Benarkah Sapi Itu Buta Warna? Ini Faktanya!

Tahukah Anda Kalau Sapi Ternyata Buta Warna?


Kadang ada orang yang sering mengatakan jangan ke kandang menggunakan baju berwarna merah karena akan membuat sapi marah. Mungkin mereka terlalu sering melihat matador spanyol beraksi melawan Banteng dengan melambai-lambaikan kain warna merah yang katanya untuk membuat sapi jantan / banteng tersebut marah. Dari kejadian ini banyak orang mengira jika banteng akan merah saat melihat warna merah, benarkah demikian?

Ternyata anggapan tersebut terbukti salah, hewan-hewan mamalia termasuk sapi/banteng ternyata buta warna parsial atau buta warna sebagian.
Menurut manusia warna rumput itu hijau, tidak halnya dengan sapi. Menurut sapi, apapun di sekitar mereka berwarna oranye dan merah, termasuk rumput. Kendati demikian, keterbatasan penglihatan tersebut diimbangi oleh kemampuan mereka untuk melihat hampir 360 derajat.
Bagaimana sapi mengenali rumput jika buta warna?
Sapi mengenali rumput sebagai makanannya karena dibekali insting sebagai hewan herbivora yang memang pemakan rumput dan tidak perlu mengenal bahwa rumput harus berwarna hijau. Sapi juga mengenali pakan yang bagus dari baunya, hal ini bisa mudah dibuktikan saat sapi diberikan pakan yang  jelek berbau apek dan menyengat meskipun diwarnai hijau serupa dengan rumput, mereka tidak mau memakannya.
Sapi mempunyai daya penciuman yang sangat tajam dan percaya gak percaya ternyata sapi mampu mencium sesuatu yang berjarak 8 km jauhnya Sapi juga dapat mendengar suara dengan frekuensi lebih rendah dan lebih tinggi dari yang bisa didengar manusia
Fakta Lain Yang Menarik dari Sapi:
  • Ternyata sapi dengan seberat 500 kg dapat memproduksi rata-rata 10 ton pupuk kandang setiap tahunnya
  • Berapa banyak sapi kencing per harinya? Ternyata sapi rata-rata menghasilkan 15 kg urin setiap harinya
  • Ternak sapi biasa menghabiskan waktu sekitar 6 jam per hari untuk makan dan 8 jam per hari untuk mengunyahnya.
  • Sapi mengunyah setidaknya 50 kali per menit
  • Sapi rata-rata menggerakkan rahangnya 40,000 kali dalam sehari
  • Sapi mampu minum hingga sebanyak 35 galon (sekitar 140 liter) air per hari
  • Sapi tidak menggigit rumput, melainkan menggunakan lidahnya untuk menariknya.
Hewan Apa Saja Yang Bisa Membedakan Warna dan Yang Buta Warna?

Para ilmuwan telah melakukan banyak eksperimen untuk memperoleh jawabannya. Lebah telah menjadi subjek dari ratusan uji coba ini, karena kita ingin mengetahui apakah lebah dapat mengenali bunga-bunga berdasarkan warnanya. Dalam suatu eksperimen, sedikit sirup ditaruh di depan kartu biru, dan di depan kartu merah tidak ditaruh sirup sedikit pun. Setelah sesaat, lebah-lebah datang ke kartu biru, di mana pun kartu itu ditaruh, dan sekali pun tidak ada sirup di depannya. Ini membuktikan bahwa mereka dapat membedakan warna-warna.

Dua hal yang aneh ditemukan tentang kemampuan lebah untuk melihat warna. Yang pertama adalah bahwa seekor lebah tidak dapat melihat warna merah sebagai warna. Bagi seekor lebah, warna merah adalah warna abu-abu tua atau hitam. Yang kedua adalah bahwa lebah-lebah dapat melihat sinar ultra ungu sebagai warna, sementara bagi manusia, itu hanyalah kegelapan.

Burung jantan mempunyai warna-warna yang cemerlang. Dapatkah burung betina melihat warna-warna itu? Dalam eksperimen yang dilakukan pada hewan betina, telah terbukti bahwa mereka dapat melihat semua warna pelangi. Hewan yang kemungkinan besar lebih dekat dengan manusia sebagai kawan, yaitu anjing, adalah buta warna! Sampai sejauh itu semua eksperimen yang telah dilakukan membuktikan bahwa anjing tidak dapat membedakan satu warna dengan warna lainnya. Sering kali jika kita mengira bahwa anjing memberikan reaksi terhadap petunjuk atau tanda lain, yaitu bau, ukuran, bentuk. Semua kucing juga tampaknya buta warna.

Kera dan beruk mempunyai perasaan yang sangat baik tentang warna, tetapi kebanyakan mamalia lain adalah buta warna, termasuk sapi.

Alasan untuk buta warna pada mamalia dihubungkan dengan kenyataan bahwa kebanyakan dari hewan-hewan itu mencari mangsa menjelang malam hari dan tidak bergantung pada warna, dan juga bahwa mereka sendiri biasanya tidak mengetahui warna, sehingga hal itu tidak penting dalam hidup mereka.

Jika Buta Warna, Mengapa Banteng Terlihat Marah Melihat Kain Merah Yang Melambai Didepannya?

Apakah warna merah memang membuat banteng marah? Faktanya, banteng tidak dapat melihat dengan sempurna, karena Buta Parsial.

Apa yang menyebabkan seekor banteng terganggu adalah, karena seseorang melambaikan kain tepat di depan wajahnya. Jadi pada prinsipnya gangguan yang membuat banteng atau sapi jantan marah adalah lambaian kain didepan matanya yang juga mengganggu pandangannya. Dan kalau anda amati lebih jeli saat matador beraksi, banteng marah juga karena dilukai dengan tombak oleh si matador. Kesakitan dan stress yang dirasakan banteng akan membuatnya bertambah marah, apalagi diejek dengan lambaian kain didepan mukanya.

Pandangan terhadap warna adalah subyek yang menipu. Di dalam pandangan manusia memiliki batang mata yang sensitif terhadap cahaya, tetapi tidak menyediakan informasi mengenai warna. Tetapi banteng punya, dan bekerja baik dalam cahaya redup atau gelap.

Seperti saat melihat di malam hari, persepsi warna menjadi buram karena gelap. Batang mata manusia dilengkapi dengan tiga jenis sel kerucut, masing-masing sensitif terhadap panjang gelombang cahaya yang berbeda, gelombang merah, hijau, dan biru. Setiap warna yang kita tahu, dapat direpresentasikan sebagai kombinasi dari warna dasar tersebut.

Ketika sesuatu yang tidak beres dengan aspek pandangan dasar ini, maka menghasilkan kebutaan warna, yang biasanya berupa ketidakmampuan yang tidak lengkap untuk membedakan warna, daripada mempersempit rentang warna yang dapat dirasakan.

Manusia memiliki pandangan warna umum seperti dalam ikan, reptil, amfibi, dan burung. Beberapa binatang melihat lebih banyak warna dari yang kita dapat, misalnya lebah.

Pengertian Buta Warna Parsial

Persepsi warna merupakan respon otak atas stimulus yang diterima oleh retina. Telah diidentifikasi 3 jenis sel fotoreseptor kerucut (yang diperlukan untuk dapat membedakan warna) yakni biru, hijau, dan merah. Dibutuhkan minimal 2 sel untuk dapat membedakan warna, dan pada penglihatan warna normal dibutuhkan ketiganya.

Buta warna biasanya disebabkan oleh faktor keturunan. Dari faktor keturunan ini yang paling sering ditemukan adalah defek sel merah-hijau. Buta warna ini berkaitan dengan gen X resesif, jadi diturunkan oleh ibu (tidak harus mengalami buta warna, karena gen bersifat resesif) kepada anak laki-lakinya.

Pada seseorang dengan buta warna parsial, dapat mengalami defek pada sel kerucut merah ataupun hijau sehingga tidak dapat mempersepsi warna tersebut dan turunannya, juga sulit membedakannya.

Buta warna parsial bukan berarti tidak bisa melihat warna, tapi si penderita hanya bisa melihat warna-warna tertentu saja dan terkadang sulit membedakan beberapa warna, misalnya; merah dan hijau atau biru dan kuning.

Ada 3 macam buta warna parsial:
  • Deutrinophia, penderita buta warna jenis ini biasanya hanya tidak bisa melihat warna hijau karena sel-sel kerucut matanya tidak bisa menangkap spektrum warna hijau.
  • Protanophia, seperti halnya Deutrinophia, penderita buta warna ini juga hanya tidak bisa melihat warna merah karena ia kehilangan sel-sel kerucut mata yang digunakan untuk mendeteksi warna merah.
  • Tritanophia, gangguan ini disebabkan adanya ketidakmampuan membedakan warna biru dan kuning, hal ini disebabkan adanya masalah dalam conus merah dan biru.
Jika buta warna parsial tidak bisa melihat beberapa warna atau membedakan warna, lain halnya dengan buta warna total.

Buta warna total ini juga bukan berarti tidak bisa melihat warna sama sekali, tapi ia hanya bisa melihat warna hitam, putih, dan abu-abu. Buta warna total ini juga sangat jarang kasusnya.

Mayoritas orang menyadari bahwa mereka mengidap buta warna juga hanya bisa dilakukan melalui tes kesehatan mata. Biasanya tes kesehatan mata juga dilakukan pada usia sekolah seperti; SMA , sehingga banyak penderita buta warna parsial terlambat menyadarinya.

Terutama penderita buta warna parsial, mereka tidak menyadari secara signifikan gejala-gejala buta warna, karena memang tidak jelas terlihat, hanya bisa dideteksi secara pasti dengan tes kesehatan mata.

Hal tersebut karena buta warna parsial bukan berarti melihat warna dalam hitam putih saja, sehingga penderita menganggap bahwa mata mereka normal-normal saja karena masih bisa mengenali warna-warna.

Buta warna, khususnya buta warna parsial bukan berarti melihat warna dalam hitam putih saja, tapi ketidakmampuan mata untuk mendeteksi warna-warna tertentu misalnya; warna hijau, kuning, dan biru.

Selebihnya penderita buta warna parsial ini bisa melihat warna-warna lain seperti ungu, orange, dan coklat, karena memang buta warna parsial hanya sebagian saja. Biasanya penderita buta warna parsial ini sulit membedakan beberapa warna dan angka, hal tersebut diketahui ketika mereka menjalani tes warna dan mereka tidak bisa membedakan warna tertentu.

Diolah dari berbagai sumber


Blog, Updated at: 20:21:00