Anis Bentet Sangihe (Coracornis sanghirensis), Burung Endemik Indonesia


Anis Bentet Sangihe (Coracornis sanghirensis) 
Anis bentet sangihe umumnya ditemukan sendirian atau terkadang bersama kelompok-kelompok kecil burung penghuni hutan di sekitar Gunung Sahendaruman dan Gunung Awu. Anis-bentet sangihe adalah spesies burung dari keluarga Colluricinclidae. Anis-bentet Sangihe merupakan hewan endemik Indonesia. Anis-bentet Sangihe memiliki habitat di kawasan Hutan pegunungan dengan iklim subtropik atau tropis lembap. Menurut Wikipedia, Nama ilmiah burung ini adalah: Coracornis sanghirensis

Source image hbw.com

  • Nama Lokal : Anis-bentet sangihe
  • Nama Bahasa Inggris : Sangihe shrikethrush atau Sangihe whistler
  • Nama Latin : (Coracornis sanghirensis) sinonim Colluricincla sanghirensis, Dendrocincla macrorhyncha, Pinarolestes sanghirensis
  • Habitat : Gunung Awu dan gunung Sahendarum, di Pulau Sangihe provinsi Sulawesi Utara
  • Warna : Tubuh atas berwarna coklat zaitun dan coklat tua di bahu serta bawah punggung, untuk tubuh bagian bawah berwarna coklat pucat yang membias kekaratan di bagian perut.
  • Panjang : 17 cm
  • Berat : –
  • Suara : –
  • Makanan : –
  • Ancaman : Kehilangan habitat
  • Status : Terdaftar di IUCN dengan status Critically Endangered B1ab(ii,iii,v)+2ab(ii,iii,v); C2a(i,ii) ver 3.1
Selain informasi mengenai burung anis bentet sangihe, di situs ini tersedia juga informasi mengenai segala jenis burung kicau seperti burung jalak, burung anis kembang, burung nuri, burung cendet, burung kutilang, burung lovebird, beo, kakatua, bahkan burung hantu dan burung elang serta jenis burung-burung lainnya yang akan segera menyusul diulas dalam web ini, selamat membaca.
Anis-bentet Sangihe memiliki habitat di kawasan Hutan pegunungan dengan iklim subtropik atau tropis lembap. Hewan ini termasuk hewan yang terancam, karena kehilangan habitat. Ciri-ciri burung ini adalah, ukurannya menengah sekitar 17cm, warna Coklat Olive pada bagian atas, coklat tua pada bagian bahu dan bawah punggung. Pada bagian bawahnya lagi coklat kepucatan, kekaratan pada perut. Kaki hitam. Coklat zaitun pada sekitar kuning tenggorokan. Suaranya keras, nadanya seperti lagu dengan banyak pengulangan dan lembut, bunyinya kedengaran seperti Chweep…chweep..chweep.

Populasinya mungkin akan sangat rendah jumlahnya (mungkin kurang dari 100 burung) mengingat daerah kecil habitat yang tersisa,dan kebanyakan dijumpai di Gunung Sahendaruman dan Gunung Sahengbalira.


Blog, Updated at: 20:30:00