Demikian banyaknya herbal atau tanaman obat yang tersebar di seluruh nusantara dan lebih banyak lagi yang orang awam tidak tahu bahwa mereka adalah tanaman obat yang bermanfaat untuk mengobati berbagai macam penyakit. Salah satu tanaman obat yang jarang diketahui oleh orang awam padahal bisa untuk mengobati hepatitis dan penyakit lainnya adalah tanaman Daruju.Tanaman Daruju. Tanaman ini memiliki batang bulat silindris, agak lemas, permukaan licin, berwarna kecokelatan, berduri panjang dan runcing, Berkayu,dan bercabang. Tumbuhan daruju dikategorikan sebagai semak tahunan, memiliki batang basah, tumbuh tegak atau berbaring pada pangkalnya, tinggi 0,5-2 m, dan berumpun banyak.
Sinonim Daruju : Acanthus doloariu Blanco., Acanthus ebracteatus Val., Acanthus volubilis Wall., Dilivaria ilicifolia Nees. (Juss. ). Bahasa Jawa: daruju, Jeruju, Bahasa Mandarin China: Lao shu le. Bahasa Inggris: sea holly. Nama simplisia: Acanthi Radix (akar daruju).
Daun, akar dan biji tanaman daruju mengandung saponin, flavonoida dan polifenot, di samping itu bijinya juga mengandung alkaloida. Daruju memiliki khasiat obat, terutama pada akar yang mengandung flavone dan asam amino. Tumbuhan daruju diyakini berkhasiat sebagai antiradang (antiflogistik) dan peluruh dahak (ekspektorans). Biji berkhasiat sebagai pembersih darah.
![]() |
Daruju |
Daruju memiliki bunga majemuk berkumpul dalam bulir yang panjangnya 6-30 cm, keluar dari ujung batang, mahkota bunga berwarna ungu kebiruan. Buah buni berbentuk memanjang ± 3 cm coklat kehitaman, Buah duduk pada dasar bunga yang melebar ditambah sisa-sisa dari kelopak Biji : Bentuk ginjal, dua sampai empat, hitam, jumlahnya 2-4 buah. Akar Tunggang, putih kekuningan.
Ternyata, infus akar daruju 0,8 g/kg bb dan 1,2 g/kg bb pada kelinci yang telah diberikan parasetamol dosis toksik dapat mempercepat penurunan aktivitas enzim SGPT dan SGOT secara nyata. Namun, tidak memberikan perubahan aktivitas enzim ALP. Dosis 1,2 g/kg bb lebih cepat menurunkan SGOT dan SGPT dibanding dengan dosis 0,8 g/ kg bb. Infus akar daruju tidak memberikan efek yang nyata terhadap gangguan bendungan saluran empedu (Asmawati, FF WIDMAN, 1990).
Rebus 30-120 g akar daruju kering dan 60-120 g daging sapi tanpa lemak dalam 500 cc air dalam periuk tanah atau panci email dengan api kecil selama 6 jam, sampai airnya tersisa satu mangkuk. Jika airnya mengering sebelum 6 jam, tambahkan air panas secukupnya sambil terus direbus. Setelah dingin, saring dan air saringannya dibagi dua untuk dua kali minum, pagi dan sore hari (masing-masing 1/2 mangkuk). Setiap kali minum tambahkan madu secukupnya. Lakukan pengobatan ini setiap hari.
Iris 60 g akar daruju yang telah dikeringkan tipis-tipis. Masukkan ke dalam panci email, lalu tuang 500 cc air bersih ke dalamnya. Rebus dengan api kecil sampai airnya tersisa 100 cc. Setelah dingin, saring dan airnya dibagi dua untuk 2 kali minum, pagi dan sore hari. Setiap kali minum dapat ditambahkan madu secukupnya.
Kunyah akar kering sampai halus, lalu bubuhkan pada luka dan balut dengan kain perban. Ganti 2-3 kali sehari.
Giling empat butir biji daruju sampai menjadi bubuk. Seduh dengan air secukupnya, lalu diminum sekaligus. Lakukan setiap hari sampai sembuh.
Giling 3-5 butirbiji daruju sampai halus. Seduh dengan 1/2 cangkir air panas. Setelah dingin, minum sekaligus. Pengobatan ini dapat dilakukan selama 2-4 hari berturut-turut.