Mengenal Bagong, Sapi Berbobot 1.2 Ton Juara Kontes Ternak Kediri


Tips Memelihara Sapi Dari Pemiliki Sapi Raksasa Dengan Berat 1,2 Ton Bernama Bagong
Bagaimana cara pemeliharaan sapi biar bisa sebesar Bagong? Haji Suntoro pemilik dan peternak yang telah memiliki sapi sejak 1984 yang memiliki sejuta pengalaman itu pun bercerita. Menurutnya, memelihara sapi hingga mencapai ukuran tersebut itu susah-susah gampang. Karena dalam hal kebutuhan makanan ternak, tentunya akan berbeda dengan sapi peliharaan jenis lain. “Kalau sapi super jumbo pakannya lebih banyak,” terangnya. Macam pakannya pun lebih banyak. Tak sekadar rumput gajah. Tak hanya itu, dari sisi kebersihan dan juga perawatan harus sangat dipertimbangkan. Ini tak lain untuk menjaga kesehatan si sapi.

Bagong adalah sapi jumbo milik Haji Suntoro. Pemenang kontes sapi kategori sapi kereman akhir persilangan hasil Inseminasi Buatan (IB) atau bisa disebut kategori Ekstrim pada Kontes Ternak di Kediri. Dalam kategori ini, sapi milik Haji Suntoro berhasil mengalahkan beberapa pesaingnya. Sapi seberat 1,23 ton miliknya itu tidak bisa tersaingi oleh lawan yang sebagian besar bobotnya kurang dari 1,2 ton. “Alhamdulillah bisa menang lagi, ini kesekian kalinya sapi saya menang dalam kontes ternak di Kabupaten Kediri ini,” ujarnya.

Pria yang berdomisili di Desa Semanding, Kecamatan Pagu itu dalam keseharian memang selalu bergelut dengan puluhan sapi peliharaannya. Setidaknya ada 35 ekor. ahkan beberapa ada yang berukuran super besar. Yang memenuhi dua kandang di belakang rumahnya. Tak ayal kalau sapi jumbo milik Haji Suntoro ini kerap diikutkan dalam perlombaan.

“Sejak pelihara sapi, saya sudah 10 kali ikut lomba, awalnya ya hanya ikut saja. Tapi setelah merasakan menang, lebih terpacu untuk ikut kontes lagi,” jelas ayah dua anak itu.

Kontes kali ini merupakan lomba kedua bagi si Bagong (sebutan sapi jumbo milik Haji Suntoro, Red). Dulu Bagong juga pernah menjadi juara 1 untuk kategori calon indukan. Sementara tahun ini menjadi juara satu untuk kategori kereman akhir. Dengan ukuran sebesar itu, rasanya sangat pantas bagi si Bagong untuk menjadi jawaranya.

Bagaimana pemeliharaan sapi biar bisa sebesar Bagong? Peternak yang telah memiliki sapi sejak 1984 yang memiliki sejuta pengalaman itu pun bercerita. Menurutnya, memelihara sapi hingga mencapai ukuran tersebut itu susah-susah gampang. Karena dalam hal kebutuhan makanan ternak, tentunya akan berbeda dengan sapi peliharaan jenis lain. “Kalau sapi super jumbo pakannya lebih banyak,” terangnya. Macam pakannya pun lebih banyak. Tak sekadar rumput gajah. Tak hanya itu, dari sisi kebersihan dan juga perawatan harus sangat dipertimbangkan. Ini tak lain untuk menjaga kesehatan si sapi.

Terutama saat menjelang kontes, biasanya pakan sapi yang akan dikonteskan lebih ditingkatkan. Haji Suntoro harus memilih hijauan pakan ternak yang berkualitas demi kualitas sapi miliknya. “Satu hari untuk pakannya saja sekitar Rp 50 ribu per sapi,” sahutnya.

Paling yang membuatnya waswas adalah kaki sapi. Diakuinya, dengan berat badan yang jumbo dan melebihi berat normal, yang dikhawatirkan kakinya tak mampu

menopang bobot sapi. “Kalau ada tanda-tanda tidak kuat awalnya dipanggilkan mantri hewan, tapi kalau sudah tidak bisa berdiri ya terpaksa dibawa ke jagal,” sambungnya.

Saat kontes kemarin, tak hanya 1 sapi yang ikut dilombakan. Ia juga mengikutkan enam ekor sapi di kategori lain. Namun yang menjadi juara hanya 3 sapi. Yang menarik, si Bagong pun sudah laku terjual. “Yang juara kategori ekstrim ini sudah laku Rp 100 juta,” tuturnya. Kontes memang mampu mendongkrak harga sapinya itu. Tak hanya si Bagong yang laku Rp 100 juta. Tapi juga sapi lainnya yang juga menang lomba sudah laku Rp 85 juta.

Suntoro memang menyukai dunia ternak sejak muda. Meski ayahnya saat itu tidak memiliki peliharaan sapi. Namun tekadnya untuk memiliki seekor sapi pun tetap sangat kuat. Akhirnya keinginannya itu terpenuhi saat dia berusia 19 tahun. Dengan ketelatenanya memelihara sapi, akhirnya sapi miliknya itu berhasil berkembang hingga sekarang. “Kuncinya adalah ketelatenan dan tidak cepat putus asa,” tegasnya.

Sumber jawapos.com


Blog, Updated at: 23:21:00