Update Info Harga Karkas Dan Daging Sapi Terbaru Jelang 2019


Informasi Harga Karkas dan Daging Sapi di Rumah Potong Hewan Saat Ini Jelang 2019, Harga Daging Kerbau Impor Asal India dan Harga Daging Sapi Impor Asal Australia

Menjelang akhir tahun 2018 dan mengawali tahun 2019 biasanya harga daging sapi akan mengalami sedikit kenaikkan. Hal ini wajar mengingat jelang akhir tahun biasanya permintaan daging sapi cukup tinggi. Permintaan daging yang tinggi akan dipenuhi dengan daging impor maupun daging segar.

Untuk pemenuhan daging segar tentunya harus meningkatkan jumlah potong sapi di RPH. Untuk RPH area Jabodetabek secara umum sapi yang dipotong adalah jenis sapi impor brahman cross asal Australia yang sudah digemukkan beberapa bulan di perusahaan penggemukan yang tersebar di Sumatera dan Jawa.

Saat ini harga karkas sapi impor di RPH-RPH Jawa Barat seperti Bandung, Depok, Tangerang, Bogor dan juga RPH DKI berkisar antara Rp 84.000 - Rp 88.000 per kg. Harga karkas tergantung dari kualitas sapi yang dipotong.


Sementara itu harga daging sapi segar di Jabodetabek saat ini berkisar antara Rp 115.000 - Rp 120.000 per kg. Harga ini ada sedikit kenaikkan dibandingkan harga daging di bulan sebelumnya.

Untuk RPH di Jawa Timur dan Jawa Tengah, sapi yang dipotong sebagian besar adalah jenis sapi lokal seperti Limousin, simmental, PO, sapi Bali, sapi Madura dan sapi FH. Harga karkas di RPH tersebut saat ini berkisar antara Rp 85.000 - Rp 88.000 per kg untuk jenis potongan karkas standar. Untuk jenis potongan karkas 4 paha harga berkisar antara Rp 100.000 - Rp 105.000 per kg. Ada juga pemotongan tanpa triming hanya lepas kulit dengan kisaran harga karkas Rp 80.000 - Rp 82.000 per kg.

Bagaimana dengan harga daging impor?
Informasi harga daging impor asal Australia berkisar antara Rp 90.000 - Rp 100.000 per kg. Sementara harga daging kerbau impor asal India saat ini berkisar antara Rp 65.000 - Rp 80.000 per kg tergantung kualitas dan jenis item dagingnya.

Daging yang beredar di pasar kini semakin variatif sejak daging kerbau impor India masuk ke pasar. Pedagang mengaku, kini ada tiga jenis daging yang berada di pasaran yakni daging kerbau impor India, daging sapi impor Australia, dan daging lokal atau yang dipotong di dalam negeri. Lantas, bagaimana cara membedakan daging-daging tersebut?

Secara umum untuk daging impor dan lokal memiliki perbedaan. Untuk daging impor cenderung basah karena berasal dari daging beku. Sementara, daging lokal cenderung kering.

Lalu dari segi rasa juga terdapat perbedaan. Menurut dia, rasa daging lokal lebih khas juga dari segi aroma lebih menyengat. Berbeda dengan daging impor yang cenderung tawar karena dibekukan dan banyak mengandung air. Begitu juga dengan ketahanan daging. Daging impor dinilai cenderung mudah hancur apabila direbus. Lebih detail, daging impor asal Australia cenderung memiliki banyak lemak. Berbeda dengan kerbau impor India yang lebih minim lemak.

Kemudian, daging kerbau dan sapi juga memiliki perbedaan yang mendasar dari segi warna dan serat. Dia mengatakan, daging kerbau cenderung berwarna lebih gelap dan serat yang lebih kasar. Berbeda dengan daging sapi baik lokal dan impor dari Australia yang berwarna lebih muda serta serat yang halus.


Kuota Impor Daging Kerbau dan Daging Sapi 2018

Perum Bulog telah mendapatkan izin untuk mengimpor 100.000 ton daging kerbau pada tahun ini. Jumlah kuota izin impor tersebut melonjak lebih dari 81% dibandingkan total realisasi impor daging kerbau pada tahun 2017 yang hanya sebesar 55.000 ton. Izin impor tersebut diberikan dengan alasan untuk menekan harga daging sapi dalam negeri yang saat ini masih relatif tinggi di kisaran Rp 120.000 per kilogram (kg). Kepastian izin impor daging kerbau asal India itu dikatakan oleh Direktur Pengadaan Perum Bulog Andrianto Wahyu Adi, akhir pekan lalu.

Sementara itu Kementerian Perdagangan (Kemendag) tidak membatasi kuota impor daging sapi untuk kebutuhan konsumsi di Indonesia. Keran impor pun dibuka untuk mendatangkan daging sapi dari Australia, Spanyol dan Meksiko. "Tidak ada kuota, silahkan bebas mengajukan," kataDirektur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Oke Nurwan.

Tidak adanya batasan lantaran saat ini produksi dalam negeri masih belum mampu memenuhi kebutuhan daging sapi yang ada. Berdasarkan data Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, proyeksi kebutuhan nasional mencapai 662 ribu ton dengan asumsi konsumsi 2,5 kg per kapita per tahun. Sementara proyeksi produksi dalam negeri sebesar 429 ribu ton. Dengan begitu, masih ada defisit sekitar 233 ribu ton yang akan dipenuhi dari sapi eks impor sebanyak 600 ribu ekor atau setara daging sekitar 119 ribu ton, sisanya dipenuhi dari daging impor .


Blog, Updated at: 05:22:00