Kontes Kambing Kaligesing
Perkumpulan Peternak Kambing Kaligesing Nasional (Kaligesing) dan Kelompok Ternak Mandiri Dusun Nganggring, Desa Girikerto, Kecamatan Turi, mengadakan kontes Piala Raja Kambing Kaligesing. Selain untuk silaturahmi, kontes diadakan untuk menyeleksi hasil bibit kambing Kaligesing.Koordinator Lapangan (korlap) Panitia Piala Raja Kambing Kaligesing, Eko Citraefa, mengatakan acara tersebut diikuti oleh peternak kambing Kaligesing dari seluruh Indonesia. “Selain silaturahmi, kami juga menyeleksi bibit kambing yang bagus. Dari kambing ini bisa dimanfaatkan susunya,” ujar Eko.Sekitar 300 kambing ras Kaligesing dari berbagai daerah di Jawa memenuhi kandang ternak Kelompok Mandiri di Dusun Nganggring, Girikerto, Turi kemarin.
Kambing-kambing itu berlaga menjadi yang terbaik dalam Open Kontes Kambing Kaligesing Piala Raja 2018.
Koodinator lapangan acara Eko Citraefa mengatakan kontes tersebut kali pertama di Turi.
“Kerjasama dengan Bank Indonesia (BI) dan Perkumpulan Peternak Kambing Kaligesing Nasional (Perkanas) dan Kelompok Ternak Mandiri,” kata Citraefa.
Kambing Kaligesing merupakan peranakan kambing etawa dari Jawa Tengah. Kontes berskala nasional tersebut terbagi empat kelas yaitu kelas A, B,C dan D yang terdiri dari jantan maupun betina.
Kelas D, batasan untuk kambing jantan tinggi badan maksimal 75 sentimeter dan gigi belum tanggal. Untuk betina, tinggi maksimal 70 sentimeter.
Kelas C, tinggi jantan minimal 76 sentimeter dan betina 71 sentimeter serta belum ada gigi yang tanggal. “Jadi mau tingginya sampai satu meter tidak masalah,” kata Citraefa.
Kelas B, syaratnya telah ganti gigi antara satu hingga dua gigi. Kelas A menjadi kelas bergengsi. Syaratnya, setiap kambing harus telah berganti gigi minimal tiga pasang atau enam gigi.
Ada 11 parameter menilai kualitas Kambing Kaligesing. Mulai kepala, tanduk, telinga, leher, postur, ekor, kaki, bulu, dan testis. “Seluruh badan dinilai, ada skor satu per satu,” ujar Citraefa.
Peternak kambing yang ikut kontes dari Kabupaten Pacitan, Jawa Timur, Heri Widodo, mengaku sering mengikuti berbagai kontes seperti kontes Bupati Cup Pacitan dan beberapa kontes di kota lainnya. Ia mengatakan setelah kontes, apabila berhasil juara, maka harga kambing akan meningkat 50%. “Harga kambing milik saya yang ikut kontes harganya sekitar Rp15 juta, kalau menang, harganya bisa sampai Rp30 juta,” ujar Heri. Ia mengatakan sebelum mengikuti kontes, kambing miliknya membutuhkan perawatan selama dua bulan. Perawatan yang dilakukan mulai dari memberi jamu khusus, makanan seperti ampas tahu, kangkung kering dan memberi vitamin.Kambing Kaligesing yang baik memiliki bentuk telinga melipat simetris ke depan, bulu lebat, posturnya tinggi kokoh. Selain itu, bentuk muka melengkung, pola warna bulu hitam putih atau coklat putih dan dagu bawah lebih panjang.
Salah seorang peserta lomba Heri Widodo dari Pacitan sengaja datang untuk mengikuti kontes. “Saya bawa dua kambing jantan untuk Kelas A dan B,” kata Heri.
Dia menyiapkan kambingnya sejak dua bulan lalu. Perawatan kambing, tidak terlalu sulit. Terpenting adalah menjaga kambingnya sehat.
Pola makan harus dijaga. Perawatan bulu juga turut diperhatikan. “Pakan diberi ampas tahu, kangkung kering termasuk vitamin. Selain itu, sebisa mungkin kambing jangan dikawinkan dulu karena nanti akan lesu,” kata Heri.
Kepala Dinas Pertanian DIJ Sasongko mengatakan lomba ini sebagai pemicu masyarakat menjadi peternak. “Agar termotivasi budidaya Kambing Kaligesing,” ujarnya.
Sasongko menyebut, dampak kontes menghasilkan kambing unggul. “Di samping itu, jika dikembangkan bisa menjadi penyedia bibit kambing daerah lain,” tambahnya. Peserta kontes tak hanya dari Sleman. Ada juga dari Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Peserta paling jauh dari Lembang.