Daftar 30+ Jenis Burung Hantu Di Dunia

Mengenal Macam-macam Jenis Burung Hantu Yang Ada Di Dunia, Lengkap Dengan Ciri-ciri dan Habitatnya

Burung hantu terbesar yang tercatat adalah burung hantu raksasa dari Kuba (Ornimegalonyx) yang telah punah. Para ahli tidak yakin apakah burung hantu setinggi 1,1 meter itu bisa terbang. Namun kakinya yang kuat dan panjang menunjukkan bahwa itu adalah pelari yang kuat dan cepat. Dan jika satwa ini bisa terbang atau meluncur di udara, itu akan menjadi salah satu burung penerbangan terbesar yang pernah dikenal di dunia satwa. Periset telah menemukan Ornimegalonyx yang tersisa di gua-gua Kuba, biasanya dikelilingi oleh sisa-sisa mangsa burung, termasuk sloth dan hewan pengerat yang sudah punah yang dikenal sebagai hutias.
Burung hantu adalah kelompok burung yang merupakan anggota ordo Strigiformes. Burung ini termasuk golongan burung buas (karnivora, pemakan daging) dan merupakan hewan malam (nokturnal). Di Jawa misalnya, nama burung ini adalah darès atau manuk darès yang tidak ada konotasinya dengan maut atau hantu. Burung Hantu Ternyata Punya Mata Palsu untuk Kamuflase. Burung hantu kerdil utara memiliki mata kuning cerah di wajahnya dan bulu berwarna hitam di bagian belakang kepalanya yang terlihat menyeramkan. Bintik “mata” ini mungkin memperlambat atau menghalangi predator yang datang dari belakang. Predator tidak suka menyerang jika mangsa mereka melihat mereka, dan bintik mata bisa memperlambatnya. Ingat, burung hantu kerdil utara aktif pada siang hari, jadi pemangsa akan bisa melihat matanya tanpa peduli ke arah mana mereka mendekati burung hantu kecil ini.
Fakta-fakta tentang burung hantu yang dikutip dari situs mongabay.co.id ternyata burung hantu adalah burung yang bisa berenang, Fotografer Steve Spitzer berhasil mengambil video di Pantai Loyola Park, Chicago, Amerika, saat burung hantu tanduk besar yang berenang di seberang danau. Burung ini menghindar dari serangan dua elang pemangsa dengan masuk ke dalam air. Fakta berikutnya ternyata tidak semua burung hantu aktif di malam hari. Burung hantu terkenal dengan gaya hidup nokturnal (aktif di malam hari), tetapi ternyata ada yang tidak.

Beberapa burung hantu ada yang berperilaku diurnal, artinya mereka berburu di siang hari, seperti burung hantu abu-abu besar (Strix nebulosa), burung hantu elang utara (Surnia ulula) dan burung hantu kerdil utara (Glaucidium gnoma). Mungkin burung hantu jenis itu merupakan pemburu siang hari karena mangsa pilihannya, seperti burung penyanyi atau mamalia kecil yang juga berperilaku diurnal. Selain itu, burung hantu adalah kerabat dekat dengan elang, yang merupakan burung diurnal.

Tahukah anda jika leher burung hantu ternyata bisa berputar hingga 270 derajat? Burung hantu memiliki 14 bagian vertebra leher, 2x lipat lebih banyak dari milik manusia. Anatomi unik ini membantu burung hantu memutar kepala mereka hingga 270 derajat. Burung hantu bisa melakukan hal itu karena tulang belakang mereka memiliki lubang yang berukuran sekitar 10 kali ukuran pembuluh darah pembawa hewan. Dengan begitu, banyak ruang gerak, arteri dapat dengan mudah melewati lubang vertebra saat burung hantu itu menoleh. Kemampuan ini adalah kunci untuk kelangsungan hidup burung: Burung hantu tidak dapat dengan mudah menggerakkan mata mereka, jadi mereka perlu kemampuan memutar leher yang hebat.

Berikut ini daftar 30+ Macam-macam jenis Burung Hantu di Indonesia

Jenis Burung Hantu Tito Alba
Dikenal juga dengan nama Burung hantu Tito, atau Serak Jawa atau Barn Owl. Jenis burung hantu ini bertubuh besar dengan tubuh bagian atas berwarna kuning tua kecokelatan dengan bercak halus, sedangkan bagian bawah berwarna putih dengan bintik hitam. Tingginya mungkin sekitar 34 cm. Ciri-ciri burung hantu Tito adalah memiliki wajah yang berwarna putih yang berbentuk seperti hati. Habitat burung hantu tito alba ini adalah daerah berpohon di tepi hutan, perkebuann, hingga taman kota dengan ketinggian mencapai 1.600 m di atas permukaan laut. Burung hantu jenis ini dapat ditemukan di seluruh benua, kecuali Antartika.

Serak Jawa berukuran 29-44 cm. Daerah sebaran burung hantu jenis ini sangat luas, hampir di seluruh dunia termasuk di Indonesia (Sumatera, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara). Dalam bahasa Inggris disebut Common Barn-owl. Status konservasi Least Concern (Berisiko Rendah) IUCN Redlist dan CITES Appendix II.

Tyto almae (Serak Seram)
Serak Seram merupakan jenis burung hantu endemik Pulau Seram, Maluku. Dalam bahasa Inggris disebut Seram Masked-owl. Status konservasi Data Deficient (Kurang Data) IUCN Redlist dan CITES Appendix II.

Tyto inexspectata (Serak Minahasa)
Serak Minahasa berukuran 27-31 cm. Jenis burung hantu ini endemik Pulau Sulawesi, Indonesia. Dalam bahasa Inggris disebut Minahassa Masked-owl, Minahassa Masked-Owl, Minahassa Masked Owl, Minahassa Barn-owl, atau Minahassa Owl. Status konservasi Vulnerable (Rentan) IUCN Redlist dan CITES Appendix II.

Tyto inexspectata (Serak Minahasa)

Tyto longimembris (Serak Padang)
Serak Padang berukuran antara 32-42 cm. Daerah sebarannya meliputi Indonesia (pulau-pulau di Nusa Tenggara Timur dan Sulawesi, Papua), Australia; China; India; Indonesia, Filipina, Myanmar, Nepal, New Caledonia, Papua Nugini, Taiwan, Thailand, Vietnam. Dalam bahasa Inggris disebut Eastern Grass-owl, Eastern Grass Owl, atau Eastern Grass-Owl. Status konservasi Least Concern (Berisiko Rendah) IUCN Redlist dan CITES Appendix II.


Tyto longimembris (Serak Padang)

Tyto multipunctata
Jenis burung hantu ini tersebar di Australia, Indonesia (Papua), dan Papua Nugini. Dalam bahasa Inggris disebut Lesser Sooty-owl, Lesser Sooty Owl, atau Lesser Sooty-Owl. Status konservasi Least Concern (Berisiko Rendah) IUCN Redlist dan CITES Appendix II.

Tyto nigrobrunnea (Serak Taliabu)
Serak Taliabu berukuran 32 cm. Burung hantu endemik Pulau Taliabu (Kepulauan Sula), Maluku). Dalam bahasa Inggris disebut Taliabu Masked-owl, Taliabu Masked-Owl, Taliabu Masked Owl, Sula Barn-owl, atau Taliabu Owl. Status konservasi Endangered (Terancam) IUCN Redlist dan CITES Appendix II.

Tyto nigrobrunnea (Serak Taliabu)

Tyto novaehollandiae (Serak Australia)
Serak Australia berukuran 33-47 cm. Daerah sebaran burung hantu ini mulai dari Indonesia (Pulau Jamdena, Buru, Papua bagian selatan), Papua Nugini, hingga Australia. Dalam bahasa Inggris disebut Australian Masked-owl. Status konservasi Least Concern (Berisiko Rendah) IUCN Redlist dan CITES Appendix II.


Tyto novaehollandiae (Serak Australia)

Tyto rosenbergii (Serak Sulawesi)
Serak Sulawesi berukuran 43-46 cm. Merupakan jenis burung hantu endemik Pulau Sulawesi dan pulau sekitarnya. Dalam bahasa Inggris disebut Sulawesi Masked-owl atau Sulawesi Masked Owl. Status konservasi Least Concern (Berisiko Rendah) IUCN Redlist dan CITES Appendix II.


Tyto rosenbergii (Serak Sulawesi)

Tyto tenebricosa (Serak Hitam)
Serak Hitam berukuran 37-43 cm. Jenis burung hantu ini mendiami wilayah Indonesia (Papua), Australia, dan Papua Nugini. Dalam bahasa Inggris disebut Greater Sooty-owl, Greater Sooty-Owl, atau Sooty Owl. Status konservasi Least Concern (Berisiko Rendah) IUCN Redlist dan CITES Appendix II.


Tyto tenebricosa (Serak Hitam)

Uroglaux dimorpha (Pungguk Papua, Beluk Papua)
Pungguk Papua atau Beluk Papua adalah jenis burung hantu berukuran 32 cm. Tersebar di Indonesia (Papua dan Pulau Yapen) dan Papua Nugini. Dalam bahasa Inggris disebut Papuan Boobook atau Papuan Hawk-Owl. Status konservasi Data Deficient (Kurang Data) IUCN Redlist dan CITES Appendix II.


Uroglaux dimorpha (Pungguk Papua, Beluk Papua)

Burung Hantu Jenis Wowo-wiwi


Dikenal juga dengan nama Serak Bukit atau Oriental Bay Owl, dan memiliki nama latin Phodilus badius. Burung hantu jenis ini memiliki wajah khas yang bisa dibilang mirip ular sendok. Tingginya sekitar 27 cm. Daerah penyebarannya adalah wilayah Asia Tenggara.

Celepuk Merah


Dikenal juga dengan nama Reddish scops-owl serta memiliki nama latin Otus rufescens. Ukuran tubuh mereka sangat kecil, tingginya hanya sekitar 15-18 cm. Habitat celepuk merah adalah daerah dataran rendah dengan banyak pepohonan, perbukitan, serta hutan primer dan sekunder. Secara umum, habitat mereka berada pada dataran rendah, tetapi ada juga yang hidup di daerah dengan ketinggian mencapai 1.350 m di atas permukaan laut. Daerah penyebaran celepuk merah antara lain Sumatera, Jawa, Kalimantan hingga Semenanjung Thailand, dan Semenanjung Malaysia.

Strix seloputo (Seloputo)
Seloputo berukuran Seloputo cm. Burung hantu ini tersebar di Indonesia (jawa dan Sumatera) , Filipina, Kamboja, Malaysia, Myanmar, Singapura, Thailand, dan Vietnam. Dalam bahasa Inggris disebut Spotted Wood-owl, Spotted Wood Owl, atau Spotted Wood-Owl. Status konservasi Least Concern (Berisiko Rendah) IUCN Redlist dan CITES Appendix II.


Strix seloputo (Seloputo)

Celepuk Gunung


Dikenal juga dengan nama Javan Scops Own dan memiliki nama latin Otus angelinae. Burung hantu berukuran kecil ini (tingginya sekitar 20 cm) merupakan spesies burung hantu langka yang hanya dapat ditemukan di Indonesia. Selain itu, burung hantu ini juga tidak memiliki sub-spesies.

Celepuk


Dikenal juga dengan nama Indian Scops Owl dan memiliki nama latin Otus bakkamoena. Habitat clepuk adalah di dalam hutan dan area yang banyak pohonnya. Meskipun ukuran tubuh mereka hanya sekitar 23 - 25 cm, tetapi mereka adalah salah satu yang terbesar dari spesies scops owl. Mereka adalah pemakan serangga dan merupakan binatang nokturnal. Karena kemampuan kamuflasenya yang cukup mumpuni, akan sangat sulit menemukan mereka di siang hari. Daerah penyebaran Indian Scops Owl adalah bagian selatan Asia meliputi Bagian Timur dari Timur Tengah, anak benua India, hingga ke beberapa negara di Asia Tenggara termasuk Indonesia.

Ninox boobook (Pungguk kokodok)
Pungguk kokodok berukuran 27-36 cm. Daerah sebarannya meliputi Indonesia (Timor, Pantar, Alor, Jamdena, dan Papua bagian selatan, ), Timor Leste, Australia, dan Papua Nugini. Dalam bahasa Inggris disebut Southern Boobook. Status konservasi Least Concern (Berisiko Rendah) IUCN Redlist dan CITES Appendix II.


Ninox burhani (Punggok Togian)

Ninox burhani (Punggok Togian)
Punggok Togian atau Pungguk Togian adalah hewan endemik Indonesia (Kep. Togian, Sulawesi Tengah). Dalam bahasa Inggris disebut Togian Boobook, Togian Boobook. Status konservasi Near Threatened (Hampir Terancam) dan CITES Appendix II.

Ninox connivens (Punggok Gonggong)
Punggok Gonggong berukuran 35-45 cm. Daerah sebarannya meliputi Indonesia (Papua bagian barat daya, Pulau Halmahera, Obi, Bisa, Mandioli, Bacan, dan Kasurata), Australia, dan Papua Nugini. Dalam bahasa Inggris disebut Barking Owl, Barking Boobook. Status konservasi Least Concern (Berisiko Rendah) IUCN Redlist dan CITES Appendix II.


Ninox connivens (Punggok Gonggong)

Ninox forbesi (Pungguk Tanimbar, Pungguk Maluku)
Pungguk Tanimbar sebelumnya dianggap subspesies dari Pungguk Maluku (Ninox squamipila). Endemik Indonesia (Pulau Jamdena dan pulau kecil di sekitarnya). Dalam bahasa Inggris disebut Tanimbar Boobook. Status konservasi Least Concern (Berisiko Rendah) IUCN Redlist dan CITES Appendix II.

Ninox hantu (Pungguk Buru, Pungguk Maluku)
Pungguk Buru sebelumnya dianggap subspesies dari Pungguk Maluku (Ninox squamipila). Burung hantu endemik Pulau Buru, Maluku. Dalam bahasa Inggris disebut Buru Boobook. Status konservasi Least Concern (Berisiko Rendah) IUCN Redlist dan CITES Appendix II.

Ninox hypogramma (Pungguk Halmahera, Pungguk Maluku)
Pungguk Halmahera sebelumnya dianggap subspesies dari Pungguk Maluku (Ninox squamipila). Endemik Maluku Utara (Pulau Halmahera, Obi, Bacan). Dalam bahasa Inggris disebut Halmahera Boobook. Status konservasi Least Concern (Berisiko Rendah) IUCN Redlist dan CITES Appendix II.

Celepuk Rajah


Burung hantu yang hanya berukuran sekitar 23 cm ini emiliki nama latin Otus brookei. Bisa dibilang burung hantu kecil ini merupakan yang paling tidak populer dibandingkan dengan jenis burung hantu lainnya di Indonesia. Karena memang hanya pernah ditemukan beberapa spesimen saja yang berasal dari daerah pegunungan di Sumatera, Kalimantan, dan Jawa Timur.

Hingkik


Memiliki nama lain Beluk Jampuk atau Barred Eagle Owl serta memiliki nama latin Bubo sumatranus. Sering juga disebut dengan nama Malay Eagle Owl. Habitat hingkik adalah di hutan tropis dan subtropis di dataran rendah. Daerah penyebaran Hingkik antara lain di Pulau Keeling, Brunei, Indonesia, Malaysia, Myanmar, Singapura, dan Thailand.

Ninox ios (Punggok Minahasa, Pungguk Merah-tua)
Pungguk Merah-tua atau Punggok Minahasa berukuran 22 cm. Burung endemik Sulawesi Utara dan Gorontalo, Indonesia. Dalam bahasa Inggris disebut Cinnabar Boobook, Cinnabar Boobook. Status konservasi Vulnerable (Rentan) IUCN Redlist dan CITES Appendix II.


Ninox ios (Punggok Minahasa, Pungguk Merah-tua)

Ninox japonica (Pungguk Coklat)
Pungguk Coklat semula dianggap subspesies dari Ninox scutulata. Daerah sebarannya meliputi Indonesia (Jawa bagian tengah dan timur, Nusa Tenggara, Bali, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara), Brunei Darussalam, China, Hongkong, Jepang, Korea, Korea Utara, Malaysia, Filipina, dan Rusia. Dalam bahasa Inggris disebut Northern Boobook. Status konservasi Least Concern (Berisiko Rendah) IUCN Redlist dan CITES Appendix II.

Ninox ochracea (Punggok Oker)
Punggok Oker endemik Pulau Sulawesi. Dalam bahasa Inggris disebut Ochre-bellied Boobook, Ochre-bellied Boobook, atau Ochre-bellied Hawk-Owl. Status konservasi Near Threatened (Hampir Terancam) dan CITES Appendix II.


Ninox ochracea (Punggok Oker)

Ninox punctulata (Punggok Tutul)
Punggok Tutul berukuran 27 cm. Burung endemik Indonesia (Sulawesi dan pulau kecil di sekitarnya). Dalam bahasa Inggris disebut Speckled Boobook, Speckled Boobook, atau Speckled Hawk-Owl. Status konservasi Least Concern (Berisiko Rendah) IUCN Redlist dan CITES Appendix II.


Ninox punctulata (Punggok Tutul)

Ninox rudolfi (Punggok Wengi)
Punggok Wengi berukuran 35-40 cm. Hewan endemik Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur. Dalam bahasa Inggris disebut Sumba Boobook. Status konservasi Near Threatened (Hampir Terancam) dan CITES Appendix II.


Ninox rudolfi (Punggok Wengi)

Bloketupu


Dikenal juga dengan nama Bubo Ketupu atau Ketupa Ketupu atau Beluk ketupa atau Buffy Fish Owl. Dikenal juga sebagai Malay Fish Owl. Habitat Bloketupu adalah daerah hutan pegunungan tropis dan subtropis. Daerah penyebaran bloketupu ini antara lain di Brunei, Kamboja, India, Laos, Myanmar, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, dan Indonesia.

Beluk watu Jawa


Dikenal juga dengan nama Javan Owlet Glaucidium, serta memiliki nama latin Glaucidium castanopterum. Burung Hantu jenis ini adalah burung endemik Pulau Jawa dan Bali. Habitat beluk watu jawa adalah di kantung-kantung hutan di dataran rendah dan perbukitan. Namun mereka juga sering terlihat di pekarangan desa, hutan primer, dan hutan sekunder.

Punggok Cokelat


Spesies burung hantu yang memiliki nama latin Ninox scutulata ini dikenal juga dengan nama Brown Hawk-Owl. Burung ini berukuran medium, dengan tinggi sekitar 32 cm. Habitat Punggok Cokelat antara lain di hutan dan daerah yang banyak pepohonan. Daerah penyebaran punggok cokelat meliputi Asia Selatan mulai dari India dan Sri Lanka hingga bagian timur Indonesia dan China Selatan.


Otus jolandae (Celepuk Rinjani)
Celepuk Rinjani adalah burung hantu endemik Pulau Lombok, NTB. Dalam bahasa Inggris disebut Rinjani Scops-owl. Status konservasi Near Threatened (Hampir Terancam) dan CITES Appendix II.
Otus lempiji (Celepuk Reban)
Celepuk Reban berukuran sekitar 20 cm. Tersebar di Indonesia (Jawa, Sumatera, Kalimantan, Bali, Bangka, dan pulau sekitar), Brunei Darussalam, Malaysia, dan Singapura. Dalam bahasa Inggris disebut Sunda Scops-owl. Status konservasi Least Concern (Berisiko Rendah) IUCN Redlist dan CITES Appendix II.


Otus lempiji (Celepuk Reban)

Otus lettia
Otus lettia berukuran 23-25 cm. Tersebar di Indonesia, Bangladesh, Bhutan, China, Hongkong, India, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Nepal, Pakistan, Singapura, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. Dalam bahasa Inggris disebut Collared Scops-owl. Status konservasi Least Concern (Berisiko Rendah) IUCN Redlist dan CITES Appendix II
.
Otus magicus (Celepuk Maluku)
Celepuk Maluku hidup tersebar di Indonesia (pulau-pulau di Maluku Utara, Malu, Nusa Tenggara) dan Timor Leste. Dalam bahasa Inggris disebut Moluccan Scops-owl. Status konservasi Least Concern (Berisiko Rendah) IUCN Redlist dan CITES Appendix II.


Otus magicus (Celepuk Maluku)

Otus manadensis (Celepuk Sulawesi)
Celepuk Sulawesi berukuran sekitar 21 cm. Burung hantu endemik pulau Sulwesi dan pulau-pulau kecil di sekitarnya. Dalam bahasa Inggris disebut Sulawesi Scops-owl. Status konservasi Least Concern (Berisiko Rendah) IUCN Redlist dan CITES Appendix II.


Otus manadensis (Celepuk Sulawesi)

Otus mendeni (Celelpuk Banggai)
Celelpuk Banggai sebelumnya dianggap anak jenis dari Otus manadensis (Celepuk Sulawesi). Endemik pulau Peleng (Kep. Banggai, Sulawesi Tengah). Dalam bahasa Inggris disebut Banggai Scops-owl. Status konservasi Vulnerable (Rentan) IUCN Redlist dan CITES Appendix II.

Seloputo


Burung yang dikenal juga dengan nama Spotted Wood Owl ini memiliki nama latin Strix seloputo. Termasuk kedalam spesies burung hantu yang berbadan besar. Tingginya sekitar 47 cm. Ada 3 sub-spesies dari Strix seloputo yaitu Strix seloputo seloputo (Myanmar dan Thailand Tengah hingga Singapura, serta Jambi (Sumatra) dan Jawa. Strix seloputo baweana (Endemik Pulau Bawean), dan Strix seloputo wiepkini (Pulau Calamian dan Palawan (Filipina)).

Kokok Beluk


Burung hantu yang dikenal juga dengan nama Brown Wood Owl ini memiliki nama latin Strix leptogrammica. Mereka termasuk jenis burung hantu berbadan besar. Tubuhnya setinggi 45-47 cm. Burung hantu jenis ini hidup di wilayah Asia Selatan seperti Sri Lanka dan India hingga ke Timur sampai ke Indonesia dan China Selatan.

Otus mentawi (Celepuk Mentawai)
Celepuk Mentawai berukuran 20 cm. Burung hantu endemik Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat. Dalam bahasa Inggris disebut Mentawai Scops-owl, Mentawai Scops Owl, Mentawai Scops-Owl. Status konservasi Near Threatened (Hampir Terancam) dan CITES Appendix II.


Otus mentawi (Celepuk Mentawai)

Otus rufescens (Celepuk Merah)
Celepuk Merah berukuran sekitar 19 cm. Daerah sebaran meliputi Indonesia (Sumatera, Bangka, Kalimantan, dan Jawa bagian barat), Brunei Darussalam, Filipina, Malaysia, dan Thailand. Dalam bahasa Inggris disebut Reddish Scops-owl, Reddish Scops Owl, Reddish Scops-Owl. Status konservasi Near Threatened (Hampir Terancam) dan CITES Appendix II.


Otus rufescens (Celepuk Merah)

Otus siaoensis (Celepuk Siau)
Celepuk Siau berukuran sekitar 19 cm. Burung hantu endemik Pulau Siau, Sulawesi Utara. Dalam bahasa Inggris disebut Siau Scops-owl atau Siau Scops Owl. Status konservasi Critically Endangered (Kritis) IUCN Redlist dan CITES Appendix II.

Otus silvicola (Celepuk Wallacea)
Celepuk Wallacea berukuran antara 27-30 cm. Hewan endemik Indonesia (Pulau Sumbawa dan Flores). Dalam bahasa Inggris disebut Wallace’s Scops-owl, Wallace’s Scops Owl, Lesser Sunda Scops-owl, atau Wallace’s Scops-Owl. Status konservasi Least Concern (Berisiko Rendah) IUCN Redlist dan CITES Appendix II.

Otus spilocephalus (Celepuk Gunung)
Celepuk Gunung berukuran sekitar 19 cm. Daerah sebaranya meliputi Indonesia (Sumatera dan Kalimantan Utara), Bangladesh, Bhutan, China, India, Kamboja, Laos, Malaysia, Myanmar, Nepal, Pakistan, Taiwan, Thailand, Vietnam. Dalam bahasa Inggris disebut Mountain Scops-owl, Mountain Scops Owl, atau Mountain Scops-Owl. Status konservasi Least Concern (Berisiko Rendah) IUCN Redlist dan CITES Appendix II.


Otus spilocephalus (Celepuk Gunung)

Otus sulaensis (Celepuk Sula)
Otus sulaensis (Celepuk Sula) sebelumnya dianggap subspesies Otus manadensis (Celepuk Sulawesi). Burung hantu endemik Kep. Sula (Maluku Utara). Dalam bahasa Inggris disebut Sula Scops-owl. Status konservasi Near Threatened (Hampir Terancam) dan CITES Appendix II
.
Otus sunia (Celepuk Asia)
Celepuk Asia sekitar 18 cm. Hidup tersebar di Indonesia (Sumatera, Bangka, Belitung), Bangladesh, China, India, Jepang, Kamboja, Korea Selatan, Korea Utara, Laos, Malaysia, Myanmar, Nepal, Pakistan, Rusia, Singapura, Sri Lanka, Taiwan, Thailand, dan Vietnam. Dalam bahasa Inggris disebut Oriental Scops-owl, Oriental Scops Owl, atau Oriental Scops-Owl. Status konservasi Least Concern (Berisiko Rendah) IUCN Redlist dan CITES Appendix II.


Otus sunia (Celepuk Asia)

Otus tempestatis (Celepuk Wetar, Celepuk Maluku)
Celepuk Wetar sebelumnya termasuk subspesies Otus magicus (Celepuk Maluku). Hewan endemik Pulau Wetar, Nusa Tenggara. Dalam bahasa Inggris disebut Wetar Scops-owl. Status konservasi Least Concern (Berisiko Rendah) IUCN Redlist dan CITES Appendix II.

Otus umbra (Celepuk Simalur)
Celepuk Simalur berukuran 19 cm. Burung hantu endemik Pulau Simeulue, Aceh. Dalam bahasa Inggris disebut Simeulue Scops-owl, Simeulue Scops Owl, atau Simeulue Scops-Owl. Status konservasi Near Threatened (Hampir Terancam) dan CITES Appendix II.


Otus umbra (Celepuk Simalur)

Beluk Telinga Pendek

Burung hantu yang dikenal juga dengan nama Short-eared Owl ini memiliki nama latin Asio flammeus. Jenis burung hantu ini memiliki setidaknyya 10 sub-spesies dan tersebar di seluruh benua kecuali Australia dan Antartika.














Jenis Burung Hantu Celepuk Reban


Burung hantu kecil yang memiliki nama latin Otus lempiji ini memiliki banyak sekali nama panggilan. Nama umumnya adalah Celepuk, di Sunda disebut dengan beuek, sedangkan di Jawa Tengah disebut manuk kuwek, sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama Sunda Scops-Owl atau Collared Scops-Owl. Dulunya spesies ini dimasukkan dalam sub-spesies Otus bakkamoena, tetapi sekarang sudah tidak lagi. Daerah penyebaran burung celepuk reban ini adalah di Filipina, Kalimantan, Sumatera, Jawa, dan Bali.

Referensi : wikipedia, kutilang.or.id, fansburung.blogspot.com, owlpages.com, birdlife.org, arkive.org, with-owl.blogspot.com, alamendah.org, mongabay.co.id dan sumber lainnya


Blog, Updated at: 18:19:00