Budidaya Tanaman Gaharu, Dari Pembibitan Hingga Panen

Panduan Lengkap Cara Menanam dan Membudidayakan Pohon Gaharu Penghasil Gubal Agar Cepat Berproduksi, Teknik Inokulasi Gubal dan Jenis-jenis Gubal Gaharu


Gaharu adalah kayu berwarna kehitaman dan mengandung resin khas yang dihasilkan oleh sejumlah spesies pohon dari marga/genus Aquilaria, terutama A. malaccensis. Resin ini digunakan dalam industri wangi-wangian karena berbau harum. Gaharu sebagai komoditas hasil hutan bukan kayu (HHBK) pada saat ini keberadaannya semakin langka dan sangat dicari.

Jenis tanaman hutan yang tumbuh alami di hutan-hutan di Indonesia yang saat ini keberadaan menjadi familiar di dikalangan pembudidaya tanaman tahunan, karena harga yang cukup fantastis,bisa menyentuh harga 500.000-1000.000/kg bahkan lebih,tanaman ini menghasilkan gubal hasil inokulasi infeksi mikrobia terjadi secara alami terbentuk ketika pohon gaharu memasuki umur tanaman 25-30 tahun,Gubal atau getah resin inilah yang banyak dicari karena menghasilkan senyawa yang beraroma wangi yang bisa dimanfatkan sebagai bahan parfum berkelas,kosmetik dan antidepresi.

Perburuan gaharu yang intensif karena permintaan pasar yang sangat besar menyebabkan gaharu alam dari hutan belantara Indonesia tidak mudah ditemukan. Sehingga pemerintah menurunkan kuota perdagangan gaharu alam untuk mengerem laju kepunahannya. Demikian juga secara internasional terdapat kesepakatan untuk memasukkan beberapa spesies tanaman penghasil gaharu menjadi tanaman yang dilindungi.

Sebelumnya, ekspor gaharu Indonesia tercatat lebih dari 100 ton pada tahun 1985. Pada periode 1990 – 1998, tercatat volume eksspor gaharu mencapai 165 ton dengan nilai US $ 2.000.000. Pada periode 1999 – 2000 volume ekspor meningkat menjadi 456 ton dengan nilai US $ 2.200.000. Sejak akhir tahun 2000 sampai akhir tahun 2002, volume ekspor menurun menjadi sekitar 30 ton dengan nilai US $ 600.000. Penurunan tersebut disebabkan semakin sulitnya gaharu didapatkan. Selain itu, pohon yang bisa didapatkan di hutan alam pun semakin sedikit yang diakibatkan penebangan hutan secara liar dan tidak terkendali serta tidak adanya upaya pelestarian setelah pohon tersebut ditebang.

Tegakan gaharu alam ditemukan di hutan seperti di Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Maluku dan Papua. Para pemburu gaharu pada dasarnya mengetahui karakteristik tegakan gaharu yang menghasilkan gubal gaharu. Akan tetapi masa kajayaan gaharu telah menyebabkan banyak orang yang tidak berkompeten juga memburu gaharu sehingga banyak pohon yang tidak menghasilkan gaharu juga ditebang sehingga keberadaannya semakin berkurang secara drastis.

Salah satu alternatif yang kemudian dikembangkan oleh banyak pihak adalah dengan membudidayakan tanaman gaharu. Seperti halnya yang telah dikembangkan secara besar-besaran di Vietnam demikian pula di Malaysia. Pengembangan tanaman gaharu di Indonesia belumlah populer karena belum diketahui secara pasti nilai ekonomisnya. Namun dengan gencarnya penelitian oleh berbagai pihak sehingga ditemukan metoda atau teknologi yang cukup menjanjikan dapat membantu tanaman memproduksi gubal gaharu. Jenis-jenis tanaman yang dapat dikembangkan adalah jenis tanaman yang selama ini dikenal sebagai penghasil gaharu seperti Aquilaria. malaccensis, A. microcarpa, A. beccariana, A. hirta, A. filaria, A. crassna, A. agallocha, A. baillonii, A. khasiana, A. grandiflora, A. borneensis, A. sinensis, Gonystylus bancanus, Gyrinops verstegi.

Dewasa ini dengan perkembangan kemajuan teknologi di bidang pertanian,gubal atau resin bisa diperoleh tidak harus menunggu 25-30 tahun yang terbentuk secara alami,namun kini gubal bisa diperoleh ditahun penanaman ke-5 dengan diameter 70-100 cm, dengan menyuntikan jenis senyawa mikrobia kedalam badan pohon gaharu untuk membentuk resin,hal inilah menyebabkan sebagian pembudidaya mulai melirik perhatian kepada pohon gaharu karena dinilai sangat menguntungkan dan memiliki prospek harga yang stabil untuk menghasilkan income,disamping pembudidayannya tidak membutuhkan perawatan kusus,yang bisa menghabiskan dana jutaan rupiah. 

Budidaya Pohon Gaharu

Pohon Gaharu merupakan tanaman tahunan yang tumbuh optimal di daerah Tropis. Tumbuh baik dikondisi dataran rendah,lereng bukit dengan 500-750 meter dpl. Tumbuh optimal Struktur tanah lempung berpasir dengan drainase baik. Curah hujan 2.000-4.000 mm/tahun. Suhu udara optimal 22˚C-28˚C. Kelembapan udara 70-80%. Saat menanam pohon gaharu jangan pilih lahan-lahan yang tergenang, tanah rawa, lahan dangkal ≤ 50 cm. Pohon gaharu membutuhkan naungan dan penanaman system tumpang sari untuk menghindari penyebaran penyakit.

Cara Mendapatkan atau Memperbanyak Bibit Pohon Gaharu

Perbanyakan bibit pohon. Perbanyakan pohon gaharu dilakukan dengan cara Generatif yaitu melalui biji indukan yang telah berumur ≥15 tahun,biji-biji gaharu harus melalui bedengan persemaian sebelum ditanam dilapangan,hal ini untuk lebih memaksimalkan pertumbuhan saat ditanam dilapangan,lakukan proses seleksi biji gaharu yang matang (masak fisiologis) berwarna hitam,sehat dan tidak rusak,pembibitan membutuhkan waktu sekitar 7-8 bulan dengan tinggi bibit gaharu dipolibeg mencapai tinggi 30-40 cm,sebelum dipindahkan dipolibeg,diberikan penaung buatan yang terbuat dari pelepah daun atau paranet untuk memakasimalkan sinar matahari 70%. Selanjutnya lakukan pemeliharan pembibitan seperti;penyiraman 2 kali sehari dan penyiangan gulma yang tumbuh didalam polibeg.

Persiapan dan Pengolahan Lahan

Persiapan lahan tanaman gaharu dapat dimulai dengan cara membersihkan,meratakan dan mengemburkan dari semak belukar dan rumput liar (gulma) baik mengunakan cangkul atau mesin bajak,selanjutnya pembuatan lubang tanam 1 minggu sebelum dilakukan penanaman dengan ukuran lubang 30 x 30 x 40 cm yang diberi pupuk kompos atau pupuk kandang sebanyak 2-3 kg/lubang tanam,dengan jarak tanam fleksibel (3 x 3 meter),(3 x 4 meter)dan (5 x5 meter).dengan jumlah populasi masing-masing(1100 pohon/ha,830 pohon/ha dan 400 pohon/ha).

Persiapan Tanam dan Waktu Penanaman Yang Tepat

Persiapan tanam dimulai dengan menyiapkan bibit gaharu dari bedengan yang telah berumur 7-8 bulan, sehat dan telah melewati tahapan seleksi (sortasi) bibit dengan tingkat pertumbuhan yang seragam, penanaman dilaksanakan awal musim penghujan di pagi hari dengan pola tanam tunggal (monokultur), teknis penanaman bibit gaharu dimulai dengan membawa bibit gaharu ke area penanaman,dilanjutkan dengan merobek polibeg secara hati-hati dan meletakanya tepat dibawah lubang tanam,hingga batas leher akar,kemudian tutup kembali dengan rapat.

Waktu menanam gaharu yang paling baik adalah di musim hujan dengan demikian kita tidak perlu melakukan penyiraman. Setelah tanah di lubangi dan di beri pupuk biarkan selama satu atau dua minggu kemudian tanamlah bibit gaharu dengan melepas semua polybagnya secara perlahan agar tanahnya tidak pecah meninggalkan akar bibit. Waktu penanaman yang paling baik adalah di sore hari.

Perawatan dan Pemeliharaan Pohon Gaharu

Pohon gaharu sejati bukan tanaman yang membutuhkan perlakukan khusus,di hutan alami Indonesia,pohon gaharu bisa tumbuh secara optimal tanpa campur tangan manusia,akan tetapi untuk lebih mengoptimalkan pertumbuhan dan keseragaman pohon gaharu kedepannya dimungkinkan dilakukan pemeliharaan.

Penyulaman

bertujuan untuk mengganti bibit gaharu yang mati akibat kekeringan,dimakan dan dirusak binatang,kegiatan penyulaman wajib dilakukan untuk menyeragamkan pertumbuhan agar maksimal,penyulaman dilakukan tidak lebih dari 1 minggu.

Pemangkasan
Kegiatan ini dilakukan pada umur tanaman 3-5 tahun,dengan memotong batang bagian bawah yang dianggap menyulitkan pada saat inokulasi mikrobia kedepannya,dan menyisakan 4-10 batang dibagian atas. Salah satu syarat agar tanaman Gaharu cepat besar dan tinggi perlu dilakukan pemangkasan cabang dan ranting. Pemangkasan ini bertujuan agar nutrisi yang diserap akar terpfokus pada pertumbuhan pohon. Pohon yang bercabang sejak dini memiliki pertumbuhan yang agak lamban. Pemangkasan ranting dan cabang sebaiknya dilakukan setiap terjadinya cabang, yakni ketika cabang masih muda sepanjang 2/3 cm saja. Namun dapat juga dilakukan secara berkala seperti dua minggu sekali, namun ini kurang efektif sebab cabang yang kita potong sudah banyak menyerap unsur hara yang dibutuhkan pohon untuk tumbuh. Pilihlah cabang yang kuat dan subur untuk di pelihara. lakukan hal tersebut sampai bibit berukuran 2 m. Namun bisa terus dilakukan bila dianggap masih perlu. Gunakan Pisau yang tajam atau gunting tanaman. Daun hasil pemangkasan dapat anda jadikan teh gaharu.


Penyiangan
kegiatan ini dilakukan mengurangi sejumlah gulma (rumput liar) yang bersifat sebagai pesaing dan mengangu pertumbuhan bibit gaharu dengan cara mengkoret dengan cangkul dan penyemprotan pestisida jenis herbisida (racun rumput) apabila dinilai perlu dilakukan di lapangan.pada musim penghujan pertumbuhan gulma terbilang cepat sehingga kegiatan penyiangan perlu dilakukan.

Pemberian Naungan
Diawal pertumbuhan bibit gaharu mengalami fase kritiis 1-4 bulan,sebelum tumbuh tegak dan optimal,fase-fase tersebut harus disiasati dengan memberikan naungan yang terbuat dari jerami sebagai atap untuk menghindari terik matahari secara berlebihan. Agar gaharu cepat besar dan tinggi bibit gaharu memerlukan naungan. Gaharu termasuk jenis pohon yang dalam pertumbuhannya memerlukan naungan agar ia dapat tumbuh secara optimal. Naungan dapat berupa naungan berbentuk tanaman seperti, singkong pepaya dll. atau naungan dari atap daun ilalang pelepah kelapa paranet dll.

Pemupukan dan Pengendalian Hama Pohon Gaharu

Kegiatan pemupukan dilakukan 3 bulan sekali dengan pupuk NPK dengan dosis 5-10 gram/tanaman,yang diberikan secara ditabur tepat disekeliling tanaman selama 1 tahun.memasuki umur ke-2 dan seterusnya, dosis pupuk diberikan bertambah sesuai dengan ukuran batang.

Rekomendasi pemberian pupuk organik bisa saja dilakukan bahkan ini bisa dibilang penting, 3 sd 5 kg pupuk organik sangat dianjurkan untuk mempercepat laju pertumbuhan bibit. Bagi anda yang ingin menambahkan pupuk jenis NPK bisa menggunakan dosis 20-30 gram perlubang. Untuk tipe tanah yang tingkat keasamanya <5 (kecil dari 5) bisa anda tambahkan kapur dolomit 100gram setiap lubang.

Agar gaharu cepat besar dan tinggi adalah dengan mengendalikan hama pada tanaman gaharu. Ada banyak jenis hama yang menyerang tanaman gaharu. Seperti busuk akar ganguan ulat pemakan daun dan serangan hama kutu putih. Untuk menghindari hal-hal tersebut lakukan pembersihan secara rutin, hindari naungan yang menyebabkan tanaman terlalu lembab dan berilah kapur dolomit agar kondisi tanah tidak telalu asam yang akan menyebabkan busuk akar. Lakukan penyemprotan secara rutin baik ketika terjadi serangan hama ataupun sebagai perawatan.

Panen
Panen pohon gaharu bisa dilakukan setelah tanaman memasuki umur tanam 5 tahun,akan tetapi tidak semua pohon gaharu bisa langsung di inokulasi mikrobia,syarat lingkar batang pohon gaharu telah mencapai 70-100 cm dari permukaan tanah minimal 40-50 cm,selanjutnya pilih batang pohon gaharu yang sehat terhindari dari serangan hama dan penyakit.

Macam-Macam Jenis GUBAL GAHARU

Kualitas Gubal Sangat Menentukan Harga. Cara membedakan mana kualitas gubal dari kayu gaharu yang bisa dibilang "super", "biasa" dan "buruk" adalah sebagai berikut :
  • "GUBAL KAYU GAHARU SUPER" Warna hitam merata, wangi dan aroma yang ditimbulkan kuat.
  • "GUBAL KAYU GAHARU SUPER AB" warna hitam kecokelatan, cukup wangi, aroma yang ditimbulkan kuat.
  • "GUBAL KAYU GAHARU SABAH SUPER" warna hitam kecokelatan, wangi sedang dengan aroma yang ditimbulkan agak kuat.
  • "GUBAL KAYU GAHARU KELAS C" warna hitam dengan banyak garis putih dengan kepingan tipis dan cenderung rapuh.
Selain gubal dari kayu gaharu, kemedangannya juga memiliki nilai jual yang tinggi. Berikut merupakan daftar jenis serta harga dari kuwalitas kemedangan yang ada di pasaran :
  • "TANGGUNG A" warna cokelat kehitaman, wangi dengan aroma yang kuat
  • "SABAH I" warna cokelat bergaris putih tipis, wanginya sedang dengan aroma yang agak kuat.
  • "TANGGUNG AB" warna cokelat bergaris putih agak tebal, wanginya sedang dengan aroma yang agak kuat.
  • "TANGGUNG C" warna kecokelatan bergaris putih agak tebal, wanginya sedang dengan aroma yang agak kuat.
  • "KEMEDANGAN I" warna kecokelatan bergaris putih agak lebih tebal, wanginya sedang dengan aroma yang agak kuat.
  • 'KEMEDANGAN II" warna keabu - abuan bergaris hitam yang tipis, wanginya kurang, dengan aroma yang kurang kuat juga.
  • "KEMEDANGAN III" warna putih keabu - abuan, wanginya kurang harum, dan aroma kurang kuat juga.
  • "ABU DAN SISA" merupakan potongan atau hasil terakhir pengolahan dari kayu gaharu ini.

Faktor - Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Keberhasilan Inokulasi Gubal
Gubal Gaharu (Oleoresin)


Pengunaan Jenis Cendawan Isolat

Ada berbagai jenis cendawan isolat untuk membentuk gubal atau aloeresin, namun data terhimpun ada 12 isolat cendawan yang efektif, teknologi inokulasi sejatinya bukan hal baru lagi jauh sebelumnya pada tahun 2005 di Hutan Bengkulu pernah dilakukan percobaan inokulasi mengunakan cendawan Fusarium pada pohon gaharu jenis Aqualaria crassana dan terbukti hasil gubal terbentuk memiliki kualitas terbaik.

Jenis-Jenis Cendawan Isolat Torula sp. (Bose, 1934), Epicoccum (Battcharrya, 1952), Aspergillus (Gibson,1977), Fusarium solani (Santoso, 1984), Botrydiplodia (Subansenee, 1985), Penicillium (Tamuli, 2000), Acremonium (Rahayu, 2003), Cladosporium (Burfield,2005), Fusarium xylaroides (Agustini, 2006).
Tanda-Tanda Alami Pohon Gaharu Mengandung Gubal

Tanda-tanda ini yang kurang menjadi perhatian para pembudidaya pohon gaharu antara lain; jumlah daun pohon gaharu yang gugur,semakin banyak daun yang gugur menandakan semakin banyak pula jumlah aloeresin yang terkandung didalam batang pohon gaharu tersebut, selanjutnya dengan menarik kulit pohon gaharu yang apabila ditarik terputus-putus menandakan adanya kandungan gubal dalam batang tersebut.
Kondisi Kesehatan Pohon Gaharu

Kesehatan atau kesuburan pohon gaharu yang akan dijadikan sampel inokulasi haruslah memiliki pertumbuhan yang baik,tidak terkena penyakit kulit akibat penanaman pohon gaharu yang terlalu rapat mengakibatkan tinggi kelembapan,sebagai faktor timbul penyakit tertentu,oleh karena penerapan budidaya harus memastikan pola jarak tanam agar tidak terlalu rapat untuk mencegah dan memudahkan keberhasilan pada saat inokulasi pembentukan gubal.

Teknik Inokulasi Cendawan Yang Efektif dan Efisien 


Inokulasi atau penyuntikan efektif disini memperhatikan keefektifan pembentukan gubal atau aloeresin di batang pohon gaharu,mulai dari seleksi pohon gaharu siap diinokulasi,ukuran diameter batang yang ideal ≥ 30 cm,kedalam lubang bor 1/3 dari diameter batang, pengunaan tangga baut yang ditusukan kebatang pohon jauh lebih efektif dari penggunaakn stagger untuk batang pohon yang terlampau tinggi.

Teknik inokulasi dimulai dengan membentuk pemolaan atau desain untuk menentukan calon lubang bor nantinya,pola pelubangan membentuk pola spiral melingkar untuk mencegah robohnya pohon akibat angin,setelah lubang bor jadi segerakan untuk dilakukan inokulasi dengan memasukan cendawan kedalam mata lubang pohon gaharu tersebut lalu tutup dengan lapisan lilin untuk mencegah masuknya air hujan yang akan mempengaruhi proses pembentukan gubal.

Proses Inokulasi Gaharu

Proses inokulasi membutuhkan waktu paling cepat 9-10 bulan,paling lama 3-4 tahun tergantung jenis cendawan dan kebutuhan, semakin lama gubal atau eloeresin semakin baik juga kualitas dari gubal tersebut.

Diolah dari berbagai sumber.


Blog, Updated at: 23:41:00