Potensi NTT Untuk Pemenuhan Daging Sapi Di Ibukota

Antara Kapal Sapi dan Kemampuan NTT Untuk Memenuhi Kebutuhan Daging Sapi Ibukota Jakarta
Kapal Sapi yang digadang-gadang mampu mengangkut sapi secara rutin dari NTT dan wilayah Timur Indonesia lainnya memang mampu menurunkan ongkos transportasi sapi yang fantastis. Berdasarkan info yang ada ongkos transportasi sapi dari NTT sampai Jakarta jika melalui jalan darat menggunakan truk dan kapal penyeberangan, biaya per ekor bisa mencapai 1,8 juta sementara jika menggunakan kapal sapi biaya bisa turun drastis hanya berkisar Rp 350.000 per ekor.


Yang perlu dipertanyakan setelah biaya pengiriman sapi bisa dipangkas demikian besar, bagaimana dengan kemampuan NTT sendiri untuk menyediakan sapi yang siap kirim ke Jakarta?

Berdasarkan beberapa informasi dari media, ternyata sapi yang sudah masuk ke Jakarta menggunakan kapal sapi sangat dikeluhkan oleh pedagang daging sapi karena kondisi sapinya yang kurus-kurus sehingga dari segi kualitas dan jumlah daging sangat sedikit. Ini hanya satu sisi yang menunjukkan bagaimana performance sapi dari NTT, kurus. Mungkin solusi terbaiknya adalah sebelum dijual sapi NTT tersebut harus digemukkan dulu sekitar 3 - 6 bulan agar kondisinya lebih layak jual dan bisa diterima pedagang daging sapi.

Bagaimana dari segi jumlah ketersediaan sapi NTT? Seperti diketahui bahwa salah satu sentra produksi sapi potong adalah wilayah Nusa Tenggara Timur. Daerah NTT didominasi oleh jenis sapi bali dan sapi ongole. Populasi Sapi di NTT tidak kurang dari 770.000 ekor, dengan rata-rata izin pengiriman keluar NTT mencapai 50.000-70.000 ekor/ tahun. Coba kita bandingkan dengan Jawa Timur yang populasi sapi potongnya mencapai 3.9 juta ekor, selisihnya sangat tinggi dan Jawa Timur sebagai sentra sapi terbesar juga tidak mampu memenuhi kebutuhan daging di DKI Jakarta dengan harga yang ditetapkan pemerintah karena harga sapi di Jawa Timur bahkan jauh lebih tinggi dari NTT. Saat ini harga sapi di Jawa Timur untuk sapi lokal siap potong sekitar Rp 41.000 - Rp 45.000/kg sementara harga sapi di NTT hanya berkisar Rp 35.000 -Rp 36.000/kg. Jika Jawa Timur saja dengan populasi sapi potong demikian besar tidak mampu untuk menyediakan sapi secara penuh bagi warga Jakarta bagaimana pula dengan NTT yang pertahun hanya mampu mengirim maksimal 70.000 ekor dan tidak semuanya ke Jakarta tetapi juga ke daerah lain.

Apalagi jika kita lihat estimasi kebutuhan daging sapi Nasional tahun ini diperkirakan mencapai 675 ribu ton pertahun atau setara 3,6 juta ekor sapi. Namun kemampuan produksi dalam negeri hanya 442 ribu ton pertahun, sedangkan sisanya 233 ribu ton atau setara dengan 1,3 juta ekor sapi dipenuhi dari impor.

Sapi NTT memang layak untuk dijadikan salah satu andalan pemenuhan daging di Ibukota tetapi hanya beberapa persen saja yang bisa terpenuhi jika kita melihat kemampuan produksi sapi NTT pertahun. Sapi NTT juga masih perlu digemukkan lagi agar siap dan layak jual dan bisa diterima pedagang daging. Sampai beberapa tahun mendatang kebutuhan daging warga ibukota sepertinya hanya bisa dipenuhi dengan daging impor dan bukan daging sapi NTT.
Catat Potensi Sapi NTT Saat ini:
Daerah NTT didominasi oleh jenis sapi bali dan sapi ongole. Populasi Sapi di NTT tidak kurang dari 770.000 ekor, dengan rata-rata izin pengiriman keluar NTT mencapai 50.000-70.000 ekor/ tahun.


Blog, Updated at: 19:28:00