Kepalsuan Media Sosial, Sudahkah Kita Sadar?

Sedikit refleksi kondisi saat ini dimana medsos demikian merajai dan menjadikan orang bahkan semakin jauh dengan dunia nyata, digambarkan dengan sangat gamblang oleh penulis kondang dibawah ini.
Terbalik

Kapan kita mau menyadari jika gegap gempita media sosial itu sebagian besar hanyalah kepalsuan? Instagram, youtube, facebook, tiktok, dll, dsbgnya.

Kita menyaksikan orang2 yg seolah bahagia, ternyata penuh skandal dan air mata. Kita menyaksikan orang2 yg seolah kaya raya, punya segalanya, ternyata punya masalah super serius. Kita menyaksikan kemesraan, keluarga sentosa, ternyata pun dipenuhi masalah2. 

Kapan kita benar2 mau menyadari, yg kita saksikan di layar2 HP itu, sebagian besar adalah polesan, topeng, dan semua dusta hidup? 

Bahkan saat itu baiklah memang real, nyata, itu tetap saja dunia maya, my friend. Tempat orang2 yg bahkan mau posting satu foto simpel saja, dia pilih2 foto terbaiknya, dia ambil 19 kali, baru yg ke-20 oke, dia pilih. Dia pakai semua filter, aplikasi, dll. 

Ayolah, my friend, jangan habiskan waktumu terlalu lama utk hal2 begini. Karena bukan apa2, pada satu titik, kita jadi terbalik sekali memahami hidup ini. Kita tidak tahu lagi mana baik, mana buruknya.

Kita mencari definisi kebahagiaan kepada orang2 yg setiap hari haus sekali eksistensi. Kita merujuk standar hidup kepada orang2 yg saling sikut, ingin terlihat paling oke banget. Kita mengambil sanad, idola, kepada orang2 yg sungguh, mereka sendiri bagaikan di tengah gelap gulita malam. Juga bingung mau kemana.

Maka, marilah, pikirkanlah sejenak. 

Kalian mau tidak mengisi kepala masing2 dgn asupan gizi yg lebih baik? Mau tidak memiliki pemahaman yang lebih baik? Sungguh, kita tidak akan menemukannya jika hanya sibuk mencontoh, memelototi etalase pamer, video2 tiada guna, berjam2, berhari2, apa yang didapat? Kosong saja. 

Tahu sih itu mubazir, tapi begitulah, dalam level tertentu, saat kita tidak tahu lagi mana yg baik yg bisa dilakukan, kita tetap saja melakukannya. Ketergantungan. Tahu sih itu keliru. Tapi mau gimana dong? Tidakkah kita kasihan melihat diri sendiri yg seperti itu? Terjebak atas aktivitas sia-sia.

Bahkan, sstt.... Di page Tere Liye ini sekalipun. Jangan habiskan waktu kalian berlama2 di sini. Tere Liye memang tidak sibuk posting bilang 'betapa' kaya-raya dia, 'betapa' sering dia kemana2, posting wajah saja dia tidak. Tapi ketahuilah, tetap ada kepalsuan di page Tere Liye ini. Salah-satunya: boleh jadi, dia sejatinya juga tidak peduli dgn kalian semua. Dia hanya peduli dgn jualan buku2nya. 

Maka, ayo, pastikan kalian tidak terbalik-balik. Jangan habiskan waktu kalian di dunia maya ini jika tidak banyak manfaatnya. Rugi. Bertahun2 waktu habis, manfaatnya kozong. Kebahagiaan sejati itu tdk ada di dunia maya. 

*Tere Liye, penulis novel JANJI


Blog, Updated at: 23:05:00