Alhamdulillah Bisa Bertemu lagi dengan Bulan Ramadhan
Datangnya bulan Ramadhan selalu mendatangkan keberkahan atas semua manusia. Tidak peduli dia muslim atau non muslim semua kecipratan berkah bulan Ramadhan. Makanya salah satu sebutan bulan Ramadhan adalah bulan keberkahan atau sahrur barokah.
Jumlah Rakaat Shalat Tarawih
Terkait masalah shalat tarawih yang dilaksanakan saat ramadhan masih ada saja yang bertanya mana yang lebih baik antara sholat terawih 11 dan 23 rekaat? Untuk menjawab hal ini perlu ditekankan bahwa jumlah rekaat shalat malam termasuk shalat terawih tidak ada batasan jumlah.
Anda boleh melaksanakan shalat terawih 11 rekaat, 23 rekaat bahkan diatas 30 rekaat tidak dibatasi.
Jumlah rakaat shalat tarawih sangat fleksibel dan semuanya baik dan afdhol jika dihubungkan dengan keadaan dan kondisi makmum atau sebagian besar jamaah terawih.
Shalat tarawih 11 rekaat sangat baik dilaksanakan dengan bacaan surah panjang tiap rekaat jika sebagian besar jamaah terawih adalah orang-orang yang mampu berdiri lama saat shalat.
Shalat terawih dengan 23 rekaat dengan bacaan surah-surah pendek baik dilaksanakan jika kondisi sebagian besar jamaah adalah mereka yang tidak mampu berdiri lama-lama.
Saat sebagian besar jamaah terawih orang-orang tua maka imam bisa mengambil jalan tengah dengan shalat terawih 11 rekaat dan bacaan surah-surah pendek karena jamaah yang sudah sepuh tidak mampu berdiri lama-lama juga tidak begitu kuat untuk terawih dengan jumlah rakaat yang banyak.
Jadi yang terbaik dalam menentukan jumlah rekaat shalat terawih adalah perhatikan kondisi makmum atau jamaah terawih secara umum. Boleh juga dikompromikan dengan semua jamaah terawih untuk memilih jumlah rekaat yang dikehendaki. Jangan terlalu fanatik dengan jumlah rekaat tertentu.
Terakhir dan yang terpenting adalah jaga semua rukun shalat dan syarat sahnya shalat. Jangan sampai karena mengejar jumlah rakaat yang banyak sampai meninggalkan tuma'ninah dalam shalat. Tuma'ninah adalah termasuk rukun shalat maka jika ditinggalkan akan membuat shalat anda tidak sah. Janganlah shalat terlalu cepat hingga digambarkan oleh nabi kita seperti gerakan ayam yang sedang mematuk-matuk makanan. Semoga bermanfaat.
Dalil Rakaat Shalat Lail
Ada seorang sahabat yang bertanya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengenai tata cara shalat lail. Kemudian beliau menjelaskan,
صَلاَةُ اللَّيْلِ مَثْنَى مَثْنَى ، فَإِذَا خَشِىَ أَحَدُكُمُ الصُّبْحَ صَلَّى رَكْعَةً وَاحِدَةً ، تُوتِرُ لَهُ مَا قَدْ صَلَّى
“Shalat malam itu dua raka’at-dua raka’at. Jika kalian takut masuk waktu shubuh, maka kerjakanlah satu raka’at, untuk menjadi witir bagi shalat-shalat sebelumnya.” (HR. Bukhari 990 dan Muslim 749)
Hadis ini bersifat umum, mencakup shalat malam yang dikerjakan di luar ramadhan maupun ketika ramadhan.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjelaskan tata cara pelaksanaan shalat malam untuk dikerjakan 2 rakaat-2 rakaat. Dan beliau tidak menyebutkan batasan jumlah rakaatnya. Beliau hanya memberi batasan,
“Jika kalian takut masuk waktu shubuh, maka kerjakanlah satu raka’at, untuk menjadi witir bagi shalat-shalat sebelumnya.”
Seandainya shalat malam itu ada batasannya, tentu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam akan menjelaskannya.
Wallahu a'lam.