Kelemahan Genetik Ternak Kerbau Salah Satu Kendala Pengembangan Peternakan Kerbau Komersial

<Sakadoci.com> Ternak Kerbau. Upaya pengembangan peternakan kerbau didaerah-daerah yang sesuai dengan habitat binatang ini masih terkendala dengan kelemahan sifat genetiknya. Hal inilah salah satu penyebab utama mengapa ternak kerbau lambat sekali dalam pertambahan populasi. Beberapa kelemahan sifat internal ternak kerbau yang perlu diketahui oleh peternak agar bisa mengantisipasinya saat akan mengembangkan peternakan kerbau yang komersial antara lain:


Usia Dewasa Kelamin yang Lambat (Masak lambat)
  • Jika dibandingksn dengan ternak sapi, Kerbau termasuk hewan yang lambat dalam mencapai dewasa kelamin (Subiyanto, 2010). 
  • Pada umumnya kerbau mencapai pubertas pada usia yang lebih tua, kerbau mencapai dewasa kelamin pada usia minimal 3 tahun (Lendhanie, 2005).
Umur Kebuntingan Lebih Lama dari Ternak Sapi (Lama bunting Lebih 10 Bulan)
  • Secara normal umumnya ternak Kerbau akan mengandung anaknya selama 10,5 bulan, sedangkan sapi hanya 9 bulan. 
  • Menurut Keman (2006) lama bunting pada kerbau bervariasi dari 300-344 hari (rata-rata 310 hari) atau secara kasar 10 bulan 10 hari. 
  • Dikemukakan pula oleh Hill (1998) bahw lama bunting pada kerbau lebih lama dan lebih bervariasi. Untuk kerbau kerja, lama bunting kerbau mesir bervarisi 325-330 hari. 
  • Hasil penelitian Landhanie (2005) di Desa Sapala, kecamatan Danau Panggang lama bunting kerbau rawa mencapai 1 tahun.
Tanda Birahi Yang Tidak Tampak Jelas/Silent Heat/Berahi tenang
  • Meskipun silent heat juga sering terjadi pada sapi breed tertentu seperti sapi brahman cross misalnya tetapi pada kerbau lebih sering terjadi. Tanda-tanda berahi pada kerbau, umumnya tidak tampak jelas (Subiyanto, 2010). Sifat ini menyulitkan pada pengamatan berahi untuk program inseminasi buatan. 
  • Silent heat pada kerbau ini bisa diatasi dengan menggunakan kerbau jantan, hanya saja ada kendala yaitu kelangkaan kerbau jantan dan sistem pemeliharaan yang terkurung memungkinkan perkawinan tidak terjadi.
Sulitnya Mengamati Waktu berahi Karena Terjadi Malam Hingga Jelang Pagi
  • Umumnya berahi pada kerbau terjada pada saat menjelang malam sampai agak malam den menjelang pagi atau subuh atau lebih pagi (Toilehere, 2001). Menurut Hill (1988) tanda-tanda berahi da kativitas perkawinan pada kerbau mesir pada umumnya terjadi pada malam hari. Pada saat seperti ini umumnya kerbau-kerbau betina di Indonesian sedang berada dalam kandang yang tertutup yang tidak memungkinkan terjadinya perkawinan.
Calving Interval Lama / Jarak beranak yang panjang
  • Jarak beranak yang panjang merupakan implikasi dari sifat-sifat reproduksi lainnya. Pada kerbau keerja jarak beranak bervariasi dari 350-800 haru dengan rata-rata 553 hari (Keman, 2006). 
  • Menurut Hill (1988) jarak beranak pada kerbau bervariasi dari 334-650 hari. Tergantung pada manajemen yang dilakukan. 
  • Menurut Ladhanie (2005) jaerak beranaka pada kerbau rawa antara 18-24 bulan.
Tingginya Usia Beranak pertama kali
  • Hal ini berhubungan erat dengan umur dewasa kelamin kerbau yang lebih tinggi daripada sapi. Panjang sifat-sifat produksi lain akan berpengaruh langsung terhadap beranak pertama pada kerbau. 
  • Hasil survei di Indonesia terutama si NAD< Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa timur, NTB dan Dulaweisi Selatan, umur pertama kali beranak masing-masing 45,0; 49,6; 47,7; 49,1; 45,6 dan 49,2 bulan denga rata-rata 47,7 bulan (Keman, 2006), sementara itu di Brebes, Pemalang, semarang dan Pati rata-rata umur pertama kali  beranak, berturut-turut adalah 44, 40, 44, dan 42 (Keman 2006).
Sumber:http://fapethalim.blogspot.co.id/


Blog, Updated at: 02:20:00