Macam-macam Metode dan Cara Test Deteksi Kebuntingan Sapi
Deteksi Kebuntingan dengan Palpasi Rektal. Setelah IB dilakukan maka perlu dilakukan test untuk mengetahui keberhasilan IB tersebut apakah sapi berhasil bunting ataukah tidak. Salah satu test atau uji kebuntingan yang umum dilakukan adalah dengan palpasi rektal biasanya dilakukan paling cepat setelah 3 bulan dari dilakukannya Inseminasi Buatan. Melakukan pemeriksaan kebuntingan secara tepat dan dini sangat penting bagi program pemulia-biakan ternak. Kesanggupan untuk menentukan kebuntingan secara tepat dan dini perlu dimiliki oleh setiap dokter hewan lapangan atau petugas pemeriksa kebuntingan.
Palpasi perektal terhadap uterus, ovarium dan pembuluh darah uterus adalah cara diagnosa kebuntingan yang paling praktis dan akurat pada sapi. Pada pemeriksaan perektal tangan dimasukkan kedalam inlet pelvis dan dengan telapak tangan yang membuka kebawah, tangan digerakkan kesamping, keatas dan ke sisi lain.
Apabila tidak ada struktur yang teraba, uterus berada di lantai pelvis, cervik atau uterus teraba di tepi pelvis pada sapi tua. Cervik yang keras dan ketat mudah dilokalisir pada lantai pelvis atau di kranialnya. Korpus, kornu uteri dan ligamentum interkornualis pada bifurcatio uteri dapat dipalpasi pada sapi yang tidak bunting atau pada kebuntingan muda. Ovarium dapat teraba dilateral dan agak cranial dari cerviknya ( Toelihere, 1985).
Berikut ini adalah tanda-tanda kebuntingan pada sapi yang diidentifikasi secara perektal:
Dapat dilakukan secara per rektum. Cara ini lebih mudah, praktis, murah dan cepat. Dapat dilakukan setelah 50-60 hari perkawinan. Dengan cara ini dapat ditentukan adanya :
Dilansir dari situs ripk78.blogspot.com, menurut Partodihardjo (1992), asam sulfat dapat digunakan untuk deteksi kebuntingan pada ternak. Ditambah Satriyo (2001), metode deteksi ini telah diterapkan untuk mendeteksi kebuntingan ternak sapi, di dalam urine sapi yang sedang bunting mengandung hormon estrogen yang dihasilkan oleh plasenta. Penggunaan asam sulfat untuk deteksi kebuntingan menjadi alternative yang murah dan mudah dilakukan, tanpa harus memiliki keterampilan khusus. Semua orang sepertinya bisa melakukan test kebuntingan sapi dengan metode ini, hanya perlu hati-hati saat menggunakan asam sulfat pekat karena sifatnya yang keras dan bisa "membakar" kulit anda.
Prinsip kerja deteksi kebuntingan menggunakan asam sulfat adalah akan membakar zat organik dalam hal ini hormone yang terdapat pada urine sapi bunting. Partodihardjo (1992), menyatakan larutan 2 ml urine ditambah 10 ml aquadest kemudian dibakar dengan 15 ml asam sulfat pekat akan menimbulkan gas fluorescence di permukaan cairan. Gas tersebut timbul karena adanya hormon esterogen di dalam urine.
Hormon esterogen diproduksi jika seekor ternak telah mengalami perkawinan dan berada pada proses kebuntingan. Ditambah oleh Illawati (2009), penggunaan volume asam sulfat pekat 0.5 ml yang lebih efektif untuk deteksi kebuntingan. Penggunaan asam sulfat pekat 0.5 ml menghasilkan warna yang berubah dari kuning muda menjadi keunguan ini menunjukan kebuntingan yang jelas.
Cara menggunakan asam sulfat (H2SO4) sebagai berikut :
Sedang Dikembangkan: Cara Deteksi Kebuntingan Dengan Sampel Air Susu Sapi
Metode mendeteksi kebuntingan ternak yang sedang dikembangkan Australia ini menggunakan sampel air susu sapi betina. Teknik pendeteksian kebuntingan pada ternak sapi dengan menggunakan sampe susu sapi ternak betina ini diklaim memiliki tingkat akurasi 98 persen. Ini merupakan teknik pertama yang diterapkan di Australia dan mampu mengetahui status ternak betina itu sedang mengandung atau tidak hanya setelah 28 hari sejak menjalani inseminasi.
Seperti dilansir dari Jpnn.com, Dokter hewan Victoria, Ian Lewis membantu mengembangkan tes kebuntingan ini dan mengatakan umumnya teknik ini akan sangat bermanfaat bagi industri susu sapi. "Metode pendeteksi kebuntingan pada ternak betina hanya dengan menggunakan sampe air susu mereka itu jauh lebih mudah, ternak sapi juga menjadi tidak terlalu stres," katanya.
"Teknik ini juga mampu menghemat banyak waktu, karena menyiapkan sapi betina untuk diperiksa kebuntingannya itu cukup repot," "Dan tidak banyak peternak susu sapi perah yang menyukai hari dimana mereka harus memeriksa ternaknya mengandung atau tidak," katanya. "Namun ternak sapi biasa diperah susunya beberapa kali dalam sehari, jadi jika kita mampu mengetahui cara yang lebih sederhana dan mudah untuk mengetahui ternak betina itu sedang bunting atau tidak hanya dari sampel susunya saja itu sangat bermanfaat,".
Deteksi Kebuntingan dengan Palpasi Rektal. Setelah IB dilakukan maka perlu dilakukan test untuk mengetahui keberhasilan IB tersebut apakah sapi berhasil bunting ataukah tidak. Salah satu test atau uji kebuntingan yang umum dilakukan adalah dengan palpasi rektal biasanya dilakukan paling cepat setelah 3 bulan dari dilakukannya Inseminasi Buatan. Melakukan pemeriksaan kebuntingan secara tepat dan dini sangat penting bagi program pemulia-biakan ternak. Kesanggupan untuk menentukan kebuntingan secara tepat dan dini perlu dimiliki oleh setiap dokter hewan lapangan atau petugas pemeriksa kebuntingan.
Palpasi perektal terhadap uterus, ovarium dan pembuluh darah uterus adalah cara diagnosa kebuntingan yang paling praktis dan akurat pada sapi. Pada pemeriksaan perektal tangan dimasukkan kedalam inlet pelvis dan dengan telapak tangan yang membuka kebawah, tangan digerakkan kesamping, keatas dan ke sisi lain.
Apabila tidak ada struktur yang teraba, uterus berada di lantai pelvis, cervik atau uterus teraba di tepi pelvis pada sapi tua. Cervik yang keras dan ketat mudah dilokalisir pada lantai pelvis atau di kranialnya. Korpus, kornu uteri dan ligamentum interkornualis pada bifurcatio uteri dapat dipalpasi pada sapi yang tidak bunting atau pada kebuntingan muda. Ovarium dapat teraba dilateral dan agak cranial dari cerviknya ( Toelihere, 1985).
Berikut ini adalah tanda-tanda kebuntingan pada sapi yang diidentifikasi secara perektal:
Tabel 1. Tanda-tanda kebuntingan pada sapi yang di PKB
Bulan
|
Keterangan
|
3
|
Kornu
sebesar bola voli, letaknya sudah sedikit tertarik ke rongga perut,
arteri uterina media jelas teraba dan terasa seperti desiran air
mengalir, teraba kotiledon sebesar kedelai, membran fetus teraba.
|
5
|
Fetus sudah masuk ke rongga abdomen
dan sulit teraba. Servik teraba seperti selang pipih, karena uterus
tertarik ke rongga perut disebabkan karena berat fetus dan volume
amnion bertambah volumenya. Plasentom teraba sebesar uang seratus
rupiah, fremitus arteria uterina media teraba mendesir dengan
pembuluh darah yang sebesar sedotan
|
6
|
Posisi fetus
sudah kembali sejajar dengan pelvis, osifikasi fetus sudah teraba
jelas, teraba adanya fremitus arteria uterina media
|
7
|
Fetus sudah teraba teracak dan mulut, teraba adanya arteria uterina media.
|
9
|
Ujung kaki depan dan moncong fetus
sangat dekat dengan rongga pelvis, pada akhir masa kebuntingan
otot-otot sekitar tulang panggul kelihatan mengendur, vulva sedikit
membengkak dan lendir banyak keluar. Teracak, mulut, ukuran fetus
semakin membesar dan fremitus arteria uterina media semakin jelas.
|
Sumber: (Toelihere, 1977)
Cara Mengetahui Tanda-tanda Kebuntingan Pada Ternak Sapi:
Bisa Menggunakan 2 metode untuk mengetahui tanda-tanda kebuntingan pada ternak sapi yaitu:
Indikasi kebuntingan secara eksternal, meliputi :
- lewat catatan/ recording
- adanya anestrus
- pembesaran abdomen sebelah kanan secara progresif
- berat badan yang meningkat
- adanya gerakan fetus
- gerakan sapi melambat
- bulunya mengkilat
- sapi menjadi lebih tenang temperamennya
- kelenjar air susu membesar secara progresif.
Dapat dilakukan secara per rektum. Cara ini lebih mudah, praktis, murah dan cepat. Dapat dilakukan setelah 50-60 hari perkawinan. Dengan cara ini dapat ditentukan adanya :
- perubahan pada kornu uteri
- adanya kantong amnion
- adanya pergelinciran selaput janin
- adanya fetus
- adanya plasentom dan fremitus
Dilansir dari situs ripk78.blogspot.com, menurut Partodihardjo (1992), asam sulfat dapat digunakan untuk deteksi kebuntingan pada ternak. Ditambah Satriyo (2001), metode deteksi ini telah diterapkan untuk mendeteksi kebuntingan ternak sapi, di dalam urine sapi yang sedang bunting mengandung hormon estrogen yang dihasilkan oleh plasenta. Penggunaan asam sulfat untuk deteksi kebuntingan menjadi alternative yang murah dan mudah dilakukan, tanpa harus memiliki keterampilan khusus. Semua orang sepertinya bisa melakukan test kebuntingan sapi dengan metode ini, hanya perlu hati-hati saat menggunakan asam sulfat pekat karena sifatnya yang keras dan bisa "membakar" kulit anda.
Prinsip kerja deteksi kebuntingan menggunakan asam sulfat adalah akan membakar zat organik dalam hal ini hormone yang terdapat pada urine sapi bunting. Partodihardjo (1992), menyatakan larutan 2 ml urine ditambah 10 ml aquadest kemudian dibakar dengan 15 ml asam sulfat pekat akan menimbulkan gas fluorescence di permukaan cairan. Gas tersebut timbul karena adanya hormon esterogen di dalam urine.
Hormon esterogen diproduksi jika seekor ternak telah mengalami perkawinan dan berada pada proses kebuntingan. Ditambah oleh Illawati (2009), penggunaan volume asam sulfat pekat 0.5 ml yang lebih efektif untuk deteksi kebuntingan. Penggunaan asam sulfat pekat 0.5 ml menghasilkan warna yang berubah dari kuning muda menjadi keunguan ini menunjukan kebuntingan yang jelas.
Cara menggunakan asam sulfat (H2SO4) sebagai berikut :
- Siapkan alat dan bahan yaitu : gelas minum kaca bening (tanpa gambar), kertas putih sebagai alas gelas dan batang pengaduk. Bahan yang digunakan; urine sapi/kambing/domba yang baru (1 – 2 cc), air aquadest steril/air mineral (10 cc) dan asam sulfat (H2SO4)/ dapat pula menggunakan air accu (accu zur) (1cc).
- Taruh gelas kaca bening diatas sehelai kertas putih.
- Tampunglah urine segar saat kencing langsung dalam wadah yang bersih. Merangsang kencing ternak sapi : siram punggung ternak dengan air dan tunggu beberapa saat. Merangsang kencing kambing/domba : bekep mulut ternak sampai meronta dan tunggu beberapa saat.
- Ambil 2 cc urine tersebut dan masukkan dalm gelas kaca bening.
- Tambahkan sebanyak 10 cc air aquadest steril/air mineral, kemudian aduk merata.
- Tambahkan cairan air aki / Asam Sulfat/H2SO4 sebanyak 1 cc.
- Aduk sampai rata dan kemudian tunggu 5- 10 menit.
Sedang Dikembangkan: Cara Deteksi Kebuntingan Dengan Sampel Air Susu Sapi
Metode mendeteksi kebuntingan ternak yang sedang dikembangkan Australia ini menggunakan sampel air susu sapi betina. Teknik pendeteksian kebuntingan pada ternak sapi dengan menggunakan sampe susu sapi ternak betina ini diklaim memiliki tingkat akurasi 98 persen. Ini merupakan teknik pertama yang diterapkan di Australia dan mampu mengetahui status ternak betina itu sedang mengandung atau tidak hanya setelah 28 hari sejak menjalani inseminasi.
Seperti dilansir dari Jpnn.com, Dokter hewan Victoria, Ian Lewis membantu mengembangkan tes kebuntingan ini dan mengatakan umumnya teknik ini akan sangat bermanfaat bagi industri susu sapi. "Metode pendeteksi kebuntingan pada ternak betina hanya dengan menggunakan sampe air susu mereka itu jauh lebih mudah, ternak sapi juga menjadi tidak terlalu stres," katanya.
"Teknik ini juga mampu menghemat banyak waktu, karena menyiapkan sapi betina untuk diperiksa kebuntingannya itu cukup repot," "Dan tidak banyak peternak susu sapi perah yang menyukai hari dimana mereka harus memeriksa ternaknya mengandung atau tidak," katanya. "Namun ternak sapi biasa diperah susunya beberapa kali dalam sehari, jadi jika kita mampu mengetahui cara yang lebih sederhana dan mudah untuk mengetahui ternak betina itu sedang bunting atau tidak hanya dari sampel susunya saja itu sangat bermanfaat,".