Mengapa Burung Bermigrasi Sampai Ribuan Km?

Didaerah-daerah tertentu di Indonesia kadang dijumpai burung yang terbang melintasi area udara dengan jumlah hingga ribuan ekor. Bahkan kadang ada juga rombongan ribuan burung tersebut yang melakukan "transit" disekitar pantai tertentu di Indonesia. Ternyata burung-burung tersebut sedang melakukan perjalanan jauh yang dikenal dengan istilah MIGRASI.
Burung Sedang Bermigrasi (foto by google)
Kegiatan migrasi yang dilakukan burung tersebut merupakan cara untuk beradaptasi berkaitan dengan ketersedian pakannya di alam akibat perubahan cuaca di tempat asalnya. Selama masa migrasi, burung-burung tersebut mengalami banyak sekali ancaman, termasuk tabrakan dengan pesawat, jendela kaca gedung pencakar langit, kehilangan arah, diburu, kehilangan habitat, dan dimangsa predator. Burung Juvenile merupakan jenis burung yang memiliki resiko paling besar. Namun entah bagaimana mereka tetap bisa rutin bermigrasi setiap tahunnya.
Migrasi burung merujuk pada perjalanan musiman yang dilakukan oleh banyak spesies burung. Banyak burung melakukan perjalanan panjang dengan terbang. Pola yang paling umum adalah terbang ke utara untuk berkembang biak pada musim panas Arktik dan terbang kembali ke selatan yang hangat ketika utara memasuki musim dingin lagi.
Dalam kamus Dictionary of Birds disebutkan bahwa migrasi merupakan pergerakan populasi burung yang terjadi pada waktu tertentu setiap tahun, dari tempat berbiak menuju tempat mencari makan selama iklim di tempat berbiaknya itu tidak memungkinkan. Di tempat baru tersebut, burung-burung ini tidak akan berbiak, dan baru berbiak jika sudah kembali ke tempat asal pada musim berbiak berikutnya (Campbell, 1985).
Migrasi burung menggunakan bintang, matahari, pola angin, daya magnet bumi, dan bentuk daratan sebagai penunjuk arah. Sehingga mereka dapat bermigrasi ke tempat yang sama setiap tahunnya. Burung-burung terbang sejauh 15-600 mil atau lebih setiap harinya selama masa migrasi, tergantung dari kapan mereka bermigrasi, seberapa jauh tujuan mereka, dan kondisi rute yang mereka lalui, termasuk juga ada atau tidaknya tempat persinggahan yang cocok. Migrasi burung yang melintasi samudera menghabiskan waktu hingga 100 jam atau lebih di udara dalam sekali penerbangan hingga mereka menemukan daratan.
Secara garis besar, migrasi burung ini dapat dicermati dari lokasi dan waktu. Berdasarkan lokasi, migrasi ini terbagi atas migrasi arah (latitudinal migration) yaitu berpindah dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari kondisi alam yang lebih baik, dan migrasi ketinggian (altitudinal migration). Untuk yang ini, perpindahan dilakukan karena perbedaan ketinggian di tempat hidupnya, bisa jadi karena bencana alam.

Sementara, migrasi berdasarkan waktu dikenal dengan istilah migrasi balik (return migration). Migrasi balik inilah yang paling populer yaitu burung yang berada di belahan bumi utara kala musim dingin datang akan berangkat ke bumi belahan selatan yang sedang musim panas. Tujuannya jelas untuk mencari makan. Ketika musim dingin di tempat asalnya, barulah ia akan kembali lagi.
Migrasi Burung (foto:google.com)
Beberapa Jenis Burung Yang Melakukan Migrasi dan Jarak Yang Ditempuhnya

Burung Kolibri
Kolibri, meski berukuran kecil dan mungil dan berukuran hanya sekitar 5 gram, burung ini  rata-rata terbang sejauh 2.200 km dari pantai timur Amerika ke Amerika tengah saat bermigrasi.

Migrasi Burung Albatros, Elang Laut Besar
Albatros adalah hewan terbang terbesar di bumi, yang jarak jelajahnya mencapai 5.500 km dalam satu kali perjalanan. Kemampuan ini karena kontrol terbangnya yang unik. Albatros yang jarang mengepakkan sayap kala terbang menggunakan lebih sedikit energi dibandingkan burung pengepak, sehingga perjalanan panjang tidak begitu terasa.
Kawanan Burung Migrasi (foto by google.com)
Migrasi Burung Godwit
"Perjalanan tahunan burung godwit mencapai 30.000 km," jelas biolog Amerika Lee Tibbetts. Perjalanan ini ditempuh dalam tiga kali penerbangan non-stop selama 20 hari." "Tiga tahap terbang ini dimulai dari Selandia Baru ke Australia timur, dari Australia timur ke Asia, dari Asia ke Alaska, dan dari Alaska kembali ke Selandia Baru, kata Tibbetts. "Yang terjauh adalah saat terbang dari Alaska ke Selandia baru. Jaraknya 11.800 km."  Tibbetts pun mempelajari rute terbang burung godwit.

"Strategi migrasi burung godwit akan berhasil hanya jika tempat perhentiannya menyediakan cukup makan untuk penerbangan berikutnya. Karena itulah banyak yang khawatir akan keberadaan burung ini mengingat lahan rusak semakin meluas di Asia, begitu juga dengan perubahan negatif di daerah rawa-rawa di berbagai penjuru dunia. "Dari indikasi awal, kami temukan bahwa burung ini tidak cepat beradaptasi. Ini terlihat dari semakin sedikitnya jumlah populasi burung godwit," tutur Tibbetts. Image caption Burung godwit. Selain ketesediaan makanan, peneliti menyebut burung ini bisa menjalani rute panjangnya karena bantuan pola pergerakan angin.

Migrasi Burung Tern ArtikaPada 2011, peneliti memasang pelacak di tubuh burung laut tern di Belanda. Ketika mereka mengumpulkan data setahun kemudian, peneliti terkesima mengetahui kemana burung ini pergi menjauhi musim dingin. Total rata-rata migrasi burung tern mencapai 48.700 km, dari Eropa ke Antartika!

Richard Phillips, yang ikut dalam penelitian ini menyatakan ketersediaan kebutuhan makanan adalah alasan di balik perjalanan panjang burung tern. "Jawaban singkatnya adalah burung ini terbang karena keuntungan yang didapat melebihi upaya yang dikeluarkan," ungkapnya. Ketika tiba di Eropa, burung tern memulihkan kondisi tubuh mereka dan bersiap untuk terbang di musim kawin berikutnya.

Namun, ada teka-teki yang belum terjawab. Tidak semua burung tern bermigrasi jarak jauh. Ada yang tetap tinggal di Arktik. "Kami tidak habis pikir, karena burung tern Belanda bermigrasi sangat jauh ke timur, sementara burung tern Greenland atau Islandia, terbang dengan jarak lebih dekat," kata Phillips.

"Namun, jawabannya adalah dengan terbang lebih jauh, tempat tujuan menyediakan jumlah makanan lebih banyak dengan jumlah pesaing yang lebih sedikit."

Tapi tidak hanya burung tern Belanda yang suka terbang jauh. Pada Juni 2016, peneliti Universitas Newcastle, Inggris, menemukan bahwa ada burung tern yang terbang dari Northumberland di timur laut Inggris ke Antartika. Jaraknya mencapai 96.000 km!

Pada dasarnya, jalur yang dipakai burung-burung ini saat migrasi merupakan jalur yang tetap. Umumnya, wilayah daratan yang digunakan dan menghindari perairan terlebih yang lebarnya mencapai 25 kilometer. Karena jalurnya yang tetap ini, pengembaraan yang dilakukan kala menuju maupun meninggalkan tempat persinggahannya kala musim dingin tersebut dapat diketahui.

Wilayah yang akan dilaluinya ini memiliki tanda seperti daratan yang sempit, punggung bukit yang panjang, maupun daerah semenanjung. Mengapa daerah seperti ini yang dicari? Karena, koridor ini terbukti ampuh dalam hal menghemat energi serta dapat menghindari perairan lebar yang pastinya butuh energi besar untuk melintasinya.

Sebelum bermigrasi, banyak burung yang menjalani hyperphagia, yaitu dimana aktifitas hormon membuat berat badan mereka naik untuk menyimpan lemak sebagai sumber tenaga selama perjalanan bermigrasi. Beberapa spesies burung bisa memiliki berat badan dua kali lipat dari ukuran normalnya beberapa minggu sebelum proses migrasi.
Burung Terbang Bermigrasi (foto:google.com)
Fakta-Fakta Tentang Migrasi Burung
  • Waktu yang dibutuhkan oleh setiap burung untuk satu arah perjalanan migrasi sekitar beberapa minggu hingga 4 bulan, tergantung dari jarak, kecepatan terbang, rute, dan persinggahan mereka. Burung yang bermigrasi diakhir musim biasanya terbang lebih cepat dari burung lain yang bermigrasi lebih awal.
  • Elang, walet, swift, dan waterfowl umumnya bermigrasi disiang hari. Sedangkan kebanyakan songbird, bermigrasi di malam hari untuk menghindari burung-burung pemangsa. Udara malam yang lebih dingin dan lebih tenang juga membuat migrasi mereka menjadi lebih efisien. Sementara burung yang bermigrasi disiang hari dapat memanfaatkan arus udara panas.
  • Kebanyakan burung yang menjalani migrasi memiliki sayap yang lebih panjang, dan lebih runcing dibandingkan dengan spesies burung yang tidak bermigrasi atau yang jarak migrasinya lebih pendek. Bentuk sayap yang demikian membuat sistem aerodinamika yang baik dan terbang jadi lebih efisien dan lebih mudah.
  • Kecepatan terbang burung-burung yang bermigrasi berkisar antara 15 hingga 50 mil per jam tergantung dari jenis burung, pola terbang, dan kecepatan angin.
  • Ketika kebanyakan burung yang bermigrasi terbang pada ketinggian di bawah 2000 kaki, ternyata ada beberapa spesies burung yang dapat terbang hingga ketinggian 29.000 kaki.
  • Burung Ruby-throated hummingbird bermigrasi dari semenanjung Yucatan dari Meksiko ke bagian tenggara Amerika Serikat setiap musim semi. Perjalanan yang menempuh jarak sekitar 500-600 mil melintasi Laut Karibia ditempuh hanya dalam waktu 24 jam, tanpa istirahat.
  • Burung rufous hummingbird merupakan yang bermigrasi paling jauh dari semua spesies hummingbird yang ada. Satu perjalana berangkat saja mereka menempuh jarak hingga 3000 mil. Dimana pada masa itu mereka juga berkembangbiak di Alaska, dan mengalami musim dingin di Meksiko. Pada musim semi, burung ini terbang menuju bagian utara pasifik, sedangkan pada musim gugur mereka terbang menuju ke selatan melewati lebih banyak daerah pegunungan.
  • Burung Camar Arctic merupakan spesies burung yang bermigrasi paling jauh dari semua jenis burung. Konon jarak yang mereka tempuh selama bermigrasi mencapai 22,000 mil.
Ilustrasi Migrasi Ribuan Burung  (foto by google)
Berita Tentang Migrasi Ribuan Burung Ke Indonesia

Ribuan burung migran yang terbang dari Semenanjung Siberia, mulai berdatangan di kawasan Pantai Cemara, Kabupaten Tanjungjabung, Jambi, dalam siklus rute migrasi burung pantai dunia.

"Bulan ini ribuan burung migran sudah berdatangan dan akan terus bertambah hingga puncaknya yang biasanya terjadi pada akhir tahun ini," kata Abbas Taufik, salah satu warga Desa Air Hitam Laut, Kecamatan Sadu, Tanjungjabung Timur, Jambi, Rabu.

Burung migran tersebut adalah gerombolan koloni burung yang berasal dari Semenanjung Siberia dan Rusia bagian Timur. Mereka datang ke kawasan Taman Nasional Berbak atau tepatnya di Pantai Cemara untuk mencari sumber makanan.

Selain mencari sumber makanan, koloni berbagai jenis burung migran yang datang itu juga mencari tempat hangat yang banyak menyimpan makanan. Karena, cuaca di tempat asal burung itu beriklim dingin dan sangat ekstrim.

Dari Pantai Cemara itu, koloni ribuan burung tersebut akan migrasi kembali ke pantai yang menyimpan banyak makanan hingga menuju ke kawasan Benua Australia.

Aktivitas burung migran di Pantai Cemara yang merupakan wilayah pesisir timur pantai Sumatra di Jambi tersebut, pada sore hari dapat ditemui di kawasan pantai itu yang tidak jauh dengan kawasan Taman Nasional Berbak Sembilang (TNBS). Beberapa jenis burung pantai yang bermigran di Pantai Cemara itu termasuk jenis burung yang dilindungi secara nasional dan internasional, seperti jenis Trinil Nordman, Trinil-lumpur Asia dan Gajahan Timur dan lainnya.

Kawasan Pantai Cemara yang berada di wilayah pantai timur Sumatra itu merupakan kawasan pantai yang dilindungi sebagai kawasan ekosistem esensial. Pantai Cemara itu dapat diakses dengan menggunakan kapal (speedboat) melalui jalur air yang menempuh perjalanan sekitar empat jam dari Dermaga Ancol, Kota Jambi.

Sumber:
www.wikipedia.com
www.nationalgeographic.co.id
www.bbc.co.id
www.republika.co.id

Antara dan sumber lainnya


Blog, Updated at: 19:07:00