Bangau Storm (Ciconia stormi) |
Burung Bangau Storm, Si Paruh Merah Yang Bersuara Saat Musim Kawin
Bangau Storm atau Storm's Stork (Ciconia stormi), menjadi salah satu burung air yang hidup di Indonesia. Bangau Storm burung dari famili Ciconiidae berukuran hingga 80 cm ini termasuk salah satu burung langka Indonesia. Karena populasinya yang sangat kecil dan ancaman kelestariannya yang terus terjadi, IUCN Redlist memasukkan burung Bangau Storm (Ciconia stormi) sebagai spesies dengan status konservasi Endangered (Terancam Punah) sejak tahun 2012. Burung ini tidak masuk dalam daftar Appendix CITES. Pun, Bangau Storm luput dan tidak termuat sebagai burung yang dilindungi berdasarkan PP Nomor 7 Tahun 1999.
Klasifikasi Ilmiah Bangau Storm : Kerajaan: Animalia. Filum: Chordata. Kelas: Aves. Ordo: Ciconiiformes. Famili: Ciconiidae. Genus: Ciconia. Spesies: Ciconia stormi (Blasius, 1896).Bangau Storm (Ciconia stormi) Source image flickr.com
Nama Lokal : Bangau Storm
Nama Bahasa Inggris : Storm’s stork
Nama Latin : (Ciconia stormi)
Habitat : Pulau Sumatra kalimantan ( Indonesia ), Swarak, Sabah (Malaysia) dan Brunei, ada catatan sampai ke Thailand
Warna : Sebagian besar bulu berwarna hitam, leher bagian belakang putih dan hitam bagian kepala (topi)
Tinggi : 75-91 cm
Berat : –
Suara : Bersuara ketika musim kawin
Makanan : Ikan kecil, katak, larva serangga air, cacing tanah. Di Sabah juga dilaporkan memakan kepiting dan belalang.
Ancaman : Penebangan hutan untuk kebun kelapa sawit
Status : Terdaftar di IUCN dengan status Endangered A2c+3c+4c; C2a(i) ver 3.1
Bangau Storm atau disebut (Ciconia stormi) . Burung ini termasuk burung yang besar (sekitaran 80 Cm) . Ciri ciri burung ini adalah , Warnanya hitam dan putih dengan paruh merah yang melengkung sedikit ke atas , Dadanya hitam , Ekor putih , Kulit muka kemerahjambuan. Habitatnya di Hutan rawa rapat,
Bangau berukuran besar, panjangnya mencapai 80-91 cm. Bulunya dominan berwarna hitam dan putih dengan paruh merah yang sedikit melengkung ke atas. Lebih spesifik lagi, bulu sayap, punggung, mahkota, dan dan dada berwarna hitam, sedangkan bulu pada tenggorokan, tengkuk, perut, dan ekor berwarna putih. Kulit mukanya berwarna semu merah jambu, oranye dan kuning. Sedangkan kaki berwarna merah.
Di Indonesia, bangau storm tersebar di Kalimantan dan Sumatera. Mereka hidup di hutan primer dan dataran rendah, hutan awet-hijau, dan hutan rawa air tawar di kawasan Sunda Besar. Biasanya mereka hidup soliter atau membentuk kelompok kecil.
Jika memasuki masa remaja bulu hitam berubah menjadi coklat. Iris dan paruh merah, tungkai dan kaki merah muda.
Bangau storm membangun sarangnya secara berkoloni (berkelompok). Sarangnya pernah ditemukan di Sumatera pada ketinggian 8,3 m pada pohon bakau Rhizophora mucronat. Posisi sarang yang tinggi di atas sungai ini merupakan strategi anti-predator.
Perbedaan mencolok Bangau Storm dari kerabat dekatnya, Sandang Lawe adalah warna bulu di lehernya bagian bawahnya. Jika pada Sandang Lawe bulunya berwarna putih, bulu pada pangkal leher Bangau Storm hitam. Juga warna pada paruh, tungkai, dan kaki yang lebih merah.
Makanan utama Bangau Storm adalah ikan. Selain itu juga memakan katak, krustasea, cacing tanah, invertebrata dan larva serangga air. Kerap ditemukan menyendiri meskipun terkadang dapat ditemukan dalam kelompok kecil. Membuat sarang dari ranting di atas pohon yang tinggi. Saat berbiak, burung ini diketahui bertelur antara 2-3 butir yang akan dierami dan menetas setelah sekitar 90 hari.
Bangau Storm merupakan burung asli Indonesia meskipun bukan burung endemik Indonesia. Burung air ini memiliki daerah sebaran meliputi Indonesia, Malaysia, Brunei Darussalam, Myanmar, dan Thailand. Di Indonesia dapat dijumpai di pulau Sumatera dan Kalimantan. Habitatnya adalah daerah lahan basah seperti rawa-rawa, hutan rawa, rawa gambut, dan di sekitar daerah aliran sungai di daerah dataran rendah.
Sumber: wikipedia, alamendah, majalahewan dan sumber lainnya