Fermentasi Jerami, Cara Pengawetan Jerami sekaligus meningkatkan Kualitas Gizi dan Palatabilitas Jerami
Jerami Padi. Saat panen raya padi adalah sangat lazim begitu banyak jerami padi yang terbuang percuma. Sebagian jerami memang ada yang dimanfaatkan peternak untuk tambahan pakan ternaknya tetapi sebagian besar jerami limpah panen raya padi dibakar sia-sia di sawah karena tidak ada yang mau memanfaatkannya.
Disisi lain saat musim kemarau, banyak peternak lokal yang mengeluhkan susahnya mencari hijauan pakan ternak karena sebagian besar rumput, terutama rumput lapangan sudah mengering dan meranggas. Alangkah baiknya sebenarnya saat panen raya padi, limbah padi yang berupa jerami benar-benar dimanfaatkan sebagai cadangan pakan saat menginjak musim kemarau.
Sebenarnya asal mau kreatif, peternak sapi lokal kita tidak akan kekurangan pakan ternak saat kemarau panjang (selama tidak ekstrim) karena potensi produksi jerami yang berlimpah saat musim panen sangat layak untuk bisa digunakan sebagai cadangan pakan ternak saat kemarau tiba. Hanya saja karena jeami memang memiliki kandungan nutrisi yang rendah dan hanya serat kasarnya saja yang tinggi, hijauan alternatif ini masih perlu perlakuan khusus agar nilai nutrisinya naik dan juga tingkat kecernaan serta palatabilitasnya juga naik.
Cara yang paling sederhana untuk menyimpan jerami jika kita hanya butuh serat kasarnya saja tanpa perlu perbaikan palatabilitas dan peningkatan nutrisi adalah dengan menumpuknya sedemikian rupa. Caranya tumpukan jerami diberdirikan secara bertingkat (kondisi batang berdiri) terus keatas hingga berbentuk seperti gunung atau kerucut, cara ini bisa menghambat pembusukan jerami karena kandungan air jerami akan terus keluar secara alami dan dengan bantuan sinar matahari. Cara yang lainnya adalah dengan dihampar begitu saja sampai kering kemudian ditumpuk dan di press atau diikatdan disimpan dalam gudang yang bebas dari air hujan atau tidak lembab agar terhindar dari kebusukan karena ditumbuhi jamur.
Sedangkan cara yang terbaik dalam penyimpanan jerami adalah dengan fermentasi jerami, kenapa? Karena dengan difermentasi kandungan nutrisi atau nilai gizi jerami akan meningkat, palatabilitas meningkat dan tingkat kecernaan juga meningkat. Jerami padi yang difermentasi disamping dijadikan sebagai pakan berserat atau pakan sumber serat utama untuk ternak sapi juga memiliki TDN dan palatabilitas yang lebih tinggi daripada jerami tanpa fermentasi. Pemberian jerami pada ternak sapi diberikan sebanyak 6-8 kg/ekor/hari. Sedangkan pakan konsentrat diberikan sebanyak 2 % dari berat badan. Formula ransum pakan konsentrat dapat disesuaikan dengan bahan yang ada ditempat, salah satu contoh formula ransum pakan konsentrat adalah 2 bagian dedak, 1 bagian jagung dan 1 bagian bungkil kelapa 1 bagian ampas tahu dan ditambahkan vitamin mineral sebanyak 1 kg untuk setiap 100 kg pakan konsentrat. Jadi jika berat sapi yang akan diberi pakan adalah 400 kg maka konsentrat yang diberikan adalah 400 kg x 2% sekitar 8 kg ditambah dengan 8 kg jerami fermentasi, sehingga total pakan untuk sapi tersebut adalah 16 kg/ekor/hari jika berat sapinya rata-rata 400 kg.
Panduan Pembuatan Jerami Fermentasi, Bahan-bahan dan Peralatan serta Cara-caranya
Sebagai catatan, disini kita akan coba membuat fermentasi jerami dengan bahan baku jerami sekitar 1 ton jerami kering. Untuk membuat 1 ton jerami fermentasi maka bahan lain yang dibutuhkan adalah:
Cara membuat jerami fermentasi :
Setelah 7 hari jerami tersebut baru dapat mulai diberikan pada ternak kambing sesuai dengan kebutuhan dan selama bahan tersebut belum habis setelah mengambil bahan dari tempat penyimpanan supaya ditutup kembali dengan rapat, terhindar dari genangan air, terhindar dari terik matahari dan air hujan.
Jerami Padi. Saat panen raya padi adalah sangat lazim begitu banyak jerami padi yang terbuang percuma. Sebagian jerami memang ada yang dimanfaatkan peternak untuk tambahan pakan ternaknya tetapi sebagian besar jerami limpah panen raya padi dibakar sia-sia di sawah karena tidak ada yang mau memanfaatkannya.
Disisi lain saat musim kemarau, banyak peternak lokal yang mengeluhkan susahnya mencari hijauan pakan ternak karena sebagian besar rumput, terutama rumput lapangan sudah mengering dan meranggas. Alangkah baiknya sebenarnya saat panen raya padi, limbah padi yang berupa jerami benar-benar dimanfaatkan sebagai cadangan pakan saat menginjak musim kemarau.
Sebenarnya asal mau kreatif, peternak sapi lokal kita tidak akan kekurangan pakan ternak saat kemarau panjang (selama tidak ekstrim) karena potensi produksi jerami yang berlimpah saat musim panen sangat layak untuk bisa digunakan sebagai cadangan pakan ternak saat kemarau tiba. Hanya saja karena jeami memang memiliki kandungan nutrisi yang rendah dan hanya serat kasarnya saja yang tinggi, hijauan alternatif ini masih perlu perlakuan khusus agar nilai nutrisinya naik dan juga tingkat kecernaan serta palatabilitasnya juga naik.
Cara yang paling sederhana untuk menyimpan jerami jika kita hanya butuh serat kasarnya saja tanpa perlu perbaikan palatabilitas dan peningkatan nutrisi adalah dengan menumpuknya sedemikian rupa. Caranya tumpukan jerami diberdirikan secara bertingkat (kondisi batang berdiri) terus keatas hingga berbentuk seperti gunung atau kerucut, cara ini bisa menghambat pembusukan jerami karena kandungan air jerami akan terus keluar secara alami dan dengan bantuan sinar matahari. Cara yang lainnya adalah dengan dihampar begitu saja sampai kering kemudian ditumpuk dan di press atau diikatdan disimpan dalam gudang yang bebas dari air hujan atau tidak lembab agar terhindar dari kebusukan karena ditumbuhi jamur.
Sedangkan cara yang terbaik dalam penyimpanan jerami adalah dengan fermentasi jerami, kenapa? Karena dengan difermentasi kandungan nutrisi atau nilai gizi jerami akan meningkat, palatabilitas meningkat dan tingkat kecernaan juga meningkat. Jerami padi yang difermentasi disamping dijadikan sebagai pakan berserat atau pakan sumber serat utama untuk ternak sapi juga memiliki TDN dan palatabilitas yang lebih tinggi daripada jerami tanpa fermentasi. Pemberian jerami pada ternak sapi diberikan sebanyak 6-8 kg/ekor/hari. Sedangkan pakan konsentrat diberikan sebanyak 2 % dari berat badan. Formula ransum pakan konsentrat dapat disesuaikan dengan bahan yang ada ditempat, salah satu contoh formula ransum pakan konsentrat adalah 2 bagian dedak, 1 bagian jagung dan 1 bagian bungkil kelapa 1 bagian ampas tahu dan ditambahkan vitamin mineral sebanyak 1 kg untuk setiap 100 kg pakan konsentrat. Jadi jika berat sapi yang akan diberi pakan adalah 400 kg maka konsentrat yang diberikan adalah 400 kg x 2% sekitar 8 kg ditambah dengan 8 kg jerami fermentasi, sehingga total pakan untuk sapi tersebut adalah 16 kg/ekor/hari jika berat sapinya rata-rata 400 kg.
Panduan Pembuatan Jerami Fermentasi, Bahan-bahan dan Peralatan serta Cara-caranya
Sebagai catatan, disini kita akan coba membuat fermentasi jerami dengan bahan baku jerami sekitar 1 ton jerami kering. Untuk membuat 1 ton jerami fermentasi maka bahan lain yang dibutuhkan adalah:
- 25 Lt Molases/Gula pasir yg dilarutkan
- Probiotik / EM4 Secukupnya (Dosis 4-5 liter untuk setiap 1 ton jerami padi)
- Air untuk melarutkan probiotik dan molases
- Terpal/Plastik
- Alat pemotong sabit atau sejenisnya atau bisa menggunakan mesin pencacah jerami
- Ember atau timba, gembor, terpal plastik atau karung plastik
Cara membuat jerami fermentasi :
- Terlebih dahulu jerami kering dipotong-potong dengan ukuran sekitar 20 - 25 cm
- Larutkan bahan diatas tadi menjadi satu sesuai dengan perbandingannya,lalu siapkan terpal plastik untuk alas mencampur antara jerami dengan campuran probiotik/Em4, Molase dan air.
- Jerami padi yang sudah dipotong ditaruh di atas terpal sedikit demi sedikit sambil disiram larutan air tetes dan starbio/EM4 sesuai perbandingan di atas sampai merata dan jerami kelihatan basah.
- Setelah jarami benar-benar telah disiram rata dengan larutan tersebut, jerami ditutup ke dalam Terpal/Plastik/Gelaran sedikit demi sedikit sambil dimampatkan/diinjak-injak supaya padat.
- Setelah mampat (padat) silo ditutup hingga rapat betul
Setelah 7 hari jerami tersebut baru dapat mulai diberikan pada ternak kambing sesuai dengan kebutuhan dan selama bahan tersebut belum habis setelah mengambil bahan dari tempat penyimpanan supaya ditutup kembali dengan rapat, terhindar dari genangan air, terhindar dari terik matahari dan air hujan.