KONDISI PASAR DAGING LESU, HARGA SAPI BESAR LEBIH MURAH
Setelah melewati bulan suro biasanya pasar daging akan lebih bergairah karena mulai ada yang menggelar hajatan. Tetapi selama pandemi ini ternyata permintaan daging sapi tetap sepi karena masih adanya berbagai pembatasan dan juga turunnya daya beli masyarakat karena pergerakan yang terbatas sebagai sarana pencegahan penyebaran covid 19. Meski bulan suro telah lewat, saat ini pemotongan sapi tetap sedikit seiring rendahnya permintaan daging sapi.
Jagal-jagal di RPH banyak mencari sapi ukuran sedang dan kecil dipasar hewan agar dagingnya bisa langsung habis saat dipasarkan sehingga tidak ada daging sisa yang harus masuk freezer yang menyebabkan harganya turun. Tingginya permintaan sapi ukuran sedang dan kecil menjadikan harga sapi spek ini naik dan bertahan diharga Rp 47.000 per kg.
Sapi ukuran besar yang kurang diminati harganya jauh lebih murah pada kisaran 44 ribu hingga 45 ribu per kg untuk kualitas standar. Untuk kualitas super tentunya harga akan lebih mahal per kgnya. Jagal yang hanya memotong sapi kecil harus bersaing dengan peternak yang juga berbelanja bakalan. Harga yang ditawarkan peternak umumnya lebih bagus atau lebih tinggi daripada penawaran jagal, hal ini wajar karena peternak mencari bakalan untuk digemukkan dan dijual lagi setelah dipelihara sedangkan jagal langsung dipotong apapun kondisi sapi yang mampu dibelinya.
Secara umum bagi jagal sapi sebenarnya lebih menguntungkan memotong sapi-sapi besar karena persentase karkasnya lebih bagus secara umum dan meat yieldnya juga lebih tinggi. Memotong sapi besar juga bisa menghemat biaya karena biasanya jagal membayar kulinya per ekor sapi, jadi saat diperhitungkan untuk biaya per kg daging jatuhnya jadi lebih murah.
Saat kondisi normal biasanya pasar daging akan kembali bergairah saat memasuki bulan maulud dimana akan lebih banyak orang punya hajat selama tidak ada pembatasan ketat akibat pandemi. Semoga pandemi ini segera berakhir.
