Mengenal Burung Jalak Tunggir Abu, Burung Endemik Bali Yang Semakin Langka
Penampilan burung jalak tunggir-abu memang mirip jalak putih yang sudah lebih dulu dikenal para kicaumania di Indonesia. Postur tubuhnya sedang, dengan panjang sekitar 23 cm. Bulu–bulu tubuhnya didominasi warna putih bersih, namun sayap dan ekornya hitam. Yang membedakan spesies ini dari burung jalak putih adalah bulu punggung dan penutup sayapnya yang berwarna abu-abu gelap. Karena itulah disebut burung jalak tunggir-abu.Jalak Tunggir-abu adalah jenis burung yang sebelumnya pernah dianggap sebagai subspesies dari jalak putih (Acridotheres melanopterus) ini merupakan hewan endemik Pulau Bali. Saking langkanya, populasi jalak tunggir-abu (Acridotheres tertius) ini diperkirakan hanya berkisar antara 50 – 250 ekor saja.
Dengan jumlah populasi dan sedikit dan daerah sebaran yang terbatas, pantas jika kemudian burung jalak tunggir-abu ini dimasukkan dalam status Critically Endangered (Kritis) oleh IUCN RedList.
Klasifikasi Ilmiah Jalak Tunggir-ungu: Kerajaan: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Aves; Ordo: Passeriformes; Famili: Sturnidae; Genus: Acridotheres; Spesies: Acridotheres tertius (Hartert, E, 1896).Burung jalak tunggir-abu dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Grey-rumped Myna. Nama latin burung ini adalah Acridotheres tertius (Hartert, E, 1896). Jalak tunggir-abu termasuk burung endemik Bali dari famili Sturnidae.
Burung jalak tunggir-abu (Acridotheres tertius)
Sebagian besar (190 ekor) berada di Taman Nasional Bali Barat (data tahun 2014). Selebihnya mendiami wilayah selatan Bali. Kemungkinan ada juga di Nusa Penida dan Lombok yang merupakan burung lepasan atau pengembara.Deskripsi Jalak Tunggir-abu
Burung jalak tunggir-abu atau grey-rumped myna, mirip dengan urung jalak putih (Black-winged Myna).
Tubuh salah satu burung endemik Indonesia ini berukuran sedang dan gempal dengan panjang tubuh sekitar 23 cm. Tubuhnya didominasi bulu berwarna putih. Bagian mantel berwarna abu-abu gelap, pantat berwarna abu-abu, sedang sayap dan ekor berwarna hitam. Warna abu-abu inilah yang membedakan dengan saudaranya, jalak putih.
Kakinya panjang dengan kulit berwarna kuning. Hidup secara berpasangan atau dalam kelompok kecil.
Populasi dan Konservasi
Populasi burung jalak tunggir-abu di alam liar diperkirakan hanya berkisar antara 50 hingga 250 ekor. Daerah sebarannya terbatas di pulau Bali, Indonesia. Sebagian besar mendiami Taman Nasional Bali Barat dengan populasi diperkirakan hampir 190 ekor sendiri. Sedangkan sisanya, dengan jumlah yang kecil, mendiami daerah selatan Bali. Kemungkinan juga terdapat di Nusa Penida dan Nusa Lembongan.
Populasi ini terus mengalami penurunan akibat dari perburuan liar untuk perjualbelikan sebagai hewan peliharaan.
Burung jalak tunggir-abu (Acridotheres tertius)
Berdasarkan populasi, daerah sebaran, dan laju penurunan populasi yang terus berlangsung, burung jalak tunggir-abu (Acridotheres tertius) dimasukkan dalam status konservasi Critically Endangered oleh IUCN Relist.
Burung jalak tunggir-abu (Acridotheres tertius) termasuk burung yang dilindungi di Indonesia. Namun dalam CITES belum masuk dalam Daftar Appendix.
Dengan populasi dan endemisitas, burung jalak tunggir-abu semakin langka dan semakin terancam punah. Jika tidak mendapatkan perhatian dari semua pihak, tidak menutup kemungkinan burung ini akan punah dari Indonesia.
Sumber: alamendah.org dan sumber lainnya