Sapi simental berasal dari negara Switzerland tepatnya di daerah Simme, dan sudah berkembang di Benua Eropa dan Amerika. Sapi Simental merupakan hasil persilangan dari sapi Jerman dan sapi kecil asli Swiss. Di Indonesia nama sapi simental atau biasa disebut juga sebagai sapi mental diberikan kepada jenis sapi ini karena pada awalnya sapi ini berkembang biak di lembah Simme, Swiss. Di Jerman jenis sapi ini disebut sapi Fleckvieh, dan di Prancis disebut Pie Rouge.
Karakteristik Sapi Simental yaitu; memiliki bulu berwarna merah bata, pada bagian lutut dan kepala berwarna putih, merupakan jenis sapi perah, untuk bobot sapi mental jantan dewasa bisa mencapai sekitar 1150 kilogram dan bobot sapi betina dewasa sekitar 800 kilogram.
Sedangkan Sapi Limosin berasal dari Prancis, sapi jenis limosin memiliki karakteristik bulu berwarna coklat tua, memiliki tanduk, tingginya bisa mencapai 1,5 meter, bobot sapi jantan dewasa sapi limosin sekitar 1100 kg dan bobot sapi limosin betina dewasa sekitar 575 kg.
Sapi Limosin merupakan sapi potong yang berasal dari daerah iklim dingin, dan merupakan jenis sapi yang memiliki bulu lebat dan tubuh besar serta mempunyai rumen yang besar.
Dilansir dari berbagai sumber, Sapi madura adalah jenis sapi yang punya beragam manfaat. Sapi madura cocok untuk dijadikan sapi yang diambil dagingnya selayaknya sapi qurban, namun juga bagus untuk dijadikan sapi pekerja. Sapi madura adalah hasil dari blasteran atau pencampuran dari jenis kerabat banteng (Bos Sondaicus) dengan sapi zebu dari India (Bos Indicus). Karena pencampuran inilah maka ciri khas dari kedua yaitu banteng dan sapi zebu masih dapat terlihat pada sapi madura. Di Madura, sapi qurban primadona ini merupakan “kendaraan tempur” yang sering digunakan dalam tradisi karapan sapi.
Bagaimana mengetahui jenis sapi qurban asal madura ini? dikutip dari berbagai sumber, sapi madura pejantan berpostur lebih tegap dan gagah karena memiliki punuk seperti sapi zebu India, sementara sapi betina tak memiliki punuk. Ciri khas yang paling unik adalah sapi madura punya bentuk tanduk setengah bulan yang melengkung ke arah depan pada bagian ujung tanduknya. Untuk warna kulit, sapi madura ini mewarisi warna kulit dari Bos Indicus yang cenderung berwarna merah bata, bobot rata-ratanya bisa mencapai 350 kg hingga 900 kg.
Di tanah kelahirannya, sapi madura begitu dicintai oleh orang-orang Madura. Mereka pantang menyembelih sapi qurban jenis madura berkelamin betina jika masih dalam usia produktif, hal ini dipegang teguh oleh masyarakat Kabupaten Pamekasan. Mereka percaya bahwa mereka punya hubungan intim dengan sapi-sapi madura.
Sapi bali merupakan salah satu jenis plasma nutfah bangsa sapi yang didomestifikasi di Pulau bali. Sapi ini mempunyai banyak keunggulan dibandingkan dengan sapi lain, seperti tingkat kesuburan yang mencapai 83%, mudah beradaptasi dengan iklim yang panas dan dia adalah tenaga kerja yang tangguh ketika turun ke sawah untuk membajak.
Sapi bali disebut sebagai sapi tipe dwiguna, yakni dapat dimanfaatkan dagingnya sekaligus tenaganya. Namun banyak kalangan belum paham sepenuhnya apa saja perbedaan spesifik sapi bali dengan sapi jenis lainnya. Secara fisik sapi bali mudah diidentifikasi, antara lain pada ciri-ciri bulunya.
Pedet jantan maupun betina sejak lahir hingga berumur 1,5 tahun memiliki warna bulu sawo matang kemerahan. Namun setelah berumur 1,5 tahun keatas warna bulu pedet jantan berubah menjadi hitam hingga dewasa. Sedangkan sapi betina tetap berwarna merah. Warna hitam dapat berubah menjadi merah bata jika dikastrasi, karena pengaruh hormon testosteron. Sedangkan warna bulu sapi betina tidak akan berubah.
Pada punggung sapi bali akan selalu ditemukan garis belut, yaitu bulu hitam yang membentuk garis memanjang dari gumba hingga pangkal ekor, dan ini akan ditemukan pada sapi jantan maupun betina. Selain itu bulu pada kaki yang berada di bawah persendian karpal dan tarsal berwarna putih.
Warna bulu putih juga terdapat pada bibir bagian atas dan bawah, ujung ekor dan tepi daun telinga. Terkadang juga akan dijumpai diantara bulu badan yang berwarna coklat, berupa bintik putih, namun ini merupakan penyimpangan genetik yang hanya berkisar 1% dari populasi. Kulit berwarna putih juga akan dijumpai pada bagian pantat dan paha bagian dalam berbentuk oval (white mirror).
Sapi bali mempunyai ciri badan berukuran sedang dan bentuk badan yang memanjang, kepala agak pendeh dengan dahi datar, badan padat dengan dada yang dalam, tidak berpunuk dan seolah tidak bergelambir.
Sapi bali berkaki ramping, agak pendek menyerupai kaki kerbau. Cermin hidung, kuku dan bulu ujung ekornya berwarna hitam. Tanduk pada sapi bali jantan tumbuh agak keluar kepala, sebaliknya untuk betina tumbuh condong ke dalam.
Sapi Friesian Holstein (FH) merupakan bangsa sapi yang paling banyak terdapat di Amerika Serikat, sekitar 80-90 % dari seluruh sapi perah yang berada di sana. Sapi ini berasal dari Belanda yaitu di Provinsi North Holand dan West Friesland yang memiliki padang rumput yang sangat luas.
Sapi FH mempunyai beberapa keunggulan, salah satunya yaitu jinak, tidak tahan panas tetapi sapi ini mudah menyesuaikan diri dengan keadaan lingkungan. Ciri-ciri sapi FH yang baik adalah memiliki tubuh luas ke belakang, sistem dan bentuk perambingan baik, puting simetris, dan efisiensi pakan tinggi yang dialihkan menjadi produksi susu (Blakely dan Bade, 1998). Ciri-ciri seperti ini akan kalian temukan pada peternakan ini yang dekat dengan sentul city.
Sapi Fries Holland atau FH, di Amerika Serikat disebut Holstein Friesian atau disingkat Holstein. Sedangkan di Europa disebut Friesian. Sapi FH adalah sapi perah yang produksi susunya tertinggi, dibandingkan bangsa-bangsa sapi perah lainya, dengan kadar lemak susu yang rendah rata-rata 3,7%. Sapi Holstein berukuran besar dengan totol-totol warna hitam dan putih di sekujur tubuhnya.
Sapi BX (baca : Brahman Cross), adalah ternak sapi hasil domestikasi/ penjinakan sapi Brahman (asal India) yang dikembangkan di Amerika dan Australia dan disilangkan dengan jenis ternak dari daratan Amerika, seperti Shorthorn, Santa Gertrudis, Droughmaster, Hereford.
Hasil silangan ini juga menjadi pejantan untuk mengawini induk Brahman sehingga campuran darah dalam setiap keturunan sangat bervariasi.
Model yang diterapkan dalam pelaksanaan pengembangan sapi Brahman Cross adalah menghasilkan ternak sapi yang memiliki pertumbuhan baik dan tahan terhadap iklim tropis serta penyakit/hama penyebab penyakit, kutu dan tunggau.
Di Australia yang nota bene masih memiliki kondisi lahan yang menunjang pemeliharaan ternak model savanna dan pertumbuhan legume yang baik pada lahan savanna, menyebabkan biaya pakan sangat ekonomis, peternak hanya memberikan sedikit pakan penguat dan melakukan sedikit aktifitas lebih berat saat penyimpanan makanan untuk persediaan musim dingin.
Perkawinan alam, penanganan kelahiran yang alami, biaya pakan yang ekonomis, penggunaan tenaga kerja yang efisien, penggunaan alat beratyang mempermudah pelaksanaan usaha menyebabkan perkembangan ternak ini sangat cepat dan efisien.