Penanaman Secara Kombinasi Antara Rumput Gajah Odot, Indigofera dan Lamtoro sebagai Alternatif Ketersediaan Hijauan Sepanjang Tahun.
Ketersediaan hijauan menjadi masalah klasik peternak sapi lokal baik skala industri maupun skala rumah tangga/perorangan. Untuk skala industri, umumnya hijauan yang digunakan mengandalkan tebon jagung. Tebon jagung membutuhkan lahan khusus yang luas untuk bisa berproduksi secara optimal dan kontinu. Ketersediaan tebon jagung juga harus bersaing dengan penyediaan jagung pipil untuk pakan ayam dan produk jagung lainnya. Saat harga jagung pipil kering mahal maka petani jagung akan lebih cenderung memanjangkan umur panen jagungnya agar bisa dijual sebagai jagung kering pipil daripada menjualnya sebagai tebon jagung untuk pakan sapi. Saat seperti itu harga tebon jagung akan terus bergerak naik bersaing dengan harga jagung pipil sehingga pada titik tertentu harga tebon sudah tidak akan ekonomis lagi sebagai pakan sapi karena harganya yang terlalu mahal.
Mengandalkan hijauan pada produk tanaman yang banyak dibutuhkan kompetitor lain (pakan ayam) seperti halnya tebon jagung mengakibatkan persaingan harga yang tidak sehat antara pengusaha yang satu dengan yang lain sehingga perlu dicarikan solusi hijauan yang memang hanya dibutuhkan oleh ternak tanpa terganggu yang lain. Solusi terbaik adalah melakukan penanaman hijauan yang bervariasi dengan pertimbangan antara hijauan yang satu dengan yang lain bisa saling melengkapi maupun menggantikan jika terjadi gagal panen. Kombinasi terbaik adalah membuat tumpang sari antara tanaman jenis legume dengan jenis rumput.
Tumpang sari antara legume dan rumput menghasilkan dua keuntungan sekaligus. Pertama ketersediaan hijauan yang kontinu sepanjang tahun karena kedua tanaman ini tidak kenal musim. Kedua kita mendapatkan sumber gizi pakan yang berbeda dan sama-sama dibutuhkan oleh ternak ruminansia. Legume secara umum adalah sumber protein yang baik/tinggi sedangkan rumput adalah sumber serat untuk terjaminnya proses pencernaan pada ternak ruminansia.
Contoh alternatif tumpang sari yang bisa diterapkan adalah antara 2 macam legume dan 1 macam rumput. Legume tersebut adalah Indigofera Sp dan Lamtoro, sedangkan untuk rumput lebih baik dipilih rumput Odot. Sedangkan pola tanamnya bisa mengikuti pola dibawah ini.
Jarak tanam antara Indigofera Sp dan Lamtoro sekitar 2 x 3 meter, sedangkan rumput odot ditanam pada lajur diantara 2 tanaman legume tersebut. Anda juga bisa membuat pola sendiri yang lebih sederhana yang penting antara legume indigofera dan Lamtoro ditanam berselang seling. Salah satu keuntungan tanaman indigofera dan lamtoro diselang-seling adalah sebagai antisipasi terjangkitnya penyakit tanaman karena lamtoro punya musuh alami yaitu kutu loncat yang bisa menghancurkan tanaman lamtoro dalam waktu singkat.
Dipilihnya pohon lamtoro bukan tanpa alasan karena kandungan Nitrogen pada bintil akar Lamtoro bisa menyuburkan tanah sekitarnya sehingga diharapkan pertumbuhan rumput odot juga akan terbantu. Lamtoro adalah tumbuhan berbentuk perdu. Meskipun diameter batang dan ketinggian tajuk lamtoro gung, bisa mendekati ukuran pohon. Kelebihan lamtoro adalah pertumbuhannya yang sangat pesat. Sama dengan albisia, dan kaliandra, lamtoro mampu menghijaukan kawasan yang gersang, hanya dalam jangka waktu sekitar lima tahun. Daun lamtoro adalah pakan ternak ruminansia, yang sangat tinggi nilai gizinya, terutama proteinnya. Buah lamtoro, bisa dipetik polong mudanya untuk lalap atau disayur. Manfaat bagi manusia, polong yang sudah tua, dipanen untuk diambil bijinya. Biji lamtoro ini lazim dimasak botok atau untuk lalap, sebagai pengganti petai. Biji yang sudah tua, biasa dijadikan tempe lamtoro. Rasa tempe lamtoro sangat khas, proteinnya tinggi, dan mengandung banyak serat yang baik untuk pencernaan.
Lamtoro dapat tumbuh di dataran rendah hingga dataran tinggi dengan iklan sedang. Pohonnya dapat tumbuh hingga 10 meter dengan akar berbintil-bintil sehingga dapat digunakan sebagai penahan erosi. Daun Lamtoro merupakan hijauan yang memiliki kandungan protein tinggi berkisar 25-32 % dari bahan kering. Meski kaya akan protein Lamtoro ternyata mengandung zat anti nutrisi yaitu mimosin, asam sianida, dan tannin. Asam amino non protein yang disebut mimosin (dapat menyebabkan keracunan), asam sianida (HCN) dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar tiroid pada ternak. Sedangkan tanin yang dapat menurunkan palatabilitas pakan dan penurunan kecernaan protein (Siregar, 1994). Jadi sangat dianjurkan untuk pemakaian daun lamtoro sebagai pakan ternak dikombinasikan dengan jenis pakan lain untuk mengurangi efek negatif dari zat antinutrisi yang terdapat pada daun lamtoro.
Pemilihan Indigofera Sp adalah sebagai sumber protein yang sangat tinggi mencapai 24% bahan kering. Indigofera sangat mudah dikembangbiakkan dengan menggunakan biji dan dapat tumbuh diberbagai daerah dengan ketinggian beraneka ragam.
Keunggulan Indigofera Sp:
Sementara itu, Pemilihan rumput gajah odot alasannya adalah karena rumput odot juga mempunyai kemampuan tumbuh yang baik dengan palatabilitas yang lebih bagus daripada rumput gajah jenis lain.
Keunggulan rumput Odot antara lain:
Kandungan Gizi Rumput Gajah Odot
Tips:
Cara Menanam Rumput Odot SILAKAN KLIK DISINI
Cara Menanam Indigofera Sp SILAKAN KLIK DISINI
Silakan sebarkan dan bagikan artikel ini jika bermanfaat. Terima kasih
Ketersediaan hijauan menjadi masalah klasik peternak sapi lokal baik skala industri maupun skala rumah tangga/perorangan. Untuk skala industri, umumnya hijauan yang digunakan mengandalkan tebon jagung. Tebon jagung membutuhkan lahan khusus yang luas untuk bisa berproduksi secara optimal dan kontinu. Ketersediaan tebon jagung juga harus bersaing dengan penyediaan jagung pipil untuk pakan ayam dan produk jagung lainnya. Saat harga jagung pipil kering mahal maka petani jagung akan lebih cenderung memanjangkan umur panen jagungnya agar bisa dijual sebagai jagung kering pipil daripada menjualnya sebagai tebon jagung untuk pakan sapi. Saat seperti itu harga tebon jagung akan terus bergerak naik bersaing dengan harga jagung pipil sehingga pada titik tertentu harga tebon sudah tidak akan ekonomis lagi sebagai pakan sapi karena harganya yang terlalu mahal.
Mengandalkan hijauan pada produk tanaman yang banyak dibutuhkan kompetitor lain (pakan ayam) seperti halnya tebon jagung mengakibatkan persaingan harga yang tidak sehat antara pengusaha yang satu dengan yang lain sehingga perlu dicarikan solusi hijauan yang memang hanya dibutuhkan oleh ternak tanpa terganggu yang lain. Solusi terbaik adalah melakukan penanaman hijauan yang bervariasi dengan pertimbangan antara hijauan yang satu dengan yang lain bisa saling melengkapi maupun menggantikan jika terjadi gagal panen. Kombinasi terbaik adalah membuat tumpang sari antara tanaman jenis legume dengan jenis rumput.
Tumpang sari antara legume dan rumput menghasilkan dua keuntungan sekaligus. Pertama ketersediaan hijauan yang kontinu sepanjang tahun karena kedua tanaman ini tidak kenal musim. Kedua kita mendapatkan sumber gizi pakan yang berbeda dan sama-sama dibutuhkan oleh ternak ruminansia. Legume secara umum adalah sumber protein yang baik/tinggi sedangkan rumput adalah sumber serat untuk terjaminnya proses pencernaan pada ternak ruminansia.
Contoh alternatif tumpang sari yang bisa diterapkan adalah antara 2 macam legume dan 1 macam rumput. Legume tersebut adalah Indigofera Sp dan Lamtoro, sedangkan untuk rumput lebih baik dipilih rumput Odot. Sedangkan pola tanamnya bisa mengikuti pola dibawah ini.
Jarak tanam antara Indigofera Sp dan Lamtoro sekitar 2 x 3 meter, sedangkan rumput odot ditanam pada lajur diantara 2 tanaman legume tersebut. Anda juga bisa membuat pola sendiri yang lebih sederhana yang penting antara legume indigofera dan Lamtoro ditanam berselang seling. Salah satu keuntungan tanaman indigofera dan lamtoro diselang-seling adalah sebagai antisipasi terjangkitnya penyakit tanaman karena lamtoro punya musuh alami yaitu kutu loncat yang bisa menghancurkan tanaman lamtoro dalam waktu singkat.
Dipilihnya pohon lamtoro bukan tanpa alasan karena kandungan Nitrogen pada bintil akar Lamtoro bisa menyuburkan tanah sekitarnya sehingga diharapkan pertumbuhan rumput odot juga akan terbantu. Lamtoro adalah tumbuhan berbentuk perdu. Meskipun diameter batang dan ketinggian tajuk lamtoro gung, bisa mendekati ukuran pohon. Kelebihan lamtoro adalah pertumbuhannya yang sangat pesat. Sama dengan albisia, dan kaliandra, lamtoro mampu menghijaukan kawasan yang gersang, hanya dalam jangka waktu sekitar lima tahun. Daun lamtoro adalah pakan ternak ruminansia, yang sangat tinggi nilai gizinya, terutama proteinnya. Buah lamtoro, bisa dipetik polong mudanya untuk lalap atau disayur. Manfaat bagi manusia, polong yang sudah tua, dipanen untuk diambil bijinya. Biji lamtoro ini lazim dimasak botok atau untuk lalap, sebagai pengganti petai. Biji yang sudah tua, biasa dijadikan tempe lamtoro. Rasa tempe lamtoro sangat khas, proteinnya tinggi, dan mengandung banyak serat yang baik untuk pencernaan.
Lamtoro dapat tumbuh di dataran rendah hingga dataran tinggi dengan iklan sedang. Pohonnya dapat tumbuh hingga 10 meter dengan akar berbintil-bintil sehingga dapat digunakan sebagai penahan erosi. Daun Lamtoro merupakan hijauan yang memiliki kandungan protein tinggi berkisar 25-32 % dari bahan kering. Meski kaya akan protein Lamtoro ternyata mengandung zat anti nutrisi yaitu mimosin, asam sianida, dan tannin. Asam amino non protein yang disebut mimosin (dapat menyebabkan keracunan), asam sianida (HCN) dapat menyebabkan pembengkakan kelenjar tiroid pada ternak. Sedangkan tanin yang dapat menurunkan palatabilitas pakan dan penurunan kecernaan protein (Siregar, 1994). Jadi sangat dianjurkan untuk pemakaian daun lamtoro sebagai pakan ternak dikombinasikan dengan jenis pakan lain untuk mengurangi efek negatif dari zat antinutrisi yang terdapat pada daun lamtoro.
Pemilihan Indigofera Sp adalah sebagai sumber protein yang sangat tinggi mencapai 24% bahan kering. Indigofera sangat mudah dikembangbiakkan dengan menggunakan biji dan dapat tumbuh diberbagai daerah dengan ketinggian beraneka ragam.
Keunggulan Indigofera Sp:
- Indigofera Sp adalah legume yang tahan terhadap kekeringan
- Mudah beradaptasi dengan berbagai jenis lahan
- Produksi relatif lebih cepat
- Pemanenan tanaman Indigofera tersebut dapat dilakukan dengan pemotongan optimum padan 0,75 sampai 1,5 meter dari permukaan tanah, tanaman yang sudah di panen/dipotong bisa dipotong kembali (Interval Pemotongan) ± 60 sampai dengan 70 hari, tergantung kelebatan tanaman. Produksi yang dapat dihasilkan oleh tanaman Indigofera adalah 7 sampai 10 ton /Ha
No
Nutrisi
Komposisi
1
Bahan Kering (BK)
21, 97 %
2
Abu
6,41 %
3
Protein Kasar (BK)
24,17 %
4
NDF
54,24 %
5
ADF
44,69 %
6
Energi Kasar
4,038 kkal/kg
Sementara itu, Pemilihan rumput gajah odot alasannya adalah karena rumput odot juga mempunyai kemampuan tumbuh yang baik dengan palatabilitas yang lebih bagus daripada rumput gajah jenis lain.
Keunggulan rumput Odot antara lain:
- Pertumbuhan lebih cepat sehingga lebih cepat panen
- Daun Lebih Lemas
- Batang rumput odot lebih pendek dan empuk daripada rumput gajah jenis lain
- Rumput Odot memiliki daun Lembut tidak berbulu
- Palatabilitas tinggi / Sangat disukai ternak ruminansia
- Mudah beradaptasi dengan kondisi lahan
- Dalam 1 rumpun terdiri dari 50 - 80 batang
- Tidak perlu perawatan khusus
- Maksimal Produksi perhektar mencapai 42 ton dengan perawatan yang intensif.
Kandungan Gizi Rumput Gajah Odot
- Kandungan lemak kasar daun 2.72%
- Kandungan lemak kasar batang 0.91
- Kadar Protein kasar daun 14.35%
- Kandungan Protein kasar batang 8.1 %
- Kecernaan/Digestibility daun 72.68%
- Kecernaan/Digestibility batang 62.56%
- Kandungan Total Protein kasar 14 %
- Indigofera Sp bisa dipanen 60 - 70 hari sekali
- Lamtoro saat umur produktif bisa dipanen 3 bulan sekali
- Rumput Odot saat umur produktif bisa dipanen 35 hari sekali.
Tips:
Cara Menanam Rumput Odot SILAKAN KLIK DISINI
Cara Menanam Indigofera Sp SILAKAN KLIK DISINI
Silakan sebarkan dan bagikan artikel ini jika bermanfaat. Terima kasih