Jenis Virus Corona, Gejala Penyakit dan Cara Penularannya

Kenali Gejala Serangan Coronavirus dan Tips Pencegahannya Menggunakan Masker Khusus

Coronavirus sedang jadi trending topik saat ini. Wabah yang terjadi di Wuhan telah mengejutkan dunia karena cepatnya penularan dan banyaknya korban yang berjatuhan. Bahkan info yang sebenarnya tentang wabah corona di Wuhan masih tidak jelas sejak kota itu diisolasi oleh pemerintah china. Virus corona saat menyerang menunjukkan tanda dan gejala khusus yang kadang mirip flu seperti demam dan panas tinggi. Masa inkubasi virus corona sekitar 14 hari sebelum penderita merasakan gejala serangan virus corona ini.

Pernah dengar SARS, penyakit mematikan dengan tingkat infeksi tinggi yang mewabah di Tiongkok pada 2002? Atau MERS yang pada 2012 lalu juga mewabah Arab Saudi? Nah, penyakit akibat virus corona yang saat ini mewabah di Wuhan berasal dari famili yang sama dengan SARS yang mematikan di Tiongkok 18 tahun silam dan MERS pada 2012 lalu.


Jadi, Coronavirus (CoV) bukanlah spesifik nama virus tertentu melainkan nama famili besar dari virus-virus yang menyebabkan berbagai penyakit, mulai dari flu hingga penyakit-penyakit mematikan seperti SARS dan MERS. Sedangkan untuk Coronavirus yang baru-baru ini ditemukan di Wuhan belum diberi nama secara spesifik. Ia baru diberi nama Novel Coronavirus (nCoV). 

Dikutip dari situs LIPI, virus Corona memiliki satu rantai RNA sehingga kerap disebut virus RNA. Virus jenis ini bermutasi lebih cepat dibanding DNA hingga satu juta kali.

Virus Corona Paramyxovirus sempat muncul dalam mesin pencarian Google. Keduanya adalah virus yang berbeda meski sama-sama bisa menginfeksi manusia dari hewan. Penyakit yang disebabkan Paramyxovirus adalah Respiratory Syncytial Virus (RSV), Newcastle disease, dan parainfluenza.


Sampai saat ini sudah dipastikan terdapat 16 negara yang telah terjangkit virus mematikan satu ini. Selain Cina, 15 negara lainnya yang sudah dikonfirmasi terjangkit virus corona yaitu Kanada, Australia, Perancis, Jepang, Thailand, Malaysia, Nepal, Singapura, Korea Selatan, Taiwan, Vietnam, Jerman, Kamboja, Sri Lanka dan Amerika Serikat (data dari People’s Daily, China per 29 Januari 2020)

Faktor penyebaran Virus Corona diyakini kuat terjadi karena adanya kontak secara langsung dengan orang yang baru saja berkunjung di Wuhan atau Cina. Hingga saat ini, berita seputar virus Corona masih menjadi perhatian utama semua negara untuk waspada dan tetap siaga menghadapi virus corona yang belum ditemukan vaksinnya.


Virus 2019 Novel Coronavirus (2019-nCoV) yang lebih dikenal dengan nama virus Corona adalah jenis baru dari coronavirus yang menular ke manusia. Virus ini pertama kali ditemukan di kota Wuhan, Cina, pada akhir Desember 2019. Virus ini menular dengan cepat dan telah menyebar ke wilayah lain di Cina dan ke beberapa negara.

Coronavirus adalah kumpulan virus yang bisa menginfeksi sistem pernapasan. Pada banyak kasus, virus ini hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan, seperti flu. Namun, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti pneumonia, Middle-East Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

Gejala Virus Corona

Infeksi virus Corona bisa menyebabkan penderitanya mengalami gejala flu, seperti hidung berair dan meler, sakit kepala, batuk, nyeri tenggorokan, dan demam, atau gejala penyakit infeksi pernapasan berat, seperti demam tinggi, batuk berdahak bahkan berdarah, sesak napas, dan nyeri dada.

Namun, secara umum ada 3 gejala umum yang bisa menandakan seseorang terinfeksi virus Corona, yaitu:

Menurut penelitian, gejala infeksi virus Corona muncul dalam 2 hari sampai 2 minggu setelah paparan virus Corona.

Kapan harus ke dokter?

Segera ke dokter bila Anda mengalami atau menemukan gejala virus Corona pada orang lain seperti yang disebutkan di atas, terutama jika gejala muncul 2 minggu setelah kembali dari Cina atau negara lain yang positif terinfeksi. Orang yang dicurigai terinfeksi virus Corona harus segera dirujuk ke IGD rumah sakit terdekat agar mendapat penanganan yang tepat.

Penyebab Virus Corona

Infeksi virus Corona disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian besar kasus, coronavirus hanya menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu. Akan tetapi, virus ini juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti MERS, SARS, dan pneumonia.

Ada dugaan bahwa virus Corona awalnya ditularkan dari hewan ke manusia. Namun, kemudian diketahui bahwa coronavirus juga menular dari manusia ke manusia.

Seseorang dapat terinfeksi coronavirus melalui berbagai cara, yaitu:

  • Tidak sengaja menghirup percikan ludah dari bersin atau batuk penderita virus Corona.
  • Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu, setelah menyentuh benda yang terkena air liur penderita.
  • Kontak jarak dekat dengan penderita, seperti bersentuhan atau berjabat tangan.

Virus Corona dapat menginfeksi siapa saja, tetapi lebih berisiko menyerang orang tua, serta orang yang sedang sakit atau memiliki kekebalan tubuh lemah.


Masker Untuk Cegah Coronavirus

Seiring mewabahnya virus corona di beberapa negara, terutama Tiongkok, banyak masyarakat membeli masker wajah. Bahkan, harganya di sejumlah e-commerce naik tajam. Ada dua jenis masker wajah yang dinilai efektif meminimalkan penyebaran virus corona.

Keduanya yakni masker bedah dan N95. “Tetapi, respirator N95 yang paling protektif,” kata Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Vaccine Provider Amerika Serikat (AS) Dr Michael Hall dikutip dari CNET, hari ini (2/2).

Masker bedah biasanya berbentuk persegi panjang dan ada tali pengikat. Masker ini biasa dipakai oleh dokter bedah atau ketika Anda bepergian ke luar rumah.

Tujuan utama masker bedah untuk mencegah cairan bersin atau batuk orang lain masuk ke mulut atau hidung Anda. Namun, ahli virologi mengatakan bahwa masker bedah tidak dapat memblokir virus di udara memasuki tubuh Anda.

Untuk itu, Anda memerlukan respirator atau alat pelindung yang pas dipakai di wajah. Salah satu respirator yakni N95, yang dapat memblokir setidaknya 95% partikel kecil.

Ada beberapa merek yang memproduksi respirator N95 dengan berbagai ukuran. Saat membeli, Anda harus memastikan kemasannya bertuliskan ‘N95’. Sebab, ada beberapa masker yang hanya bertuliskan ‘respirator’.


Diolah dari berbagai sumber


Blog, Updated at: 18:23:00