Plus Minus Rumput Odot Untuk Pakan Ternak, Mengapa Banyak Yang Beralih Lagi Ke Rumput Gajah?

Kepopuleran jenis rumput odot sebagai salah satu hijauan selain legume yang memiliki kadar protein kasar tinggi nampaknya mulai menurun. Terlihat dibeberapa kasus, banyak petani ternak yang awalnya dengan semangat menanam rumput odot kemudian menggantinya dengan rumput jenis lain seperti rumput raja dan rumput gajah.

Rumput ODOT

Banyak keunggulan rumput odot yang awalnya sangat diharapkan oleh peternak menjadi sumber hijauan berkualitas yang bisa meningkatkan produksi ternaknya. Beberapa keunggulan tersebut antara lain:

- Mudah dibudidayakan (mudah tumbuh), cara tanam mudah bisa dengan stek maupun polls.

- Umur panen cepat, panen pertama 90 hari sedangkan panen berikutnya bisa dilakukan setiap 50 - 60 hari sekali tergantung dari kecepatan tumbuh yang sangat dipengaruhi pengairan dan pemupukan.

- Palatabilitas tinggi karena sangat disukai ternak dan hampir semua bagian tanaman dari batang hingga daunnya bisa dimakan habis oleh ternak, hal ini karena batang rumput odot sangat lunak. Daunnya tidak memiliki bulu-bulu kasar.

- Kadar protein kasar termasuk tinggi jika dibandingkan dengan rumput jenis lainnya.

- Relatif tahan dengan kurangnya pengairan selama tidak terlalu ekstrim

Dengan banyaknya keunggulan diatas seharusnya rumput odot bisa menjadi andalan hijauan di segala musim tetapi mengapa banyak peternak yang beralih kembali ke rumput gajah dan rumput raja?

Dari beberapa informasi yang masuk ke penulis ternyata alasan utama rumput odot mulai ditinggalkan oleh peternak, terutama peternak sapi potong adalah karena kadar airnya yang sangat tinggi.

Memang kadar air rumput odot mencapai 85% lebih sehingga saat ternak sapi maupun kambing diberikan pakan dengan kandungan rumput odot yang sangat banyak, ternak tersebut akan sering kencing karena banyaknya air dari rumput odot tersebut. Hal ini diamati oleh para peternak mengakibatkan ternak tidak cepat gemuk meskipun sudah makan rumput odot dalam jumlah besar sehingga dianggap tidak efisien dari segi tenaga kerja dan jumlah pakan rumput yang diberikan.

Alasan sederhana diatas adalah salah satu yang menyebabkan banyak peternak beralih kembali ke jenis rumput gajah dan rumput raja karena meskipun kandungan protein kedua jenis rumput ini lebih rendah tetapi kadar airnya juga lebih rendah sehingga dengan jumlah tonase yang sama dengan rumput odot, jumlah bahan kering yang dimakan ternak tetap lebih banyak.

Perlu diketahui kandungan air pada rumput gajah dan rumput raja sekitar 80% sedangkan kandungan PK sekitar 9% - 10% dari bahan kering. Sedangkan odot memiliki kandungan protein kasar hingga 14% dari bahan keringnya.

Dari paparan diatas, memang ada plus minus rumput odot yang bisa dimanfaatkan secara bijak oleh peternak. Sebagai contoh untuk daerah tertentu yang sumber air bersih untuk minum ternaknya sangat terbatas bisa memanfaatkan rumput odot karena kadar air rumput odot yang tinggi bisa mencegah dehidrasi ternak akibat sedikitnya air minum. Juga untuk daerah-daerah dengan panas yang ekstrim maka rumput odot bisa menjadi pilihan alternatif.

Untuk sapi perah sepertinya kandungan air yang tinggi pada rumput odot bahkan lebih bermanfaat untuk produksi susunya. Sehingga kelemahan rumput odot akibat tingginya kadar air tidak bermasalah untuk sapi perah.

Alternatif pemanfaatan rumput odot lainnya adalah dengan mengkombinasikan dengan jenis rumput lain maupun tebon serta bisa juga dengan mencampur dengan jenis legume tertentu agar kandungan kadar air secara total dalamm pakan campuran tersebut persentasenya bisa berkurang.

Sebagai rumput yang mudah tumbuh dan mudah dibudidayakan seyogyanya peternak tetap bisa memanfaatkan rumput ini sebagai alternatif pakan yang memiliki kandungan PK tinggi dan bisa mengkombinasikan dengan jenis hijauan lain agar nila nutrisinya semakin bagus.

Tebon Jagung

Kalau menurut penulis, untuk sapi potong penggemukkan akan sangat bagus jika rumput odot ini bisa dikombinasikan dengan tebon jagung untuk menaikkan nilai nutrisinya. Harga tebon jagung yang jauh lebih mahal dibandingkan odot bisa lebih ekonomis saat dikombinasikan dengan odot dalam pakan ternak.



Blog, Updated at: 19:25:00