Berapa Sebenarnya Harga Daging Kerbau India?

Heboh Daging Kerbau Murah Asal India, Berapa Harganya?

Jalan pintas dilakukan pemerintah melalui instansi terkait untuk menurunkan harga daging sapi yang masih bertengger diatas Rp 100.000/kg. Hal ini sepertinya juga untuk menembus target harga daging 85 ribu per kg yang dicanangkan menjelang lebaran dan sudah meleset total, saat lebaran harga daging sapi bahkan menembus angka Rp 130.000/kg.



Jalan pintas yang dimaksud adalah impor daging murah yang berupa daging kerbau dari India. Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution mengatakan pemerintah akan mengimpor daging hingga 100 ribu ton. Adapun izin impor ini akan diberikan hingga Juni 2017. "Kita menargetkan impor daging hingga 100 ribu ton. Sebanyak 70 ribu ton hingga akhir Desember 2016, sisanya sebanyak 30 ribu ton untuk persiapan puasa dan Lebaran," ucapnya dalam rapat koordinasi di kantor Kementerian Koordinasi Perekonomian, di Jakarta.

Sedangkan permintaan daging kerbau di pasaran diklaim cukup besar baik untuk industri maupun individu. Direktur Utama Perum Bulog Djarot Kusumayakti mengatakan impor daging sapi telah masuk hingga 5.300 ton, sebanyak 1.400 ton sudah selesai diperiksa karantina, dan 1.500 ton telah lolos persyaratan sanitary and phytosanitary, serta sisanya masih di gudang menanti hasil proses verifikasi badan karantina.
“Seperti kita tahu, satu populasi kerbau terbesar adalah di India bahkan lebih dari separuh populasi kerbau itu ada di India. Atas dasar itulah Bulog memilih India sebagai negara yang mengirim daging kerbau ke Indonesia,” kata Bulog.
Dia meyakini beredarnya daging sapi akan membantu menurunkan harga daging sapi segar agar terjual dengan harga yang lebih wajar. "Mudah-mudahan masyarakat bisa memperoleh alternatif daging yang sehat sekaligus murah karena kami jual Rp 65 ribu per kilogram sampai ke konsumen, artinya kami jual ke pedagang tentu di bawah karena mereka butuh laba," jelasnya.

Halal - Haram Daging Kerbau India

Bagaimana dengan status kehalalan daging kerbau asal India? Karena seperti diketahui sebagian besar penduduk India adalah beragama Hindu dan tidak mengonsumsi daging. Pertanyaan seperti ini sangat wajar untuk dikemukakan karena salah satu syarat wajib yang harus ada pada daging kerbau India adalah harus dipotong secara Islam dan berstatus Halal mengingat mayoritas WNI adalah Muslim. Menurut Menteri BUMN Rini Soemarno, untuk memastikan kualitas kesehatan dan kehalalan daging kerbau, pemerintah telah menggandeng Majelis Ulama Indonesia (MUI). Bahkan, MUI juga langsung melihat kualitas daging di India. "Kan Bulog dapat izin untuk impor 10 ribu ton, jadi September ini akan datang semua. Waktu memang prosesnya makan waktu, kita harus dapat sertifikasi dari MUI, jadi anggota MUI sudah ke India sudah lihat sendiri bagaimana pemeliharaannya bagaimana pemotongannya. Alhamdulilah semua sudah bisa dilewati, sudah mendapatkan sertifikasi halal," jelasnya di Kantor Perum Bulog, Jakarta.

Impor Daging Kerbau Disinyalir Bisa Menghancurkan Peternak Kecil
Ketua PPSKI, Teguh mengatakan, selama pemerintah belum mampu menyediakan pekerjaan bagi masyarakat di tingkat peternak, maka jangan membuat suatu kebijakan yang justru menekan peternak.

Ketua PPSKI Teguh Boediyana mengatakan, sapi menjadi alat bangsa menuju swasembada. Jika tidak memprotect para peternak sejak sekarang supaya menghasilkan banyak sapi, maka swasembada tersebut tidak akan tercapai.

Oleh karena itu, dirinya sangat menyayangkan langkah pemerintah yang malah lebih memilih impor. Langkah ini membuat peternak merasa keberatan dengan banyaknya daging murah. Pasalnya, harga murah daging impor tersebut tidak sebanding dengan apa yang telah dikerjakannya.

"Kenapa buka daging berisiko tinggi, dengan harga murah? Kenapa enggak sekalian saja semua impor supaya lebih murah? Kita lupakan peternak dalam posisi yang tidak punya. Impor daging murah malah menghancurkan petani," tuturnya.

Impor Daging Kerbau India Hanya Menguntungkan BULOG
Impor daging kerbau asal India adalah bisnis baru yang menguntungkan Bulog. Ketua Asosiasi Pedagang Daging Indonesia (APDI) Asnawi menuturkan, tugas pemerintah pada Bulog membuat perusahaan BUMN ini mengintervensi pasar hulu hingga hilir.
"Bulog ya duduk manis saja. Ini menjadi bisnis anyar. Bisnis ini yang diuntungkan itu improtir. Siapa importirnya ya Bulog,"
Di sisi hulu, Bulog langsung membeli harga-harga daging kerbau India dengan harga tidak lebih dari Rp46.000 per kg. Dengan rincian perasional cost dan pendistribusian harga daging menjadi Rp53.000 per kg (harga di pasar).

Di hilir atau dalam memasarkan Perum Bulog menjalin kerjasama dengan Pemerintah DKI Jakarta untuk menjual daging pada para pedagang di 43 pasar.

"Teman-teman di sini beli dengan di atas Rp56.000 dan dijual tidak boleh lebih Rp65.000. Artinya hanya ada keuntungan tidak lebih Rp5.000. Bandingkan dengan keuntungan Bulog. Bisa dibayangkan jumlahnya 10.000 ton berapa keuntungannya," ujarnya dalam diskusi roundtable discussion Koran Sindo. Bertema "Segmentasi Pasar Daging Sapi Untuk Masyarakat" di A One Hotel, Jakarta, Rabu (21/9/2016).

Asnawi menambahkan, spesialnya Bulog berlanjut. Setelah izin diberikan, penunjukan BPOM dan MUI untuk sertifikasi kehalalan dan penjaminan kesehatan daging kerbau pun sudah disiapkan pemerintah. Lalu apa yang Bulog lalukan dengan impor daging kerbau ini ? "Bulog ya duduk manis saja. Ini menjadi bisnis anyar. Bisnis ini yang diuntungkan itu improtir. Siapa importirnya ya Bulog," ujarnya.

Diolah dari berbagai sumber


Blog, Updated at: 01:03:00