Jual Beli Sapi Secara Jogrog dan Timbang Hidup, Ini Plus Minusnya!

Tujuan seorang peternak memelihara sapi baik sebagai breeder ataupun usaha penggemukan adalah untuk dijual atau dikonversikan menjadi uang cash. Salah satu tempat yang paling banyak digunakan sebagai tempat jual beli sapi mulai dari pedet, sapi bakalan hingga sapi siap potong adalah pasar hewan.

Pasar hewan adalah komponen vital penggerak peternakan rakyat dimana berkumpul peternak, pedagang sapi, pedagang daging, blantik atau makelar sapi, ekspedisi atau angkutan sapi dan pedagang perlengkapan sapi/kandang. Milyaran rupiah omset yang beredar di pasar hewan setiap hari pasarannya.


Jual beli sapi di pasar hewan biasanya jika di pulau Jawa dilakukan dengan cara Jogrog yaitu menaksir nilai sapinya tanpa ditimbang. Apakah ini gara-gara di pasar hewan tidak tersedia timbangan sapi? Saat ini hampir semua pasar hewan sudah disediakan timbangan sapi hidup oleh dinas terkait tetapi tetap saja kebiasaan jual beli secara taksiran atau jogrog masih dilakukan dan bahkan hampir tidak ada blantik atau pedagang sapi di pasar hewan yang menjual sapinya secara ditimbang hidup.

Timbangan yang ada di pasar hewan kadang hanya digunakan oleh pembeli untuk mengecek berat sapinya apakah sesuai dengan taksiran dari blantik, hanya sebatas itu. Tidak ada transaksi jual beli per kg hidup.

Berbeda dengan di perusahaan penggemukkan sapi atau feedlot, penjualan sapi selalu dengan sistem timbang hidup dan hampir tidak ada feedlot yang menjual sapinya secara jogrok kecuali saat musim hari raya kurban dan mereka menjual sapi kurban kadang ada feedlot yang menjual sapi kurbannya secara jogrokan.

Apa sebenarnya untung - rugi sistem jual jogrog dan timbang hidup bagi pembeli dan penjual?

Diperdagangan internasional umumnya pedagang sapi menjual sapi secara timbangan, baik ditimbang secara individu maupun secara borongan misal 1 truk ditimbang sekaligus. Prinsipnya sapi dihargai berdasarkan berat hidupnya.

JUAL BELI SAPI SECARA TIMBANG HIDUP

Keuntungan dan kelebihan  penjualan secara ditimbang hidup antara lain:
  • Ada kepastian berat sapi sehingga mudah menghitung kemungkinan hasil karkas dan dagingnya
  • Pembeli tidak khawatir dengan harga kemahalan seperti jika menaksir sapi di pasar hewan karena harga sapi pasti sesuai dengan berat timbangnya.
  • Pemain baru dalam bisnis sapi tidak perlu khawatir tertipu dengan harga sapi yang kemahalan. 
  • Proses jual beli bisa berlangsung cepat karena tinggal mengalikan harga per kg dengan berat sapi yang ditimbang.
Sedangkan kelemahan dan kerugian jual beli secara timbangan antara lain:
  • Jika pedagang nakal maka sapi akan dicombor atau diconthang pakan diluar pengetahuan pembeli sebelum ditimbang
  • Sulit untuk mendapatkan keuntungan yang fantastis seperti halnya membeli sapi secara taksir karena beli secara jogrog jika taksirannya bagus dan tepat untungnya bisa sangat tinggi.
  • Jika jual beli secara borongan atau langsung ditimbang dalam 1 truk maka sapi gemuk dan kurang gemuk akan dihargai sama per kg nya dan ini tentunya merugikan pembeli.
JUAL BELI SAPI SECARA JOGROG / TAKSIRAN

Keuntungan dan Kelebihan Jual Beli Sapi Secara Jogrog:
  • Pembeli atau penjual sama-sama bisa mendapatkan keuntungan yang fantastis
Kelemahan dan Kerugian Jual beli sapi secara jogrog antara lain:
  • Pembeli dan penjual juga bisa sama-sama mengalami kerugian yang sangat besar, namun hal ini biasanya lebih banyak dialami oleh pembeli dairpada penjual sapi.
  • Sapi akan diconthang oleh pedagang agar terlihat gemuk sehingga pembeli berani menaksir tinggi harga sapi tersebut yang sebenarnya jika tidak diconthang sapinya kurang gemuk. 
  • Pemain baru akan menjadi bulan-bulanan pedagang sapi dan blantik jika membeli sapi dipasar hewan dengan cara jogrog ini. 
  • Proses jual beli bisa lama karena alotnya tawar-menawar harga sapi satu demi satu. Kecuali jika saat jual beli dipakai sistem borongan.
Demikian beberapa kelemahan dan kelebihan jual beli sapi secara jogrog dan timbang hidup, tinggal kesepakatan antara pembeli dan penjual lebih suka dengan sistem yang mana. Sebaiknya memang sistem jual beli secara jogrok bisa mulai dikurangi karena lebih banyak kelemahannya terutama bagi pembeli sapi dan tidak ada kepastian berat sapi dan hasil karkas. Dan jika mengacu pada sistem perdagangan sapi internasional memang cara jual beli dengan timbang hidup lebih bisa dipertanggungjawabkan.



Semoga bermanfaat.


Blog, Updated at: 23:10:00