Faktor-faktor Penyebab Ternak Sapi dan Kambing/Domba Tiba-tiba Ambruk/Jatuh atau Downer dan Cara Mencegah dan Menanganinya
Beberapa faktor sangat berpengaruh terhadap produksi dan keberhasilan usaha pemeliharaan ternak sapi maupun ternak kambing. Faktor-faktor tersebut terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu Faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal secara mudah adalah faktor yang berasal dari sapinya sendiri sedangkan faktor eksternal lebih banyak macamnya.
Berikut ini beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar usaha pemeliharaan/peternakan bisa berhasil dengan baik:
Faktor internal
Faktor eksternal
Sesuai judul, maka yang akan dibahas kali ini adalah faktor penyebab sapi atau kambing tiba-tiba ambruk dan seringkali kita tidak tahu penyebabnya. Penyebab yang paling umum adalah karena sapi/kambing tersebut memang dalam kondisi sakit, itu yang paling mudah dideteksi. Tetapi jika ternak yang menurut kita sehat tanpa ada riwayat sakit sama sekali tiba-tiba ambruk maka hal inilah yang perlu kita waspadai.
Beberapa faktor penyebab ternak sapi dan ternak kambing tiba-tiba bisa ambruk / downer antara lain:
Disebabkan Karena Penyakit
Ini adalah faktor penyebab utama banyak ternak sapi dan kambing yang tiba-tiba ambruk karena kepayahan akibat penyakit yang menyerangnya. Mulai dari penyakit berbahaya seperti anthrak, mulut dan kuku dan mad cow, pada kondisi yang sudah parah akan mengakibatkan sapi ambruk dan bahkan berlanjut dengan kematian. Untuk jenis penyakit yang berbahaya ini umumnya peternak sudah sangat memahami resiko yang akan ditanggung jika sapi terserang penyakit ini.
Penyakit yang terlihat ringan tetapi perlu diwaspadai adalah cacingan. Mungkinkah penyakit cacingan bisa menyebabkan sapi/kambing tiba-tiba rubuh/ambruk? Sangat mungkin karena pada serangan cacingan yang parah, ternak akan mengalami diare atau mencret yang hebat sehingga ternak akan mengalami dehidrasi dan akhirnya bisa ambruk jika dehidrasi tidak segera tertangani. Cacingan yang parah juga mengakibatkan ternak lemah karena sangat kekurangan gizi meskipun pakan yang diberikan cukup secara kuantitas dan kualitas tetapi gizi pakannya hanya akan diserap oleh cacing.
Faktor Cuaca Panas (Heat Stress)
Salah satu faktor alam yang sangat signifikan mempengaruhi industri peternakan sapi adalah kemarau/panas. Kemarau panjang mengakibatkan ketersediaan hijauan yang jauh berkurang sehingga peternak terpaksa memberi pakan sapinya "asal kenyang" dan "asal makan" dengan bahan pakan seadanya. Kekurangan hijauan sebagai pakan utama sapi sangat berpengaruh terhadap daya tahan sapi terhadap panas.
Panas tinggi saat musim kemarau mengakibatkan sapi harus ekstra keras mempertahankan suhu tubuhnya agar tetap normal, salah satu yang dilakukan sapi adalah dengan "panting" atau "menggos" sebagai efek perlawanan tubuh terhadap panas. Menggos atau panting yang terus menerus dan jangka lama bisa mengakibatkan ternak kelelahan dan pada akhirnya bisa menyebabkan ternak rubuh/ambruk Seyogyanya saat cuaca terlalu panas, waspadai panting pada sapi.
Parameter yang bisa digunakan untuk melihat kejadian heat stress; frekuensi nafas melebihi 80 kali/ menit, suhu tubuh meningkat diatas 39,2 °C, menurunya asupan bahan kering (dry matter intake).
Keracunan Pakan
Faktor lain yang bisa berakibat sapi ambruk/rubuh adalah adanya keracunan pakan. Akibat keracunan pakan metabolisme sapi tidak normal. Jika keracunan dalam taraf yang akut atau parah maka kerja Jantung dan paru-paru akan sangat terganggu sehingga bisa berujung sapi menjadi ambruk/rubuh.
Contoh cara menangani sapi/kambing yang keracunan urea (karena dosis yang berlebihan) pada bahan pakannya: Berikan larutan asam cuka (asam asetat 5 %) pada ternak yang keracunan urea. Dosis untuk sapi adalah 2 - 5 liter asam cuka sedangkan dosis untuk kambing adalah 0,5 - 2 liter asam cuka. Fungsi asam cuka adalah untuk menghambat dan menonaktifkan pembentukan NH3. Setelah pemberian asam cuka dilanjutkan dengan pemberian air es dengan suhu antara 0 - 4 derajat celcius. Setelah perlakuan ini usahakan isi lambung bisa terkuras semua.
Tarung Antar Ternak
Jika pemeliharaan sapi lokal jantan dengan sistem koloni, dimana sapi dilepas dalam satu kandang mungkin dengan populasi 20 - 25 ekor per kandang tanpa diikat atau ditongar biasanya akan muncul satu atau dua ekor sapi yang dominan dan berebut untuk menjadi pimpinan dalam kandang tersebut. Perebutan "jabatan" pimpinan kandang akan dilakukan dengan pertarungan yang kadang bukan cuma mengakibatkan luka dan sakit antara dua sapi tersebut tetapi sering juga mengakibatkan sapi-sapi yang lain menjadi stress. Akibat dari tarung antar ternak sapi ini pada kondisi yang parah bisa mengakibatkan downer atau ambruk.
Sapi Ambruk Setelah Beranak
Kasus sapi ambruk yang sering terjadi pada sapi betina adalah ambruk setelah melahirkan. Hal ini umumnya diakibatkan karena kecapekan atau sapi kehabisan tenaga akibat melahirkan. Ambruknya sapi setelah melahirkan biasanya lebih dikenal dengan penyakit milk fever.
Milk Fever. Pencegahan terhadap kejadian milk fever sangat dipengaruhi oleh jumlah kalsium yang dapat diserap dan bukan pada unsur fosfor atau imbangan Ca:P. Pemberian kalsium hendaknya sekedar untuk memelihara fungsi faali (2.5 g/100 lb). Yang ideal jumlah Ca dalam pakan sehari adalah 20 gram saja. Banyak sapi yang mengalami milk fever oleh pemberian kalsium yang tinggi, tidak terganggu oleh pembatasan pemberian unsur tersebut.
Gejala Milk Fever :
Pada peternakan yang kandungan kalsium pada pakannya kurang maka perlu diberikan mineral blok sementara yang cukup kandungan kalsiumnya dalam pakan sehari-hari pemberian mineral blok yang mengandung kalsium-fosfat tidak dianjurkan untuk sapi yang buntin.
Setelah melahirkan pemberian garam kalsium harus ditingkatkan. Pemberian vitamin D2 20-30 juta IU/hari 3-8 hari pre partus mampu menurunkan kejadian milk fever. Vitamin D3 sebanyak 10 juta IU yang disuntikkan intravena sekali saja 28 hari sebelum malahirkan dapat pula menurunkan kejadian milk fever tanpa diikuti deposisi kalsium dialat-alat tubuh.
Sapi Ambruk Karena Sebab Lain
Penanganan Ternak Ambruk/Downer
Untuk mengatasi ternak yang tiba-tiba ambruk atau rubuh akan lebih mudah jika kita mengetahui apa penyebabnya terlebih dahulu. Beberapa tindakan berikut ini bisa dilakukan untuk mengatasi ternak yang ambruk/rubuh:
Metode/Cara Mencegah Heat Stress/Stress karena Cuaca Panas Pada Sapi
(Diolah dari berbagai sumber)
Silakan bagikan dan sebarkan artikel ini jika bermanfaat. Terima kasih.
Beberapa faktor sangat berpengaruh terhadap produksi dan keberhasilan usaha pemeliharaan ternak sapi maupun ternak kambing. Faktor-faktor tersebut terbagi menjadi dua kelompok besar yaitu Faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal secara mudah adalah faktor yang berasal dari sapinya sendiri sedangkan faktor eksternal lebih banyak macamnya.
Berikut ini beberapa faktor yang perlu diperhatikan agar usaha pemeliharaan/peternakan bisa berhasil dengan baik:
Faktor internal
- Umur Ternak
- Breed/Bangsa Ternak
- Sex/Jenis Kelamin Ternak
Faktor eksternal
- Pakan (Kualitas dan Kuantitas)
- Pengobatan/Penyakit
- Manajemen Kandang
- Handling/Penanganan Ternak
- Tenaga Kerja (Tenaga Kasar dan Tenaga Ahli)
- Lingkungan Sekitar (Masyarakat terdekat dengan lokasi usaha)
- Alam/Musim
Sesuai judul, maka yang akan dibahas kali ini adalah faktor penyebab sapi atau kambing tiba-tiba ambruk dan seringkali kita tidak tahu penyebabnya. Penyebab yang paling umum adalah karena sapi/kambing tersebut memang dalam kondisi sakit, itu yang paling mudah dideteksi. Tetapi jika ternak yang menurut kita sehat tanpa ada riwayat sakit sama sekali tiba-tiba ambruk maka hal inilah yang perlu kita waspadai.
Beberapa faktor penyebab ternak sapi dan ternak kambing tiba-tiba bisa ambruk / downer antara lain:
Disebabkan Karena Penyakit
Ini adalah faktor penyebab utama banyak ternak sapi dan kambing yang tiba-tiba ambruk karena kepayahan akibat penyakit yang menyerangnya. Mulai dari penyakit berbahaya seperti anthrak, mulut dan kuku dan mad cow, pada kondisi yang sudah parah akan mengakibatkan sapi ambruk dan bahkan berlanjut dengan kematian. Untuk jenis penyakit yang berbahaya ini umumnya peternak sudah sangat memahami resiko yang akan ditanggung jika sapi terserang penyakit ini.
Penyakit yang terlihat ringan tetapi perlu diwaspadai adalah cacingan. Mungkinkah penyakit cacingan bisa menyebabkan sapi/kambing tiba-tiba rubuh/ambruk? Sangat mungkin karena pada serangan cacingan yang parah, ternak akan mengalami diare atau mencret yang hebat sehingga ternak akan mengalami dehidrasi dan akhirnya bisa ambruk jika dehidrasi tidak segera tertangani. Cacingan yang parah juga mengakibatkan ternak lemah karena sangat kekurangan gizi meskipun pakan yang diberikan cukup secara kuantitas dan kualitas tetapi gizi pakannya hanya akan diserap oleh cacing.
Faktor Cuaca Panas (Heat Stress)
Salah satu faktor alam yang sangat signifikan mempengaruhi industri peternakan sapi adalah kemarau/panas. Kemarau panjang mengakibatkan ketersediaan hijauan yang jauh berkurang sehingga peternak terpaksa memberi pakan sapinya "asal kenyang" dan "asal makan" dengan bahan pakan seadanya. Kekurangan hijauan sebagai pakan utama sapi sangat berpengaruh terhadap daya tahan sapi terhadap panas.
Panas tinggi saat musim kemarau mengakibatkan sapi harus ekstra keras mempertahankan suhu tubuhnya agar tetap normal, salah satu yang dilakukan sapi adalah dengan "panting" atau "menggos" sebagai efek perlawanan tubuh terhadap panas. Menggos atau panting yang terus menerus dan jangka lama bisa mengakibatkan ternak kelelahan dan pada akhirnya bisa menyebabkan ternak rubuh/ambruk Seyogyanya saat cuaca terlalu panas, waspadai panting pada sapi.
Parameter yang bisa digunakan untuk melihat kejadian heat stress; frekuensi nafas melebihi 80 kali/ menit, suhu tubuh meningkat diatas 39,2 °C, menurunya asupan bahan kering (dry matter intake).
Keracunan Pakan
Faktor lain yang bisa berakibat sapi ambruk/rubuh adalah adanya keracunan pakan. Akibat keracunan pakan metabolisme sapi tidak normal. Jika keracunan dalam taraf yang akut atau parah maka kerja Jantung dan paru-paru akan sangat terganggu sehingga bisa berujung sapi menjadi ambruk/rubuh.
Contoh cara menangani sapi/kambing yang keracunan urea (karena dosis yang berlebihan) pada bahan pakannya: Berikan larutan asam cuka (asam asetat 5 %) pada ternak yang keracunan urea. Dosis untuk sapi adalah 2 - 5 liter asam cuka sedangkan dosis untuk kambing adalah 0,5 - 2 liter asam cuka. Fungsi asam cuka adalah untuk menghambat dan menonaktifkan pembentukan NH3. Setelah pemberian asam cuka dilanjutkan dengan pemberian air es dengan suhu antara 0 - 4 derajat celcius. Setelah perlakuan ini usahakan isi lambung bisa terkuras semua.
Tarung Antar Ternak
Jika pemeliharaan sapi lokal jantan dengan sistem koloni, dimana sapi dilepas dalam satu kandang mungkin dengan populasi 20 - 25 ekor per kandang tanpa diikat atau ditongar biasanya akan muncul satu atau dua ekor sapi yang dominan dan berebut untuk menjadi pimpinan dalam kandang tersebut. Perebutan "jabatan" pimpinan kandang akan dilakukan dengan pertarungan yang kadang bukan cuma mengakibatkan luka dan sakit antara dua sapi tersebut tetapi sering juga mengakibatkan sapi-sapi yang lain menjadi stress. Akibat dari tarung antar ternak sapi ini pada kondisi yang parah bisa mengakibatkan downer atau ambruk.
Sapi Ambruk Setelah Beranak
Kasus sapi ambruk yang sering terjadi pada sapi betina adalah ambruk setelah melahirkan. Hal ini umumnya diakibatkan karena kecapekan atau sapi kehabisan tenaga akibat melahirkan. Ambruknya sapi setelah melahirkan biasanya lebih dikenal dengan penyakit milk fever.
Milk Fever. Pencegahan terhadap kejadian milk fever sangat dipengaruhi oleh jumlah kalsium yang dapat diserap dan bukan pada unsur fosfor atau imbangan Ca:P. Pemberian kalsium hendaknya sekedar untuk memelihara fungsi faali (2.5 g/100 lb). Yang ideal jumlah Ca dalam pakan sehari adalah 20 gram saja. Banyak sapi yang mengalami milk fever oleh pemberian kalsium yang tinggi, tidak terganggu oleh pembatasan pemberian unsur tersebut.
Gejala Milk Fever :
- Perilaku sapi nampak gusar dalam waktu yang singkat, kemudian kaki belakang nampak lemah, sulit digerakkan, gerakkan rumen terhenti dan nafsu makan hilang.
- Akibat berikutnya adalah sapi menjadi lumpuh dan ambruk/rubuh. Kelumpuhan ini bisa terjadi beberapa hari sebelum ataupun sesudah melahirkan.
- Kondisi lainnya adalah sapi berbaring terus menerus dengan posisi seperti sapi yang sehat, tetapi lehernya dilipat dan kepalanya diletakkan disisi tubuhnya.
- Mengalami kesulitan saat menelan dan ludah keluar dari mulut.
- Mata sayu dan Bola mata setengah tertutup.
- Suhu badan/Temperatur tubuh menurun sampai 35 Âșc.
- Susah buang air besar / sembelit
Pada peternakan yang kandungan kalsium pada pakannya kurang maka perlu diberikan mineral blok sementara yang cukup kandungan kalsiumnya dalam pakan sehari-hari pemberian mineral blok yang mengandung kalsium-fosfat tidak dianjurkan untuk sapi yang buntin.
Setelah melahirkan pemberian garam kalsium harus ditingkatkan. Pemberian vitamin D2 20-30 juta IU/hari 3-8 hari pre partus mampu menurunkan kejadian milk fever. Vitamin D3 sebanyak 10 juta IU yang disuntikkan intravena sekali saja 28 hari sebelum malahirkan dapat pula menurunkan kejadian milk fever tanpa diikuti deposisi kalsium dialat-alat tubuh.
Sapi Ambruk Karena Sebab Lain
- Saat pengangkutan sapi terlalu penuh, melebihi kapasitas alat angkut/truk
- Saat menurunkan sapi tidak ada loading sehingga sapi harus loncat yang bisa mengakibatkan patah kaki yang berujung downer/ambruk
- Penanganan yang kasar seperti pemukulan pada daerah kaki sapi yang terlalu keras tidak mengindahkan kesejahteraan hewan (animal welfare)
- Kekurangan pakan dan minum yang parah terutama pada sapi yang dipelihara dipadang penggembalaan saat kemarau panjang dan rumput mengering/meranggas.
Penanganan Ternak Ambruk/Downer
Untuk mengatasi ternak yang tiba-tiba ambruk atau rubuh akan lebih mudah jika kita mengetahui apa penyebabnya terlebih dahulu. Beberapa tindakan berikut ini bisa dilakukan untuk mengatasi ternak yang ambruk/rubuh:
- Jika ambruk karena heat stress/cuaca panas maka jalan yang terbaik adalah dengan memindahkan sapi ke tempat yang benar-benar teduh, jika perlu dibantu dengan fan/kipas angin besar agar sirkulasi udara lebih lancar. Pencegahan ambruk saat cuaca panas adalah dengan pemberian elektrolit pada air minum secara rutin setiap hari. Pemberian hijauan diperbanyak dan pemberian konsentrat yang berenergi tinggi agak dikurangi jumlahnya.
- Jika ambruk karena keracunan pakan alternatif penanganannya adalah sapi diberi minum banyak-banyak (diconthang) untuk membersihkan rumen dan jika perlu juga diberikan obat pencahar. Usahakan semua cairan rumen bisa bersih keluar semua.
- Jika sapi ambruk karena penyakit tentunya penyakitnya harus terlebih dahulu diobati secara intensif.
- Jika sapi ambruk karena tarung, pisahkan sapi yang ambruk pada kandang karantina, periksa seluruh tubuh sapi apakah ada luka atau ada tulang patah, jika semua aman beri minum sapi dengan air plus elektrolit. Dan yang terpenting jangan mencampurkan lagi sapi tersebut jika sudah sehat dengan sapi-sapi dari kandang yang sama karena kemungkinan besar akan tarung lagi dengan yang lain.
- Sapi ambruk karena melahirkan bisa dicegah dengan pemberian pakan yang cukup kalsium terutama sebulan sebelum melahirkan.
- Jika dirasa perlu bisa diberikan cairan infus yang bisa dibeli di apotik atau toko pertanian/peternakan
- Memberikan suplemen mineral, khususnya yang mengandung mineral natrium dan kalium untuk mengganti mineral yang hilang akibat respirasi/pernapasan, pengeluaran keringat dan atau urin yang berlebih. Contohnya ialah dengan memberikan Mineral Feed Supplement-S.
- Berikan suntikan vitamin B kompleks. Memberikan suplemen vitamin dengan kandungan vitamin B kompleks untuk memaksimalkan proses metabolisme tubuh dan merangsang nafsu makan ternak sapi. Contoh produk yang dapat diberikan seperti Injeksi Vitamin B Kompleks.
- Berikan suntikan penguat otot seperti biosan/biosalamin atau merk lain
- Suntikan antibiotika jika sapi-sapi yang ambruk diketahui akibat dari infeksi penyakit
Metode/Cara Mencegah Heat Stress/Stress karena Cuaca Panas Pada Sapi
- Mengatur pemberian pakan sedemikian rupa, pemberian feed additif, dan obat-obatan
- Bentuk konstruksi atap kandang dan bahan atap diusahakan dari bahan yang tidak menyerap panas agar saat cuaca terik tetap dingin
- Saluran ventilasi udara yang benar-benar lancar
- Pemasangan pipa bawah tanah (under ground pipe)
- Bisa juga dengan alternatif penyediaan kolam untuk berendam
- Penyediaan Cooling fan
- Penyediaan instalasi Sprinkler dikombinasikan dengan fan cooling
- Timbulnya luka-luka pada kulit yang disebabkan karena infeksi yang berasal dari lantai akibat gesekan yang terus menerus karena sapi terbaring/ambruk disebut dengan istilah dekubites.
- Timbul Bloat/Kembung/Timpani. Sapi yang terbaring lama (ambruk) bisa mengakibatkan perut menjadi kembung atau timpani, karena lantai yang selalu dingin mendorong terjadinya penimbunan gas dalam perut pada penderita yang selalu berbaring.
- Komplikasi dengan kasus penyakit paru-paru/Pneumonia. Kerena terjadi regurgitasi pada waktu memamah biak disertai adanya paralisa dari laring dan faring. Sewaktu menelan makanan, sebagian makanan masuk ke dalam paru-paru dan dapat diikuti oleh pneumonia pada penderita.
(Diolah dari berbagai sumber)
Silakan bagikan dan sebarkan artikel ini jika bermanfaat. Terima kasih.