Alternatif bahan yang bisa digunakan
untuk mengganti serbuk kayu adalah berbagai macam ampas, misal ampas
kopi, ampas kertas, ampas tebu, dan ampas teh. Namun, berdasarkan
pengalaman petani jamur tiram di dataran rendah, media yang baik
untuk digunakan tetap serbuk gergaji kayu.
Media berupa dedak/bekatul dan tepung
jagung berfungsi sebagai substrat dan penghasil kalori untuk
pertumbuhan jamur. Sebelum membeli dedak dan tepung jagung, sebaiknya
pastikan dahulu bahan-bahan tersebut masih baru. Jika memakai bahan
yang sudah lama dikhawatirkan sudah terjadi fermentasi yang dapat
berakibat pada tumbuhnya jenis jamur yang tidak dikehendaki.
Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan dedak maupun teung jagung
memberikan kualitas hasil jamur yang sama karena kandungan nutrisi
kedua bahan tersebut mirip. Namun, penggunaan dedak dianggap lebih
efisien karena bisa memangkas biaya dan cenderung mudah dicari karena
banyak dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Kapur (CaCo3) berfungsi
sebagai sumber mineral dan pengatur pH. Kandungan Ca dalam kapur
dapat menetralisir asam yang dikeluarkan meselium jamur yang juga
bisa menyebabkan pH media menjadi rendah.
Wadah yang digunakan untuk meletakkan
campuran media adalah kantong plastik bening tahan panas (PE 0,002)
berukuran 20 cm x 30 cm. Adapun komposisi media semai adalah serbuk
gergaji 100 kg; tepung jagung 10 kg; dedak halus atau bekatul 10 kg;
kompos 0,5 kg; kapur (CaCo3) 0,5 kg; dan air 50-60%. Ada dua hal yang
harus diperhatikan sebelum melakukan penanaman bibit jamur, yaitu
sterilisasi bahan dan sterilisasi baglog.
Sebelum dicampur dengan media lain,
serbu kayu dan dedak disterilisasi terlebih dahulu menggunakan oven
selama 6-8 jam pada suhu 100 derajat C. Dengan sterilisasi tersebut
selain mengurangi mikroorganisme penyebab kontaminsasi juga
menguranngi kadar air pada serbuk gergaji kayu. Dengan demikian,
media menjadi lebih kering. Kedua bahan tersebut kemmudian dicampur
dan diberi air sekitar 50—60% hingga adonan menjadi kalis dan bisa
dikepal. Air berfungsi dalam penyerapan nutrisi oleh miselium. Air
yang digunakan harus air bersih untuk mengurangi resiko kontaminasi
organisme lain dalam media. Dalam memasukkan media ke dalam plastik,
media harus benar-benar padar agar jamur yang dihasilkan bisa banyak.
Jadi pastikan bahwa bahan-bahan telah cukup padat di dalam plastik
dengan cara menekan—nekan adonan hingga benar-benar padat, kemudian
bagian atas kantong dipasang cincin paralon dan selanjutnya kantong
plastik ditutup dengan sumbat kapas dan diikat dengan karet.
Sterilisasi baglog dilakukan dengan
cara memasukkan baglog ke dallam autoclave atau pemanas/steamer
dengan suhu 121 derajat C selama 15 menit. Untuk mengganti penggunaan
autoclave atau streamer, dapat menggunakan drum dengan kapasitas
besar atau mampu menampung sekitar 50 baglog dan dipanasi di atas
kompor minyak atau dapat juga menggunakan oven. Memang, sterilisasi
baglog menggunakan drum memakan waktu lebih lama, yaitu sekitar 8
jam, tetapi dianggap lebih menghemat biaya.
Setelah proses sterilisasi selesai,
baglog kemudian didinginkan, yakni dengan mematikan alat sterilisasi
dan membiarkan suhunya turun sedikit demi sedikit. Setelah proses
pendinginan, baru kemudian dilakukan penanaman bibit jamur.
Penanaman dan Pemeliharaan
Salah satu penentu keberhasilan
budidaya jamur tiram adalah kebersihan dalam melakukan proses
budidayanya, baik kebersihan tempat, alat, maupun pekerjanya. Hal ini
karena kebersihan adalah hal yang mutlak harus dipenuhi. Untuk itu,
tempat untuk penanaman sebaiknya harus dibersihkan dahulu dengan
sapu, lantai dan dindingnya dibersihkan menggunakan disinfektan. Alat
yang digunakan untuk menanam juga harus disterilisasi menggunakan
alkohol dan dipanaskan di atas api lilin. Selain itu, selama
melakukan penanaman para pekerja juga idealnya menggunakan masker.
Hal ini bertujuan untuk memperkecil terjadinya kontaminasi.
Dalam budidaya jamur tiram hal yang
juga harus diperhatikan adalah menjaga suhu dan kelembaban ruang agar
tetap pada standar yang dibutuhkan. Jika cuaca lebih kering, panas,
atau berangin, tentu akan mempengaruhi suhu dan kelembaban dalam
kumbung sehingga air cepat menguap. Bila demikian, sebaiknya
frekuensi penyiraman ditingkatkan. Jika suhu terlalu tinggi dan
kelembaban kurang, bisa membuat tubuh jamur sulit tumbuh atau bahkan
tidak tumbuh. Oleh karena itu, atur juga sirkulasi udara di dalam
kumbung agar jamur tidak cepat layu dan mati. Pengaturan sirkulasi
dapat dilakukan dengan cara menutup sebagian lubang sirkulasi ketika
angin sedang kencang. Sirkulasi dapat dibuka semua ketika angin
sedang dalam kecepatan normal. Namun, yang terpenting adalah jangan
sampai jamur kekurangan udara segar.
Pengendalian hama dan Penyakit
Selain pemeliharaan baglog, dalam
budidaya jamur tiram juga perlu dilakukan perawatan untuk mencegah
atau mengendalikan hama dan penyakit yang mungkin bisa menyerang
jamur tiram. Hama dan penyakit yang menyerang jamur tiram tentu
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan maupun jamur itu sendiri.
Sehingga antara tempat budidaya yang satu dan yang lain, serangan
hama penyakit kemungkinan dapat berbeda-beda.
Ulat
Ulat merupakan hama yang paling banyak
ditemui dalam budidaya jamur tiram. Ada tiga faktor penyebab
kemunculan hama ini yaitu faktor kelembaban, kotoran dari sisa
pangkal/bonggol atau tangkai jamur dan jamur yang tidak terpanen,
serta lingkungan yang tida bersih.
Hama ulat muncul ketika kelembaban
udara berlebihan. Oleh sebab itu, hama ulat sering dijumpai ketika
musim hujan. Pencegahan menjadi solusi terbaik untuk mengatasi hama
ini adalah dengan mengatur sirkulasi udara. Caranya dengan membuka
lubang sirkulasi dan untuk sementara proses penyiraman keumbung
dihentikan.
Pangkal jamur yang tertinggal di baglog
saat pemanenan dapat menimbulkan binatang kecil seperti kepik. Kepik
inilah yang menjadi penyebab munculnya hama ulat. Sementara jamur
yang tidak terpanen kemungkinan terjadi karena jamur tidak muncul
keluar sehingga luput saat pemanenan dan menjadi busuk. Hal ini
menyebabkan munculnya ulat. Sebaiknya, ketika melakukan pemanenan
baglog telah dipastikan kebersihannya sehingga tidak ada pangkal atau
batang dan jamur yang tidak terpanen.
Ulat bisa saja muncul karena rumah
kumbung ataupun sekitar kumbung tidak berseih. Misalnya adanya
kandang ternak atau tanaman di sekitar rumah kumbung.
Untuk mencegah dan mengatasi serangan
hama ulat, lakukan pembersihan rumah kumbung dan sekitar rumah
kumbung dengan melakukan penyemprotan formalin.
Semut, Laba-laba, dan Kleket (sejenis
moluska)
Secara mekanis hama semut dan laba-laba
dapat diatasi dengan membongkar sarangnya dan menyiramnya dengan
minyak tanah. Sedangkan secara kemis hama tersebut dapat dikendalikan
dengan penyemprotan insektisida. Cara ini merupakan cara terakhir dan
usahakan untuk menghindari penggunaan insektisida jika serangan tidak
parah karena produk jamur merupakan produk organik. Keuntungan jika
pemberantasan hama serangga dilakukan dengan cara mekanis antara
lain, dapat memangkas biaya selama perawatan dan juga ramah
lingkungan. Sementara itu hama kleket kerap dijumpai pada mulut
baglog. Untuk mengendalikannya juga dilakukan dengan cara mekanis,
yaitu mengambilnya dengan tangan.
Jamur Lain
Jamur lain yang kerap mengganggu jamur
tiram adalah Mucor sp., Rhizopus sp., Penicillium sp., dan
Aspergillus sp. pada substrat atau baglog. Serangan jamur-jamur
tersebut bersifat patogen yang ditandai dengan timbulnya miselium
berwarna hitam, kuning, hijau, dan timbulnya lendir pada substrat.
Miselium-miselium tersebut mengakibatkan pertumbuhan jamur tiram
terhambat atau bahkan tidak tumbuh sama sekali. Penyakit ini dapat
disebabkan karena lingkungan dan peralatan saat pembuatan media
penanaman kurang bersih atau karena lingkungan kumbung yang terlalu
lembab. Untuk mengatasi penyakit ini, lingkungan dan peralatan ketika
pembuatan media dan penanaman perlu dijaga kebersihannya. Kelembaban
di dalam kumbung juga diatur agar tidak berlebihan. Penyakit ini
dapat menyerang baglog yang sudah dibuka ataupun masih tertutup. Jika
baglog sudah terserang maka harus segera dilakukan pemusnahan dengan
cara dikeluarkan dari kumbung kemudian dibakar.
Tangkai Memanjang
Penyakit ini merupakan penyakit
fisiologis yang ditandai dengan tangkai jamur memanjang dengan tubuh
jamur kecil tidak dapat berkembang maksimal. Penyakit tangkai
memanjang disebabkan karena kelebihan CO2 akibat ventilasi udara yang
kurang sempurna. Agar tidak terserang penyakit ini harus dilakukan
pengaturan ventilasi dalam kumbung seoptimal mungkin.
Saat Panen
Pemanenan merupakan kegiatan budidaya
yang selalu dinantikan oleh pelaku usaha. Untuk mendapatkan hasil
yang optimal maka penanaman selama panen dan pasca panen harus
dilakukan dengan baik.
Waktu dan Cara Panen Jamur Tiram
Jamur tiram termasuk jenis tanaman
budidaya yang memiliki masa panen cukup cepat. Panen jamur tiram
dapat dilakukan dalam jangka waktu 4o hari setelah pembibitan atau
setelah tubuh buah berkembang maksimal, yaitu sekitar 2-3 minggu
setelah tubuh buah terbentuk. Perkembangan tubuh buah jamur tiram
yang maksimal ditandai pula dengan meruncngnya bagian tepi jamur.
Kriteria jamur yang layak untuk dipanen adalah jamur yang berukuran
cukup besar dan bertepi runcing tetapi belum mekar penuh atau belum
pecah. Jamur dengan kondisi demikian tidak mudah rusak jika dipanen.
Ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi ketika produk
dipasarkan, misalnya keseragaman berat dan ukuran jamur tiram.
Penanganan Pasca Panen Jamur Tiram
Penanganan yang dilakukan usai
pemanenan jamur tiram bertujuan untuk menciptakan hasil akhir yang
berkualitas sehingga sesuai dengan permintaan pasar. Berikut beberapa
tahapan agar produk jamur tiram yang dihasilkan berkualitas baik.
Penyortiran
Jamur yang telah dipanen harus segera
dicuci dengan air bersih, kemudian bagian tubuh buahnya dipisahkan
deri pangkalnya. Proses pencucian dan pemisahan ini penting untuk
dilakukan karena bila selama proses budidaya petani menggunakan
pestisida, biasaya racun pestisida akan mengendap pada bagian pangkal
dan masih memungkinkan terdapat residu yang tertinggal pada tubuh
buah. Setelah diyakini kebersihannya, proses sortasi dilakukan untuk
mengelompokkan jamur tiram berdasarkan bentuk dan ukurannya. Hal ini
bertujuan untuk memperoleh hasil yang seragam sehingga akan menarik
minat konsumen saat dipasarkan.
Pengemasan dan Transportasi
Pengemasan jamur tiram segar biasanya
menggunakan plastik kedap udara. Semakin sedikit udara yang ada di
dalam plastik, jamur tiram semakin tahan lama untuk disimpan. Namun,
idealnya penyimpanan dengan plastik kedap udara hanya dapat
mempertahankan kesegaran jamur tiram selama 2-4 hari. Oleh karena
itu, agar jamur tiram segar yang dijual tetap dalam kondisi baik,
proses pengangkutan/transportasi tidak boleh terlalu lama dari proses
pengemasannya. Seandainya jarak pengangkutan cukup jauh, sebaiknya
alat transportasi dilengkapi dengan ruangan berpendingin.
Pengemasan yang baik dan benar sangat
dibutuhkan agar kualitas jamur tiram tidak menurun.