Burung Berkik Gunung Maluku (Scolopax rochussenii), Bersuara Mirip Belalang


Jenis Burung Berkik Gunung Maluku (Scolopax rochussenii)
Source image taenos.com

Ujud berbeda, namun suaranya terdengar hampir sama. Itulah burung berkik gunung maluku / moluccan woodcok (Scolopax rochussenii), yang kicauannya mirip suara belalang. Burung endemik yang hanya dijumpai di Pulai Bacan dan Pulau Obi, keduanya di Provinsi Maluku Utara.

Burung Berkik - gunung maluku ( scolopax rochusenii ) berukuran sekitar 33 cm. paruhnya kokoh dan panjang, berpalang pucat pada mahkota hitam dan tengkuk. daerah sebarannya di maluku. dari pulau.
Burung berkik-gunung Maluku pertama kali dicatat oleh pakar ilmu alam Jerman bernama Heinrich Bernstein, yang membawa satu specimen jantan dari Pulau Obi tahun 1862. Selama 150 tahun berikutnya, hany tujuh penampakan spesies ini yang berhasil dicatat, yaitu enam dari Pulau Obi dan satu penampakan dari Pulau Bacan, yang berada di sebelah Pulau Obi.
Nama Lokal : Berkik Gunung Maluku

Nama Bahasa Inggris : Moluccan Woodcock, Obi Woodcock

Nama Latin : (Scolopax rochussenii)

Habitat : Pulau Obi dan Pulau Bacan di Maluku Utara

Warna : Kepala atau mahkota dan juga tengkuknya berwarna hitam berpalang pucat, dari mata hingga pangkal paruh ada garis hitam, tubuh yang atas hitam dengan belang kuning kecoklatan dan memiliki paruh yang panjang dan kuat.

Panjang : Sekitar 40 cm

Berat : –

Suara : Mirip dengan belalang, hanya saja tidak panjang melainkan pendek pendek

Makanan : –

Ancaman : Penebangan dan penambangan nikel

Status : Terdaftar di IUCN dengan status Endangered B1ab(ii,iii,v) ver 3.1 ( terancam punah )


Burung berkik-gunung Maluku adalah burung endemik di Pulau Obi, dan selama penelitian di tempat ini sejumlah pakar dari Oxford University Inggris dan Louisiana State University Amerika Serikat berhasil merekam 51 kali penampakan spesies ini sepanjang dua bulan masa penelitian mereka di Maluku Utara. Hal ini merupakan sebuah kemajuan yang baik, mengingat dalam catatan sebelumnya para ahli sebelumnya hanya bertemu 10 kali sebelum ekspedisi ini dilakukan. Menurut para pakar, kondisi habitat burung berkik-gunung Maluku ini jauh lebih sehat dibanding perkiraan mereka sebelumnya.

Menurut kalkulasi para ahli, sekitar 9,500 individu berkik-gunung Maluku masih hidup di alam liar di Pulau Obi. Fenomena lain yang juga cukup menarik adalah, kendati spesies ini adalah jenis spesies yang hidup di dataran rendah namun para pakar burung yang meneliti kehidupan satwa ini melihat bahwa berkik-gunung Maluku lebih memilih hidup di dataran tinggi Pulau Obi yang terletak di bagian tengah pulau ini.

Salah satu pakar yang berupaya memotret burung ini, Eden Cottee-Jones dari Oxford University telah menginap di Pulau Obi selama dua bulan, namun kondisi alam di pulau ini memberikan tantangan yang berat bagi mereka. Apalagi tingkat kelembaban yang tinggi mempengaruhi berbagai alat fotografi yang dibawa. Burung ini pun hanya muncul sesekali sambil terbang melintas di udara di sela-sela kanopi hutan, hanya beberapa menit saat matahari terbit dan senja saat pencahayaan sangat sulit.

Sejumlah gambar perdana berkik-gunung Maluku ini akhirnya berhasil diperoleh para ahli di hari-hari terakhir penelitian mereka selama 57 hari di lapangan dengan menggunakan lensa 400 milimeter ditambah lampu kilat yang diikat dibawah lensa mereka. Gambar burung berkik-gunung Maluku ini berhasil direkam dari jarak sekitar 20 meter.


Blog, Updated at: 20:16:00