Penangkal dan Obat Kanker Alami, Daun Kenikir

Terbukti! Daun Kenikir Pencegah Kanker Alami

Daun Kenikir. Sayur kenikir memang memiliki banyak kegunaan bagi manusia. Selain nikmat dikonsumsi sebagai lalapan pada pecel juga sangat bermanfaat untuk kesehatan. Manfaat kesehatan daun kenikir sangat banyak tetapi kita hanya akan membahas satu saja yaitu manfaat daun kenikir yang sudah terbukti sebagai pencegah dan obat alami kanker.

Sebagai obat herbal untuk kanker, khasiat kenikir sudah dibuktikan secara medis dan ilmiah. Berikut fakta-fakta dan bukti ampuhnya daun kenikir sebagai obat herbal untuk kanker sekaligus mencegah dan menurunkan resiko serangan kanker seperti kanker usus, kanker payudara dan jenis kanker lainnya.

Kenikir yang dikenal juga dengan nama latin Daun Cosmos caudatus mengandung saponin, flavonoid polifenol dan minyak atsiri. Akarnya mengandung hidroksieugenol dan koniferil alkohol (Fuzzati et al., 1995).
Daun kenikir (Cosmos caudatus Kunth.) banyak dikonsumsi masyarakat sebagai sayuran. Secara tradisional daun ini juga digunakan sebagai obat penambah nafsu makan, lemah lambung, penguat tulang dan pengusir serangga.

Penelitian menunjukkan daun kenikir mengandung senyawa yang memiliki daya antioksidan cukup tinggi dengan  IC50 sebesar 70 mg/L (Lotulung et al., 2001). Senyawa yang bersifat antioksidan dapat memacu proses apoptosis melalui jalur intrinsik (jalur mitokondria). Pemacuan apoptosis merupakan salah satu cara penghambatan karsinogenesis.

Abas et al., (2003) menyebutkan bahwa ekstrak metanolik daun kenikir mengandung flavonoid dan glikosida kuersetin. Senyawa flavonoid diketahui mampu menginduksi terjadinya apoptosis melalui penghambatan aktivitas DNA topoisomerase I/II, modulasi signalling pathways, penurunan ekspresi gen Bcl-2 dan Bcl-XL, peningkatan ekspresi gen Bax dan Bak, serta aktivasi endonuklease (Ren, et al. Kuersetin memiliki kemampuan menginduksi apoptosis sel kanker kolon Caco-2 dan HT-29 serta sel kanker leukemia HL-60 dengan cara menstimulasi pelepasan sitokrom c dari mitokondria (Taraphdar, 2001).

Yang sangat menakjubkan adalah kenikir terbukti mempunyai khasiat dan daya antioksidan yang sangat tinggi.  Sebuah hasil penelitian ilmiah menemukan bahwa tanaman ini mempunyai daya antioksidan ekivalen dengan daya antioksidan 2400 mg vitamin C per 100 gram bahan segar yang diteliti.

Diketahui pula bahwa tingginya daya antioksidan itu ditimbulkan oleh khasiat lebih kurang 20 senyawa kandungan, yang mayoritas adalah dari golongan proantosianidin.

Banyak peneliti meyakini, sesungguhnya data hasil penelitian ini cukup mendukung manfaat kenikir sebagai bahan pencegah gangguan kanker. Hal itu erat berkaitan dengan kerja senyawa antioksidan dalam mencegah kerusakan sel tubuh manusia yang disebabkan oleh radikal bebas yang berkeliaran di sekitar kita, yaitu antara lain dalam bentuk polusi di lingkungan kita.

Sementara itu, antioksidan adalah senyawa yang bekerja melindungi sel tubuh dari kerusakan yang ditimbulkan oleh oksigen reaktif (termasuk radikal bebas), dan menetralisir racun lain yang membahayakan sel.

Kerusakan akibat radikal bebas akan menyebabkan berbagai gangguan, termasuk penyempitan pembuluh darah arteri, alzheimer dan parkinson.

Melalui sebuah penelitian lain yang mempelajari secara lebih dalam kandungan senyawa antioksidan kenikir, ditemukan 4 senyawa kuersetin yang memang menunjukkan aktivitas antioksidan yang kuat, yang dibandingkan dengan senyawa antioksidan standar, yaitu tokoferol (vitamin E).

Pebriana et al. (2008) melakukan uji sitotoksik ekstrak metanolik daun kenikir terhadap sel kanker payudara T47D, didapat nilai IC50 sebesar 345 πg/ml. Berdasarkan hasil uji sitotoksik, ekstrak metanolik daun kenikir memiliki nilai IC50 yang relatif tinggi terhadap sel T47D. Namun, pengamatan morfologi sel setelah perlakuan menunjukkan adanya fenomena kematian sel. Sel yang mati berbentuk bulat, tampak keruh dan mengapung.

Pada pengecatan DNA terlihat adanya fluoresensi hijau terang pada kontrol sel. Warna hijau terang yang seragam pada nukleus dimiliki oleh sel hidup yang masih memiliki membran sel yang utuh (McGahon, et al., 1995). Sedangkan pada sel yang mendapat perlakuan dengan ekstrak metanolik daun kenikir menunjukkan warna yang tidak seragam yaitu warna hijau bercampur oranye yang mengindikasikan terjadinya apoptosis. Hal tersebut terjadi karena sel mulai mengalamimembran blebbing, sehingga etidium bromid mulai masuk ke dalam sel. Beberapa sel mengalami kondensasi inti yang ditunjukkan dengan adanya warna kekuningan pada nukleus. Hal ini menandakan adanya peristiwa early apoptosis(Pebriana et al., 2008).

Ekstrak metanolik daun kenikir memiliki aktivitas dalam memacu kematian sel T47D melalui mekanisme apoptosis, sehingga berpotensi untuk dikembangkan sebagai antikanker dengan target aksi spesifik. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut guna mengetahui senyawa aktif dalam ekstrak yang bertanggung jawab terhadap mekanisme pemacuan apoptosis sel T47D.

Saat ini kenikir yang mengandung artemisinin masih sebatas penelitian belum resmi digunakan sebagai cara pengobatan kanker. Untuk itu anda perlu memahami bagaimana artemisinin bisa membunuh sel kanker dengan harapan pemahaman ini bisa masuk logika anda.

Berikut ini adalah cara kerja Artemisinin:

Artemisinin akan mengikat dengan kadungan Iron dalam suatu sel sehingga menyebabkan radikal bebas yang berakibat sel menjadi mati. Nah sel kanker memiliki kadungan Iron yang tinggi sehingga artemisinin akan hanya membunuh sel dengan iron tinggi (sel kanker saja) tanpa merusak sel baik lainnya.


Dan hebatnya penemuan ini sebenarnya sudah ditemukan sejak 1997 oleh Dr Zhenxing Wei. Dengan research yang lebih dalam lagi seharusnya pengobatan dengan artemisinin ini hanya akan membunuh sel kanker tanpa merusak sel baik. Jika bisa berhasil terapi ini akan mengganti kemoterapi yang saat ini dipakai oleh para dokter di dunia.


Cara Memasak Kenikir Yang Benar

Agar nutrisi kenikir tidak rusak maka harus diperhatikan cara memasaknya. Memasak kenikir tidak boleh terlalu lama, cukup terlihat sudah layu saja langsung diangkat dari perebusan. Anda bisa langsung mengonsumsinya secara langsung dengan bumbu pecel atau dengan sambal cabe bawang.

Daftar pustaka

Abas, F., Shaari, K., Lajis, N.H., Israf, D.A., dan Kalsom, Y.U., Antioxidative and radical scavenging properties of the constituents isolated from Cosmos caudatus Kunth.,Nat. Prod. Sciences, 9(4), 245-248.

Fuzzati, N., Sutarjadi, Dyatmiko, W., Rahman, A., and Hostettmann, K., 1995, Phenylpropane derivatives from roots of Cosmos caudatus, Phytochemistry, vol. 39:2, 409-412

Lotulung, P.D.N., Minarti, dan Kardono, L.B.S., 2005, Penapisan aktivitas antibakteri, antioksidan dan toksisitas terhadap larva udang Artemia salina ekstrak tumbuhan Asteraceae, Abstrak, Pusat Penelitian Kimia LIPI.

Pebriana, RB., Wardhani, BWK., Widayanti, E., Wijayanti, NLS., Wijayanti, TR., Riyanto, S., Meiyanto, E., Pengaruh Ekstrak Metanolik Daun Kenikir (Cosmos caudatus Kunth.) Terhadap Pemacuan Apoptosis Sel Kanker Payudara, Pharmacon, Vol. 9, No. 1, Juni 2008, 21-26.

Ren, W., Qiao, Z., Wang, H., Zhu, L., Zhang, L., 2003, Flavonoids: Promising Anticancer Agents,Medicinal Research Reviews, 23 (4), 519-534

Taraphdar, Amit, K., Madhumita, Roy, dan Bhattacharya, R.K., 2001, Natural products as inducers of apoptosis : Implication for cancer therapy and prevention,Current Science, 80(11), 1391.


Blog, Updated at: 04:05:00