahan baku cacing adalah industri yang memproduksi kosmetik

Mengobati Luka 
Cacing mengandung asam arakidonat yang berfungsi untuk mempercepat tumbuhnya sel-sel baru, fungsinya adalah menggantikan sel mati menjadi sel-sel baru.

Meningkatkan Nafsu Makan
Tanpa disadari bahwa cacing banyak mengandung protein yang mana di dalam protein tersebut terdapat enzim yang dapat membantu proses metabolisme di dalam tubuh sehingga sistem pencernaan berjalan dengan baik dan nyaman, kondisi organ pencernaan yang berfungsi baik akan menstimulus dorongan terhadap pola makan yang dibutuhkan oleh tubuh.
  • Cacing tanah dapat membantu mengolah sampah dapur menjadi kompos yang baik untuk tumbuhan. Cacing tanah mampu mengubah bahan organik yang dimakan menjadi kotoran (castings) dan urine (worm tea). Kandungan urea dalam urine cacing adalah pupuk alami yang baik. Terlebih kotoran cacing mengandung nitrogen, fosfor, magnesium, potasium, dan kalsium yang penting untuk pertumbuhan tanaman.
  • Tubuh cacing tanah yang terdiri atas 70% protein adalah sumber makanan bergizi tinggi bagi hewan ternak dan peliharaan seperti ayam, bebek, ikan, sidat, dan burung.
  • Kegiatan menggali yang dilakukan cacing tanah mampu menciptakan sistem drainase alami, meningkatkan jumlah udara dan air dalam tanah sehingga tanah menjadi lebih gembur dan baik untuk ditanami semua jenis tanaman.
Cara Menggunakan Cacing Tanah Agar Tidak Jijik
Cacing memang hewan yang menjijikkan jika dilihat dari habitatnya, maka perlu pengolahan yang bagus sebelum dikonsumsi, yang harus dilakukan pertama yaitu membersihkan isi perut cacing sampai bersih, kemudian cacing yang sudah di bersihkan direbus hingga mendidih, air bekas didihan cacing dapat di jadikan obat dengan cara diminum sedangkan cacingnya dikeringkan dan ditumbuk sampai halus yang kemudian bisa dicampur dengan kopi atau madu sekitar tiga gelas perhari. Saat ini sudah banyak industri obat yang mengolah cacing dalam bentuk kapsul maupun cair, sehingga tidak perlu lagi repot untuk mengolahnya. Usahakan pasien tidak melihat proses pengolahannya agar si pasien tidak merasa jijik untuk menggunakannya. Jadi tidak perlu khawatir jijik untuk mengkonsumsi cacing tanah karena banyak cacing tanah yang sudah diolah menjadi produk obat.


Blog, Updated at: 00:05:00